x

Iklan

Muhammad Itsbatun Najih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Melampaui Capaian Sekadar Hidup Sehat

Buku ini mewedarkan tujuan apa yang hendak dicapai setelah tubuh sehat. Buku ini menghimpun pemerolehan sehat lahir batin dengan konsep spiritualisme

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Data buku:

Judul: Rahasia Awet Muda: Rahasia Kesehatan Holistik

Penulis: Zainah Moktar

Penerbit: Rosdakarya, Bandung

Cetakan: Januari, 2018

Tebal: 242 halaman

ISBN: 978-602-446-275-1

 

 

            Zainah Moktar, praktisi kesehatan asal Malaysia ini, membabar sudut pandang lain perihal meraih hidup sehat lahir-batin. Ia menganjurkan supaya kita menghayati kesehatan. Menghayati dalam artian berkontemplasi. Buku tebal ini tidak merekomendasikan cara-cara praktis nan kilat untuk berpunya tubuh ideal, kesehatan prima, dan wajah berbinar. Zainah lebih merekomendasikan untuk bersikap reflektif tentang arti kehidupan dan narasi holistic tentang penciptaan manusia.

            Kesadaran terhadap hakikat penciptaan beserta permenungan akan kematian yang pasti dijalani saban yang bernyawa, kiranya bakal berdampak besar pada pola pikir. Eksistensi manusia di Bumi yang menuntutnya senantiasa menibakan capaian karya gemilang dan berbuat kebaikan. Karena hal tersebut baru bisa dilakukan secara maksimal kala kondisi badan fit, maka manusia akan berusaha optimal untuk menjaga kesehatan; yang kemudian berimbas urusan menjaga pola makan dan pola tidur. Apabila kesadaran semacam itu diterapkan, mestinya kita tidak akan mengalami banyak masalah kesehatan (hlm: 220).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Perihal menghadapi stres yang bisa mengakibatkan datangnya penyakit, Zainah menyodorkan arti penting sikap tawakal; semacam kepasrahan kepada Tuhan. Konsepsi tawakal adalah seperti membagi-bagikan beban besar yang kita panggul kepada orang lain. Respons positif terhadap pelbagai masalah kehidupan sebagai ujian-Nya dan karena itu pasti mengandung banyak hikmah, akan membuat kerja sistem limbik menjadi ringan (hlm: 46).

            Kesadaran bahwa manusia sekadar berikhtiar optimal, sementara domain hasil diserahkan kepada Tuhan, menyebabkan manusia tidak perlu “ngoyo”. Ke-ngoyo-an hidup serba harus tersebut kerap mencirikan dengan memforsir tubuh yang bisa berakibat pikiran suntuk dan lekas sakit. Buku ini berkesimpulan implisit: hidup sehat itu mudah dan murah. Manusialah yang membikinnya rumit dan mahal. 

            Kemenarikan buku ini tampak dengan dimasukkannya anasir-anasir ritus keagamaan yang berkelindan dengan pencapaian hidup sehat. Membaca Alquran misalnya, diakui dapat menghasilkan “tenaga positif” yang diperlukan untuk kesehatan lahiriah. Membaca Alquran dengan tartil berimbas pada paru-paru yang makin terlatih terutama saat mendengungkan huruf “alif”, “wau”, dan “ya” (hlm: 162). Dengan kata lain, mengaji mampu memperbaiki sistem pernapasan. 

            Sebagai suri tauladan, Nabi Muhammad Saw, tidak sekadar dicukupkan sebagai tamsil kehidupan babakan akhlak. Bahkan, mestinya termasuk urusan menjaga kesehatan. Metode praktis hidup sehat ala Nabi Saw perlu kita tiru. Seperti uraian Nabi Saw dalam struktur kesehatan lambung terbagi tiga: sepertiga untuk makan, sepertiga jatah minum (cairan), dan sisanya merupakan ruang bagi udara. Di kesempatan lain, Nabi Saw memberikan tips hidup sehat, yakni: makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Pola konsumsi ala Nabi Saw terbukti membuat tubuh prima, tidak gampang sakit. Dengan berpunya tubuh sehat, aneka ritus ibadah bisa ditunaikan optimal.

            Kelindan kesehatan dan ritus agama bisa dilihat dan dirasakan lebih nyata pada ibadah salat. Pada term ini, Zainah mencoba memandang salat lebih mendalam. Tak sekadar murni sebagai sebuah ibadah yang berbekas pada kesehatan rohani. Melainkan juga berdampak besar bagi kesehatan ragawi. Secara sepintas, aneka gerak salat mirip gerak senam. Dalam bahasa penulis buku, salat mempunyai unsur senam yang berpengaruh terhadap komposisi tubuh, denyut jantung, kesehatan pinggang, fungsi autonomotik dan otak, serta dapat memulihkan disfungsi ereksi.

            Walhasil, seorang muslim taat dengan menjalankan setidaknya kewajiban ibadah salat fardu lima kali, mengandaikan kondisi tubuh benar-benar sehat; baik ragawi maupun rohani. Buku yang dibubuhi aneka Hadis dan kutipan teks Alquran sebagai pendukung argumentasi menggapai kesehatan holistik ini menujukan hal utama agar kesehatan merupakan aset untuk benar-benar dimanfaatkan optimal; tak lain tak bukan untuk beribadah. Tentu saja, beribadah di sini terartikan luas. Mencari nafkah, menuntut ilmu, dan aktivitas lain selama diniatkan mendekatkan diri kepada Allah Swt, hal ini teranggap ibadah. Bukan untuk berfoya-foya mensia-siakan umur yang terus berkurang dan raga yang kian melemah.      

Ikuti tulisan menarik Muhammad Itsbatun Najih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler