x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gempa danTsunami, Azab Allah?

Peringatan Alqur'an atas malapetaka

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap, katon lir kincanging alis, risang maweh gandrung, sabarang kadulu wukir, moyag-mayig saking tyas baliwur ong.

Itulah sebagian lirik suluk  Jawa yang sering dibawakan oleh Ki Dalang jika ada pementasan Wayang. Suluk Jowo itu jika diartikan dengan coro Ngindonesia kira kira begini;

“Bumi berguncang, langit berkilat, terlihat seperti orang yang cinta melihat segala kehormatan dan keindahan dunia, gunung pun berantakan.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak ada yang tahu siapa pengarang suluk itu,  tapi yang jelas suluk itu telah menggambarkan tentang suatu keadaan di dunia yang disebut bencana yakni guncangan bumi dan letusan gunung. 

Penggambaran seperti ini, sebetulnya sudah ada jauh sebelum suluk itu muncul. Alqur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab suci umat islam sudah menggambarkan bahwa  suatu saat dunia akan hancur lebur.

Alqur’an  mengabarkan kepada kita tentang hal ini  terhimpun dalam satu Surat Al-zalzalah yang artinya begini “

“Apabila bumi digoncangkan hingga gempar (goncangan yang dahsyat),”

“serta bumi mengeluarkan hal-hal berat yang terpendam (yang dikandung)nya,”

dan manusia mengatakan:

 “ada apa dengan bumi (menjadi begini)?”,

“pada hari itu bumi menceritakan riwayatnya (beritanya),”

 “karena sungguh Tuhanmulah yang memerintahkan (yang sedemikian itu) kepada ia (bumi).”

 “Pada hari itu manusia ke bermunculan dari dalam kuburnya dan dalam keadaan berkelompok-kelompok, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) dari berbagai amal pekerjaan mereka,”

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seukuran berat biji dzarrahpun, maka kelak orang itu akan mendapati (balasan)nya.”

“Sedangkan barangsiapa yang melakukan kejahatan seukuran besar biji dzarrahpun, maka kelak orang itu akan melihat (balasan)nya tersebut.”

Surat ini, ditafsirkan sebagai gambaran tentang suatu peristiwa yang disebut hari kiamat yang diyakni dan menjadi rukun Iman bagi umat islam. Hari kiamat itu   diawali dengan adanya getaran dan goncangan bumi yang sangat luar biasa. Pada ayat yang lain Allah menjelaskan; ”Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu yang beterbangan (Al-waqiah ayat 3-6). Setelah itu Allah menjelaskan “diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur . Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat (Q.S. al-Ha-qqah 14–15).

Selain gambaran tentang akan terjadinya kiamat dengan tanda tanda seperti diatas, Al-qur'an juga  menjelaskan tentang terjadinya malapetaka  sebagai azab terhadap umat manusia dari Allah.

Tiga contoh dapat di kemukakan disini yakni;

Pertama; Azab yang ditimpakan kepada  Qorun

Qarun  hidup pada zaman Nabi Musa. Kehidupan Qarun bisa dibilang orang yang miskin. Ditengah kehidupannya yang miskin itu, Qorun sangat rajin ber-ibadah. Nabi Musapun kagum melihatnya. Suatu hari Qorun minta di do’akan oleh nabi Musa agar bisa diberikan hidup berkecukupan dengan janji jika sudah menjadi orang kaya, akan menambah ketaannya kepada Allah. Nabi Musa ahirnya berdo’a kepada Allah, dan memberikan ilmu  sehingga Qorun mempunyai keahlian dalam mengolah emas. Sejak itulah Qorun menjadi orang yang maha kaya.

Setelah menjadi orang yang kaya raya, Qorun berubah tabiat, lupa ibadah dan menjadi orang kikir. Sombongnya mulai keluar, ketika disuruh untuk memberikan sebagian rizkinya kepada orang lain, Qorun bilang, bahwa rizki yang diperolehnya hasil jerih payahnya sendiri. Qorun bilang "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku" ( Al-Qashash . 78).

Sikap sombong dan kikir inilah yang kemudian mendapat azab dari Allah, seketika Qorun dan hartanya ditenggelamkan ke dalam bumi oleh Allah.  Maka kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela dirinya”, demikian dijelaskan Allah dalam Alqur’an Surat Al-Qashas 81.

Kedua; Azab terhadap kaum Nabi Nuh.

Dalam sejarah umat manusia, kaum nabi nuh ini adalah kaum yang paling zalim dan paling durhaka dibanding kaum sebelumnya (S.Al-Najm 52). Ditafsirkan bahwa kaum nabi Nuh sama sekali tidak mau beriman kepada Allah sebagaimana ajakan nabi Nuh, disamping itu merekapun menyakiti dan memukuli nabi Nuh.

Atas perlakuan kaumnya ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh beserta orang orang yang beriman untuk membuat perahu (kapal) karena Allah akan menimpakan azab kepada mereka (S, Hud.40). Azab itupun ahirnya tiba, kaum nabi nuh di tenggelamkan oleh adanya air bah (banjir) yang maha dahsyat, sementara Nabi Nuh dan pengikutnya selamat setelah menaiki perahu (S.Al-qomar 11-16)

Ketiga; Azab terhadap kaum Nabi Luth.

Bisa jadi, kisah kaum nabi Luth ini adalah awal mula dari sejarah peradaban manusia dengan perilaku yang menyimpang. Di ceritakan bahwa kaum nabi Luth adalah kaum yang mempunyai perilaku sexual yang menyimpang yakni melakukan hubungan sesama jenis. Hampir semua kaum laki laki berhubungan dengan laki-laki dan menyianyiakan istri mereka. Nabi Luth memperingatkan agar perilaku itu disudahi dan segera ber-iman kepada Allah.

Peringatan Nabi Luth itu justru ditanggapi dengan ancaman pengusiran terhadap nabi Luth, bahkan kamun nabi luth memberikan tantangan agar didatangkan azab jika memang nabi luth adalah orang yang benar.

Kisah ini banyak terangkum dalam Alqu’an dan bisa dilihat dari beberapa ayat Alqur,an seperti dibawah ini;  

Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu. Kalian adalah orang-orang yang melampaui batas”. Mereka menjawab, “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, kami akan benar-benar mengusirmu”. Luth berkata, “Sesungguhnya aku sangat benci pada perbuatanmu”( Asy-syu,aro 160-168).

Adapun tantangan kaum  Luth bisa dilihat dalam ayat berikut ini;

Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang yang benar. (Al ankabut 29).

Sedangkan nabi Luth kemudian berdo’a.

“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari akibat perbuatan yang mereka kerjakan” (Asy-syu,aro 169).

Doa nabi Luth kemudian dikabulkan,  Allah memerintahkan kepada nabi Luth melalui malaikat untuk segera meninggalkan kaumnya seperti dalam firmannya;

Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh, bukankah subuh itu sudah dekat ?”

 Azab itupun datang, negeri kaum luth dibinasakan termasuk istri nabi Luth yang ingkar, tempat tinggal mereka di hancurkan dan dijungkir balikkan, dan dihujani dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi- tubi , sedangkan kaum nabi Luth yang ikut perintah Allah, diselamatkan oleh Allah (S.Hud. 82-83, asyuaro 170- 173)

Demikian kisah tentang bumi gonjang ganjing yang ada dalam Alqu’an. Tiga contoh  diatas, menggambarkan kepada kita bahwa azab terhadap manusia yang ingkar terhadap Allah sudah terjadi sejak zaman nabi berupa, Pertama;  adanya pergeseran bumi yang menenggelamkan harta benda milik Qorun karena kesombongannya mengingkari kuasa Allah. Kedua; Adanya banjir bah (Tsunami) seperti yang di timpakan azabnya kepada kaum Nuh yang tidak mau beriman kepada Allah dan berlaku paling zalim dan paling durhaka di banding kaum sebelumnya. Ketiga ; Adanya gempa bumi yang maha dahsyat sebagai azab Allah terhadap kaum luth yang perperilaku menyimpang  atau dalam Bahasa sekarang disebut LGBT.

Malapetaka seperti digambarkan diatas, seiring dengan perjalanan sejarah umat manusia di dunia, ternyata Gempa Bumi, Air bah (Tsunami) datang  bertubi tubi melanda di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.

Yang masih dalam penanganan di Indonesia saat ini adalah Gempa Bumi di NTB dan Sulteng. Bahkan khusus untuk malapetaka Sulteng yang menimpa Donggala, Palu dan Sigi, ini menjadi luar biasa karena tiga peristiwa sekaligus terjadi secara bersamaan yakni Gempa Bumi, Tsunami dan tenggelamnya beberapa rumah atau adanya Likuifaksi atau berubahnya tanah menjadi seperti cair sehingga menenggelamkan benda-benda di atasnya.

Lantas bagaimana kita (hususnya umat Islam) menyikapi peristiwa ini, apakah malapetaka yang ahir ahir ini  terjadi di Indonesia merupakan azab dari Allah?. Sebagai sesama umat yang hidup dalam satu negara  yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa ,  kiranya kita tidak usah menjutifikasi yang demikian, rasanya akan lebih bijak jika semua ini di kembalikan kepada Allah, hanya Allah-lah yang tau di balik peristiwa ini, La haula wala quwata illa billah (awas salah baca).

Namun sebagai orang yang meng-imani akan kekuasaan Allah, sebaiknya kita harus menjadikan peristwa ini sebagai peringatan dan pelajaran agar kita selalu waspada, kita harus tetap ber-iman kepada Allah, tidak berlaku sombong kepada Allah dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah sesuai dengan ayat Alqur’an yang menyertai ayat ayat  adanya azab Allah yakni;

 “dan sesungguhnya telah kami mudahkan alqur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran itu? (Al qomar17}.  “Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman, dan sungguh Tuhanmu , dialah yang maha perkasa, maha penyayang.(Asy-syuaro  174-175)

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler