Kaum perempuan memang suka belanja. Inilah kodratnya yang tidak dimiliki kaum lelaki. Emak emak gemar sekali ke pasar tradisional dibanding mall atau mart mart. Pasalnya di pasar tradisional mereka bisa tawar menawar. Mungkin itulah salah satu kenikmatan berbelanja yang dirasakan juga oleh para penjual.
Sebenarnya tidak menjadi masalah belanja harian asalkan sudah tersedia dana dari suami. Sang suami sejatinya tidak peduli apa saja yang dibeli istri. Bagi mereka yang penting tersedia makanan diatas meja untuk keluarga terutama anak anak. Demikian juga untuk kebutuhan membayar listrik, air dan keperluan lain keluarga diserahkan semua kepada emak emak.
Dalam kondisi normal aman aman saja. Namun ketika harga kebutuhan pokok di pasar mulai bergerak naik maka emak emak mulai laporan kepada suami. " pak tambah uang belanja" Suami garuk garuk kepala dari mana lagi duit didapat bersebab semua penghasilan sudah diserahkan semua ke sang istri. " Buk dihemat saja ya, gaji bapak belum naik"
Terpaksalah emak emak tarik urat leher dengan pedagang. Ngomel kesana kemari ribut soal pedagang menaikkan harga beras, gula, dan cabe. Pedagang agar repot juga menghadapi emak emak rewel, namun dari pada rugi , ya terima saja resiko. Paling paling emak emak mengorbankan sedikit alokasi beli alat kecantikan sementara menunggu gaji suami di naikkan pak Boss.
Bapak bapak dihari ahad atau libur nasional kadang kadang suka juga menemai istri belanja. Nah ini sekali kali belanja khusus datang ke maal bersebab ada bonus atau gebetan rezeki. Sang suami berlagak menggandeng tangan istri. Bukan sekedar menggandeng namun lebih kepada menggenggam. Orang melihat pasangan ini romantis sekali pake gandengan tangan segala sambil berjalan santai di lorong lorong pertokoan.
Suami ini cerdas, dia terpaksa menggunakan jurus gandeng tangan dengan maksud agar istri tercinta jangan terlalu banyak belanja. Kata orang modern ini namanya cara untuk menahan nafsu belanja yang disebut dengan istilah economic. Istri tidak sadar bahwa dia sedang dipasung, dalam pikirannya tumben banget suami gua pake gandeng tangan, tidak biasanya begini.
Demikianlah kehidupan rumah tangga, selalu saja ditemui pernak pernik menarik untuk dibahas. Ujung ujungnya suami istri harus kompak menjalankan bahtera rumah tangga bersebab permasalahan ekonomi. Gangguan keseharian ketika penghasilan tidak kunjung bertambah sementara kebutuhan sehari hari tidak bisa dikendalikan karena harga barang terus naik.
Point yang ingin disampaikan disini adalah terkait pepatah nenek moyang. Besar pasak dari tiang. Itulah yang patut dihindari, jangan sampai bergaya hidup mewah sedangkan penghasilan pas pas an. Jangan pula berhutang untuk gensi. Semua perilaku ekonomi buruk begini pasti menggoyangkan bahtera kehidupan rumah tangga. Hidup sederhana saja, kerja yang baik, Insha Allah dari rezeki halalan thoyiban akan mendapatkan kebahagiaan yang mensejahterakan keluarga. Amin
Salamsalaman
TD
Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.