x

Iklan

Yudel Neno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Catatan Perdamaian Dari Gubernur NTT

Si Vis Pacem Para Bellum ; Jika anda menginginkan perdamaian, bersiap-siaplah untuk perang. Perangi ego dirimu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

**Fr. Yudel Neno, S.Fil.**

*Alumnus Fakultas Filsafat Unwira Kupang

 

             Merupakan suatu kebanggaan besar bagi saya bersama tiga rekan lainnya (Fr. Aditya Arum, Fr. Hermin Eko dan Fr. Aldi Wungo), ketika diundang untuk mengikuti Sekolah Perdamaian II  yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pascasarjana Universitas Kristen Artha Wacana-Kupang (UKAW). Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari (18-19/10/18).

             Mengawali kegiatan ini, bertempat di aula UKAW, hadir Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Dalam sambutan sekaligus membuka rangkaian kegiatan hari ini, Gubernur NTT menyampaikan beberapa poin penting.

             Untuk diketahui, rangkaian kegiatan hari ini (Kamis, 18/10/18) adalah para peserta Sekolah Perdamaian  II akan mengadakan perjalanan ke  Boti mengunjungi situs budaya dan mengunjungi beberapa situs religius di Kota Soe nanti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Saat melepas Rombongan Sekolah Perdamaian II, dengan tema : Berbeda Tetapi Bisa Hidup Bersama Dengan Damai, Kamis, 18/10/18 di Aula UKAW Kupang, Pak Gubernur menandaskan beberapa poin penting.

             Menarik untuk kita refleksikan khususnya para pemuka agama, para pegiat dialog antar umat beragama dan generasi muda.

 

Yang Pertama; Si vis Pacem Para Bellum

             Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah untuk berperang. Gubernur NTT menandaskan bahwa yang dimaksudkan dengan perang adalah perangi dirimu sendiri, yakni egomu dan kemudian keluarlah  untuk memandang  bahwa masih ada sesamamu yang lain. Karena itu menghargai sesama selalu berarti memuliakan Tuhanmu. 

 

Yang Kedua; Iman adalah Bukti dari segala yang tidak Terlihat

             Gubernur merefleksikan pernyataan iman dari Santo Paulus, iman adalah bukti dari segala yang tidak terlihat dan dasar dari segala harapan. Selanjutnya mantan anggota DPR RI ini melanjutkan bahwa sesungguhnya iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong, iman yang mati, sebagaimana Rasul Yakobus mengajarkan pengajaran iman kepada kita.

 

Yang Ketiga, Perbedaan adalah Harta Kekayaan

             Gubernur NTT menandaskan bahwa perbedaan adalah harta kekayaan yang tidak bisa kita tukarkan dengan apapun di bangsa bercorak multikultural ini. Dalam segala perbedaan ini, kita perlu kritik. Di sini, kritik selama membangun, itu adalah obat mujarab. Bagi saya, saya suka diberi kritik daripada pujian karena itu saya sangat berhati-hati untuk menerima pujian.

 

Yang keempat; Karakter Yesus sebagai Model Karakter bagi Pelayanan Kita

             Gubernur NTT menandaskan bahwa karakter Yesus yang rela melayani sesama perlu kita hayati sebagai model karakter pelayanan kita terhadap umat manusia. Semua ini berjalan dalam terang Hukum Cinta Kasih yakni Kasih akan Allah dan kasih akan sesama. Kasih akan sesama dan kasih akan Allah adalah satu.

             Kalau tidak mencintai sesama maka sebenarnya Hukum Tuhan  tidak jalan, dan ketika hukum Tuhan  tidak jalan sebenarnya kita  sementara bergerak tidak dalam jalur perdamaian. Ketika bukan damai yang kita galakkan maka kita akan jatuh dalam pertikaian. Di sini, pertikaian adalah racun bagi perdamaian. Hanya dengan perdamaian kita dapat saling menerima satu sama lain.

 

Yang kelima; Iman tanpa Perbuatan adalah Mati

             Gubernur NTT menandaskan bahwa pada hari ini (18/10/18); perjalanan ke Boti adalah sebuah perjalanan keimanan.  Ketahanan iman akan teruji melalui jalan yang lama dan berkelok-kelok. Kedamaian akan tercipta setalah anda sekalian melewati liku-liku hidup. Si Vis Pacem Para Bellum.

 

Yang keenam ; Perjalanan Hari ini adalah Perjalanan Karya Ilmiah

             Sebagai Gubernur NTT,  saya menantang anda sekalian, kaum intelektual untuk menuliskan secara ilmiah perjalananmu ke Boti hari ini. Perjalanan ini harus dikaryailmiahkan.  Saya mau baca,"pungkasnya.

 

Yang ketujuh ; Tepat Waktu

             Gubernur NTT menandaskan tentang pentingnya tepat waktu. Tidak ada satu manusia pun di dunia ini, sekaya apapun dia, bisa beli waktu. Kita tidak bisa ke toko untuk membeli waktu yang tertinggal kemarin. Karena itu pergunakanlah waktu hari ini dalam perjalanan ke Boti.

 

Yang kedelapan; Manusia dengan Kemampuan Jamak

             Anda sekalian adalah manusia hippocampus yang memiliki daya tangkap intelektual yang tangkas. Anda semua adalah manusia-manusia dengan kemampuan jamak,"pungkasnya. Dengan kemampuan ini, anda dapat membangun kerja sama dalam semangat interdisipliner.

 

Yang kesembilan; Fungsi Stok Intelektual

             Kita harus memanfaatkan stok intelektual yang kita miliki untuk saling berbagi, memperkaya dan membangun bangsa khususnya propinsi NTT yang tercinta ini. Dengan kemampuan kita, mari kita berbahasa khususnya untuk memeriahkan hari sumpah pemuda, tanggal 28 Oktober nanti. Kita bersyukur karena ada bahasa Indonesia yang dapat mempersatukan kita. Dari begitu banyak bahasa, ada bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa perdamaian.

 

Yang kesepuluh ; Perangi Sampah

             Seusai sambutan, Gubernur NTT diajak untuk menikmati snack yang telah disediakan. Gubernur mengingatkan agar jangan sembarangan membuang sampah. Buanglah sampah pada tempatnya. Saya adalah orang yang paling ngotot untuk sampah yang sembarangan dibuang.

 

 

Ikuti tulisan menarik Yudel Neno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB