x

Iklan

Haikal Yusuf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membangun Kawasan Perbatasan, Jokowi Untung atau Buntung???

Membangun kawasan perbatasan memang tidak mendapatkan untung langsung dan besar layaknya di Pulau Jawa. Namun Mengapa Presiden Jokowi tetap kekeuh???

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

(Melihat Kinerja 4 Tahun Pemerintah Jokowi-JK Mewujudkan Penguatan Indonesia Sentris)

Membangun kawasan perbatasan memang tidak mendapatkan untung langsung dan besar layaknya membangun di Pulau Jawa. Namun Mengapa Presiden Jokowi tetap kekeuh membangun wilayah perbatasan?

1. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dulu PLBN tidak ubahnya seperti gerbang hantu karena kondisinya yang kumuh dan tidak menarik. Jangankan warga negara tetangga, warga negara Indonesia yang berada di perbatasan saja tidak tertarik untuk selfie selfie disana.

Akibatnya, banyak masyarakat kita yang lebih memilih berkunjung, berwisata dan berbelanja di negara tetangga seperti Malaysia. Hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan warga negara tetangga itu sendiri.

Namun sekarang? Setelah dibangun Tujuh PLBN Terpadu yakni PLBN Entikong, Badau, dan Aruk di Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia, PLBN Motaain, Motamasin, dan Wini di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste dan PLBN Skouw di Provinsi Papua berbatasan dengan Papua Nugini, menjadi sasaran tempat ber-swafoto baik warga lokal maupun mancanegara, apalagi ditambah adanya atraksi atrasi menarik seperti gawai dayak dan Peringatan 17 Agustusan.

Akhirnya juga membuat mereka tertarik untuk berwisata ke lokasi-lokasi wisata di daerah perbatasan yang tentunya akan menambah pendapatan masyarakat perbatasan, sehingga masyarakat UNTUNG BESAR!!!

Kalau PLBN nya seperti gerbang hantu siapa yang akan tertarik berkunjung kan?

 

2. Menjaga Keamanan Masyarakat Wilayah Perbatasan

"Nyawa Itu Mahal Harganya!"

Menyadari hal tersebut Pemerintah mewujudkan keamanan tidak terkecuali bagi masyarakat wilayah perbatasan.

Wilayah perbatasan menjadi tempat yang rawan penyelundupan narkoba, barang ilegal hingga hewan dan tanaman yang ditakutkan membawa virus/penyakit berbahaya.

Maka dari itu sekarang pemeriksaan di PLBN diperketat. Selain juga 2.000 prajurit ditempatkan pos-pos militer perbatasan, sehingga masyarakat pun akan merasa aman.

3. Tidak heran kalau dulu banyak masyarakat di perbatasan yang memilih menjadi Warga Negara Asing dalam hal ini Malaysia karena pemerintah Malaysia menyediakan listrik dan sarana telekomunikasi.

Mendengarkan nestapa yang dirasakan masyarakat perbatasan, maka pemerintah menembus keterisolasian mereka dengan membangun dan memperbaiki 17 Pelabuhan dan 8 Bandara di Miangas, Letung, Tebeliang, Maratua, Morowali, Namniwel, Weru, Koroway Batu untuk memperlancar arus barang dan orang sekaligus memperpendek jarak dan waktu tempuh.

Pemerintah juga membangun 21 SPBU dengan BBM satu harga di kabupaten perbatasan untuk memastikan BBM tersedia dan terjangkau untuk rakyat.

Kawasan perbatasan yang gelap gulita sekarang juga sudah terang benderang karena dialiri listrik.

Bahkan sampai dengan tahun 2018, sudah 137 desa yang terjangkau Broadband sehingga memudahkan telekomunikasi. Disini rakyat UNTUNG LAGI!!!

 

4. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Perbatasan

Sedih rasanya apabila dulu melihat anak bangsa kita lebih mengenal budaya Malaysia dibanding Indonesia. Maka dari itu, Pemerintah melakukan perbaikan di bisang pendidikan untuk meningkatkan kualitas anak bangsa maupun pendidik. Seperti menyediakan sarana pendidikan seperti Asrama, rumah dinas guru, media belajar dan sarana penunjang, ruang kelas baru, unit sekolah baru untuk memastikan anak bangsa belajar dengan layak.

Untuk mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan, maka Puskesmas Sesuai Standar Pelayanan Primer hingga RS Pratama Di DPTK dibangun.

Selain itu juga untuk menggerakkan sektor perekonomian masyarakat, pemerintah merevitalisasi Pasar Rakyat di Perbatasan mencapai yang jumlahnya sudah mencapai 121 pasar.

Dan untuk mewujudkan Kedaulatan pangan maka dilakukan pembangunan pertanian terpadu di Kalbar, Papua, NTT dengan optimalisasi lahan cetak sawah dan pertanian organik.

Ya ternyata Presiden Jokowi seorang yang sangat cerdik dalam melihat keuntungan untuk kesejahteraan rakyatnya. Sebagai Pemimpin Negara Ini merupakan UNTUNG BESAR ketika melihat warga negaranya sejahtera.

Terbukti pembangunan wilayah perbatasan mendatangkan keuntungan besar bagi rakyat Indonesia di wilayah perbatasan yang selama ini dianaktirikan.

Semua Pembangunan Infrastruktur maupun Sumber Daya Manusia di wilayah perbatasan bukan hanya sekedar memperbaiki sebuah teras terdepan Indonesia. Lebih dari itu, untuk membangun peradaban, pemerataan kesejahteraan, meningkatkan Nasionalisme, dan mengangkat harga diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Sehingga Adil dan Makmur bukan hanya sekedar slogan/jargon melainkan dibuktikan dengan kerja keras dan hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Selanjutnya, Kita harus terus mendukung kinerja Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan INDONESIA MAJU!

Ikuti tulisan menarik Haikal Yusuf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu