x

Iklan

Yudel Neno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membangun Harmonisasi Hidup Yang Lebih Bersinergik

Hidup damai dan toleransi justru makin teruji ketika kita menerima setiap tantangan dan mengolahnya menjadi peluang untuk makin damai

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh

**Fr. Dalsi Saunoah, S.Fil.**

 

Mahasiswa Teologi Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang

 

        Beberapa waktu lalu, tepatnya 6 Oktober 2018, warga kota Kupang dan sekitarnya berbondong-bondong ke lapangan Polda NTT untuk menyaksikan konser Pro Warriors Music Arena. Konser yang terjadi pada malam hari ini dimeriahkan oleh dua grup musik ternama di tanah air yaitu Noah Band dan Andra and The Backbone. Ribuan penonton dan fans yang hadir pada konser tersebut terpukau dan sangat terhibur dengan penampilan dua group band tersebut. Sebelumnya, berita kedatangan dua group band ini sudah menjadi penantian para fans dan warga kota Kupang. Masyarakat sangat antusias dengan berita kedatangan dua group band ini terutama Ariel Noah cs.

         Sosok Ariel Noah menjadi pusat perhatian para penonton malam itu. Sapaan khas Ariel Noah “kalian luar biasa” seakan-akan menjadi jurus jitunya untuk menyoraki para penonton. Sorak-sorai anak-anak dan muda-mudi menggelora di lapangan polda NTT. Ariel  adalah pribadi yang berkharismatik dan memiliki warna suara yang khas. Lagu-lagu Noah Band (sebelumnya Peter Pan) sangat disukai oleh sebagian besar anak-anak dan muda-mudi di tanah air ini. Filosofi lagu-lagu Ariel yang terinspirasi dari Kahlil Gibran pada umumnya bertemakan cinta menjadi inspirasi hidup bagi mereka yang menikmatinya. Itulah harmonisasi Ariel Noah.

        Seminggu setelah kedatangan Ariel Noah cs, tersebar isu tentang rencana kedatangan Fahri Hamzah ke Kupang. Tujuan kedatangannya adalah untuk menghadiri dan memberi orasi kebangsaan pada deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI). Dari pamflet-pamflet yang tersebar, sedianya kegiatan ini terlaksana pada 18 Oktober 2018 di salah satu hotel di Kupang, NTT. Menyikapi isu ini, salah satu oragnisasi kemasyarakatan yakni BENTARA (Benteng Merdeka Nusantara) menyatakan dengan tegas menolak kedatangan Fahri Hamzah ke Kupang. Bahkan di media sosial banyak orang juga turut menolak kedatangan wakil ketua DPR RI tersebut. Salah satu alasan penolakan terhadap kedatangan Fahri Hamzah adalah masyarakat NTT yang sudah hidup damai dan menjujung tinggi toleransi tidak menginginkan kehadiran seorang Fahri Hamzah yang sering memberikan komentar provokatif dan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik untuk mengayomi rakyat Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

        Lantas, apa hubungan Ariel Noah dan Fahri Hamzah bagi masyarakat NTT? Kedatangan Ariel Noah tidak ada hubunganya dengan rencana kedatangan Fahri Hamzah. Atau sebaliknya, rencana kedatangan Fahri Hamzah tidak ada sangkut pautnya dengan kehadiran Ariel sebelumnya. Namun ada satu pertanyaan yang mungkin menyatukan dua peristiwa ini, mengapa ada yang diterima dan ada yang ditolak?

       Ariel Noah adalah seorang musisi yang sering tampil di panggung hiburan. Kebahagiaan seorang musisi adalah ketika kehadirannya, lagu-lagunya dapat menghibur penonton dan para fans. Seorang musisi akan merasa kecewa bila penampilannya di panggung hiburan tidak maksimal dan tidak menghibur  banyak orang. Itulah harmonisasi seorang musisi. Fahri Hamzah adalah wakil rakyat yang sering tampil di panggung politik. Wakil rakyat pada hakikatnya harus menyuarakan suara rakyat dan memberi diri demi kepentingan semua rakyat Indonesia. Keberadaannya di panggung politik harus merupakan sebuah pemberian diri seutuhnya kepada kepentingan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

       Seorang wakil rakyat harus merasa kecewa bila ia tidak mampu memberi pelayanan yang maksimal kepada rakyat. Kehadiran Seorang wakil rakyat harus menjadi kerinduan dan kecintaan rakyat. Dengan demikian akan tercipta harmonisasi politik yang berimplikasi pada harmonisasi kehidupan bangsa Indonesia. Maka penolakan yang terjadi terhadap Fahri Hamzah sebenarnya perlu direfleksikan, apakah penolakan ini merupakan sebuah penolakan terhadap disharmonisasi kehidupan masyarakat ataukah penolakan terhadap oposisi politik?

        Sebuah pernyataan dalam isi surat penolakan terhadap Fahri Hamzah seperti yang disampaikan oleh koordinator BENTARA, saudara Marlin Bato  adalah demikian, “Melihat fakta-fakta ini (rekam jejak Fahri Hamzah yang penuh kontraversial, provokatif dan tidak mengayomi rakyat) kami menyimpulkan, bahwa sosok Fahri Hamzah belum layak untuk mengisi orasi kebangsaan di bumi NTT sebab masyarakat cinta damai dan saling toleran.”

        Ada beberapa pertanyaan kritis, apakah benar masyarakat NTT sudah cinta damai dan saling toleran? Sudah sejauh mana rasa cinta damai dan toleransi itu berkembang?  Bila seperti itu, mengapa ada ketakutan terhadap kedatangan seorang Fahri Hamzah? Apakah rekam jejak Fahri Hamzah mampu merongrong kekuatan cinta damai dan toleransi masyarakat NTT?

       Hemat saya, kualitas cinta damai dan toleransi ini akan benar-benar diuji melalui kedatangan Fahri Hamzah. Seandainya Fahri Hamzah tidak mendapat penolakan dan hadir di bumi NTT, maka kita dapat menguji kekuatan masyarakat NTT yang cinta damai dan saling toleran. Cinta damai dan saling toleran adalah emas masyarakat NTT. Sebagaimana keaslian emas diuji melalui panasnya bara api, demikian juga masyarakat NTT seluruhnya, atas berbagai provokasi media, toleransi mereka perlu diuji.

        Masyarakat NTT yang cinta damai dan menjunjung tinggi toleransi harus mampu pula menciptakan harmonisasi politik. Harmonisasi politik yang benar didasari pada nilai-nilai pancasila yang merupakan gambaran dan wajah bangsa Indonesia. Arti koalisi dan oposisi harus dicerna secara pancasilais sehingga masyarakat Indonesia yang adalah satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa tidak terkotak-kotak dengan berbagai idealisme. Dengan demikian sebuah kerja sama yang mengutamakan nilai-nilai persatuan bangsa, akan membangun sebuah harmonisasi kehidupan yang benar-benar bersinergik untuk Indonesia yang lebih baik.

 

Penulis : Fr. Dalsi Saunoah, S.Fil
Editor  : Yudel Neno

 

 

Ikuti tulisan menarik Yudel Neno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB