x

Iklan

Sapto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rezim SBY Jumlah Pengangguran Tak Sebanyak Jokowi

Terlihat, penurunan yang begitu besar terjadi disaat SBY memimpin NKRI selama sepuluh tahun (2004-2014)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Survei di beberapa lembaga menyebutkan jumlah pengangguran mengalami penurunan di zaman Jokowi-JK. Namun itu hanya sebatas hitungan lembaga survey yang kevalidannya perlu diipertanyakan.

Badan Pusat statistik merilisi jumlah kemiskinan dari tahun 2012 hingga 2018. Terlihat, penurunan yang begitu besar terjadi disaat SBY memimpin NKRI selama dua periode 2004-2014.

Tak terlepas dari penerimaan besar-besaran serta pengangkatan tenaga serta guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dibeberapa tempat. Terlebih tingkat pengangguran yang terjadi di desa. BPS mencatat, tingkat pengangguran di desa Agustus kemarin di angka 4,04 persen atau naik dari posisi yang sama tahun lalu 4,01 persen

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun kini, jumlah formasi serta kesempatan untuk diangkat menjadi PNS pun sirna atas penderitaan tenaga serta guru honorer yang nasibnya belum jelas. Padahal, dimasa kampanye lalu, Jokowi berjanji untuk mengangkat para tenaga honorer untuk jadi PNS jika dirinya terpilih di Pemilihan Presiden 2014 silam.

Namun kini, kondisinya berbalik karena jumlah  jumlah pencari kerja terus meningkat dari tahun ketahun dan menjadikan permasalahan ini menjadi isu menarik untuk mengkritik pemerintahan Jokowi-Jk hingga masa jabatan berakhir di 2019 mendatang.

Berikut rilisan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai angka pengangguran terbuka di Indonesia per tahun 2012 saat itu mengalami penurunan sekira 0,89 juta orang.

Artinya, Susilo Bambang Yudhoyono berhasil membawa penurunan signifikan dalam kurun waktu Maret 2011 hingga Maret 2012 yang Jumlahnya diangka 29,13 juta atau 2,96 persen selama satu tahun.

Selama memimpin, SBY sudah mencatatkan hasil memuaskan selama Maret 2011-2012, penduduk miskin di perkotaan berkurang sebesar 399,5 ribu orang. Sedangkan di pedesaan berkurang 487 ribu orang.

Di Maret 2013 saat itu kembali mengalami penurunan sebesar 0,52 juta orang dibanding September 2012. Di mana pada September 2012 jumlah penduduk miskin sekitar 28,59 juta orang, sementara pada Maret 2013 hanya sekitar 28,07 juta orang.

Nah, kini kita coba bandingkan penurunan kemiskinan di zaman Jokowi Cs di tahun 2017. Dimana BPS mencuatkan terjadinya penurunan angka kemiskinan pada September 2017. Artinya, sejak Jokowi –Jk dilantik hingga tiga tahun bertugas (2017) hanya mampu menurunkan jumlah kemiskinan sebesar 1,19 juta dibanding Maret 2017.

Disini jelas terlihat, tidak ada pergerakan penurunan berarti dari total masyarakat miskin di Indonesia mencapai 26,58 juta atau 10,12 persen dari jumlah penduduk.

Menurut rilis tersebut, penurunan jumlah penduduk miskin dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang atau 10,64 persen. Jika dibandingkan dengan September 2016 ada penurunan dari 27,76 juta warga (10,70 persen) ke 26,58 juta (10,12 persen).

Sedangkan hasil survey di Agustus 2018 turun jika dibandingkan dengan Agustus 2017. Angka pengangguran terbuka per Agustus 2018 sebesar 5,34% atau setara 7,001 juta orang.

 

Ikuti tulisan menarik Sapto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler