Ketika Bershalawat, Niat ini Layak Dipasang di Hati

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dengan shalawat, semoga kita semua (saya, anda dan dia) menjadi orang-orang yang layak mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad saw.

Bahkan sekedar bersalawat pun, tanpa niat apa-apa, Insya Allah akan mendapatkan pahala. Karena bersalawat adalah perintah Quran, dan dalam sebuah hadist, Rasulullah saw bersabda: “Bila seorang Muslim bersalawat kepadaku, maka shalawat itu akan dibalas malaikat dengan sepuluh shalawat”.

Namun, wejangan yang sering disampaikan para ulama dan penceramah itu mungkin belum akan mampu menggugah untuk meresapi makna shalawat.

Terkait itu, ada sebuah ilustrasi yang mungkin bisa membuat seorang Muslim (saya, Anda dan dia) benar-benar meresapi makna shalawat, sebagai berikut:

Di akhirat kelak, semua orang akan diperhadapkan pada sebuah pengadilan ilahi. Di sini, tidak ada lagi ketebelece, anak-orangtua dan keluarga tak bisa saling menolong, tidak ada pengacara yang bisa membela. Semua orang akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya semasa hidup. Anggota tubuh akan menjadi saksi atas perbuatan seorang hamba.

Intinya, dalam pengadilan akhirat itu, semua orang akan menjalani proses trade-off: amal baiknya akan digunakan untuk menebus amal buruk.

Dalam sebuah hadis digambarkan bahwa dalam proses penebusan atau trade-off itu, sebagian besar Muslim akan mengalami kondisi bangkrut: muflis. Artinya, sudah habis amal baiknya, sementara amal buruknya masih tersisa banyak. Dan menurut Rasulullah saw, inilah kebangkrutan yang sesungguhnya: masih tersisa banyak amal buruk, sedangkan amal baik sudah ludes.

Dan satu-satunya yang bisa menyelamatkan seorang Muslim yang dalam kondisi bangkrut itu adalah syafa'at Nabi Muhammad saw.

Karena itu, ketika mengucapkan atau membaca shalawat, bukan hanya di bulan Maulid, tapi di manapun dan kapanpun, niatkanlah dalam hati semoga shalawat yang dibaca itu kelak bisa mengantar kita semua (saya, anda dan dia) menjadi orang-orang yang layak mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad saw. Peresapan makna itu akan semakin berkualitas bila membayangkan seolah-olah sosok Nabi Muhammad saw hadir dalam benak Anda saat membaca shalawat.

Shallu ‘alan-nabiy wa ‘ala alihi.

Syarifuddin Abdullah | 20 Nopember 2018/ 12 Rabiul-awal  1440H

Sumber foto: Tribun Timur - Tribunnews.com

Bagikan Artikel Ini
img-content
Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Filosofi Filsafat

Sabtu, 20 Juli 2024 14:58 WIB
img-content

Pertempuran dan Adu Drone di Langit Ukraina

Senin, 13 Februari 2023 05:57 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler