Menempelkan jidat ke tanah, bibir dan mulut tak bergerak, terpejam mata yang berjarak sekian mili ke lantai, jiwa dan raga dinihilkan pada titik terendah, sembari mengakui zat yang maha menentukan segalanya.
Bersyukur memasrahkan segalanya, tak lagi meminta dan tak pula menolak, tak sedih akan masa lalu, tak pula cemas akan hari depan. Menyelami nikmat yang tak berbilang, menyesali syukur yang berbilang.
Tiba pada puncak keyakinan bahwa yang diraih melebihi dari yang diharap, dan yang terkabulkan melampaui doa yang dipanjatkan. Karena syukur adalah ujung dari segala harap dan cita.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Syarifuddin Abdullah | 01 Desember 2018/ 23 Rabiul-awal 1440H
Sumber foto: iconfinder.com
Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.
