x

Iklan

Haikal Yusuf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rehabilitasi Lodoyo Mengaliri Sawah, Memanen Harapan

Musim kemarau memang tidak bisa dihindari. Tidak ada yang petani bisa lakukan, tumpuan harapan mereka hanya kepada komitmen Pemerintah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keringnya cuaca di musim kemarau menghancurkan harapan para petani di Kabupaten Blitar dan Tulungagung. Banyak padi dan tebu yang akhirnya mati sebelum mereka bisa cicipi manisnya panen. Para petani pun kehilangan semangat untuk bertani, bahkan ada yang sampai memutuskan untuk beralih profesi, yang berakibat kepada menurunnya produktivitas padi dan tebu nasional. Tidak mengherankan kalau kedaulatan pangan menjadi PR besar negeri ini.

Pada tahun 2011 sekitar 60 persen sarana irigasi di Tulungagung mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan kurang lancarnya pengairan lahan pertanian masyarakat. Padahal sebanyak 6.548 Petani di wilayah Blitar selatan dan Tulungagung sangat bertumpu kepada irigasi Lodoyo yang merupakan sodetan dari Waduk Wlingi Raya, untuk pengairan sawah seluas 3.802 hektare mereka.

Musim kemarau memang tidak bisa dihindari. Tidak ada yang bisa mereka lakukan, tumpuan harapan mereka hanya kepada komitmen Pemerintah untuk memberikan solusi. Bukan hanya pupuk dan benih, yang terpenting adalah waduk, bendungan dan irigasi air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hari ini, Presiden Jokowi bukan hanya sekedar blusukan meninjau saluran irigasi di Lodoyo, Blitar, akan tetapi memastikan rehabilitasi saluran irigasi berjalan lancar, demi meningkatkan produktivitas pangan serta mensejahterakan para petani. Dengan komitmen pemerintah merehabilitasi irigasi air ini, maka musim kemarau bukan lagi menjadi momok menakutkan yang akan menghancurkan harapan para bagi petani di Blitar dan Tulungagung.

Apalagi hasil keuntungan diperkirakan sekitar Rp 62 Miliar sehingga para petani pun dapat menyekolahkan anak-anaknya, mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya, melunasi utang selama masa tanam, memiliki modal untuk menanam di periode selanjutnya, serta bekal tabungan mereka di hari tua ketika sudah tidak mampu bertani lagi.

Selain itu, kebutuhan pangan nasional juga bisa terpenuhi karena para petani dapat panen raya dan tidak beralih profesi sehingga kedaulatan pangan bukan hanya sekedar angan-angan semata.

 Untuk menciptakan kedaulatan pangan dan swasembada pangan tentunya membutuhkan komitmen dari pemerintah, yang salah satunya adalah membenahi dan menambah infrastruktur penunjang pertanian seperti irigasi, embung dan waduk. Langkah nyata ini harus terus dilakukan! sehingga kedepannya anomali cuaca bukan menjadi ketakutan para petani kita, karena mereka telah siap menghadapi musim apapun.

Ikuti tulisan menarik Haikal Yusuf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler