x

Iklan

Nadila Karina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Prabowo Presiden ku, Demokrat Pilihan ku!

Jokowi menurut saya banyak mudarat dibanding kemaslahatan bagi umat Islam.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya bukanlah pendukung Jokowi. Bukan pula pendukung Prabowo. Tapi rezim Jokowi menurut saya banyak mudarat dibanding kemaslahatan bagi umat Islam. Sedangkan pendekatan Prabowo ke umat muslim saya lihat menghormati Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin.

Saya muslim. Dan saya orangnya toleran. Namun apa yang digembor-gemborkan rezim sekarang begitu kebablasan dalam menjaga toleransi antar umat beragama.

Contoh, sebagai muslim saya tak pernah mengucapkan selamat hari raya kepada teman non muslim. Begitu sebaliknya. Dalilnya pun jelas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan itu tidak masalah buat saya. Toh bagimu agama mu, bagiku agamaku (Lakum Diinukum wa Liya Diin).

Nah, di era ‘Sontoloyo’ ini kebablasannya sangat keterlaluan. Menteri agama Lukman Hakim Saifudin dengan terang-terangan menyatakan ucapan selamat natal kepada kaum nasrani.

Bukan cuma Lukman, Presiden Jokowi pun begitu toleransi kepada umat non muslim dengan hadir di acara Natal di Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Ini kah yang namanya Islam Nusantara? Rezim aneh!

Rezim ini sangat bertolak belakang dimasa kepemimpinan Presiden Republik Indonesia ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono.  Di era SBY umat muslim bersatu. Tidak pecah seperti sekarang. Semua satu suara. Tidak ada yang namanya Intoleran dan Radikal.

Beda sekali dengan rezim Jokowi. Semua ustad atau ulama yang berceramah menyindir kinerja pemerintah disebut radikal. Tidak pancasilais dan teroris. Benar-benar rezim aneh menurut saya!

Kalau begitu salah kan saja parpol pengusungnya?! Tentu! Saya menyalahkan partai dibalik kemenangan Jokowi- JK di pemilu Presiden 2014 lalu. Semua orang tahu kok, partai pengusung pasangan ini. Sehingga pasangan ini memenangkan (curang) pemilu presiden empat tahun lalu itu.

Di era kekuasaan Partai Demokrat contohnya. Tidak ada terdengar umat muslim disebut teroris, radikal dan intoleran. Ulama dan kiyai pun bersatu. Satu suara menentukan keputusan yang akan diambil. Tidak terjadi dua suara. Jarang terdengar keributan sesama umat muslim.

Sebagai rakyat bisa saya rasakan kok! Tak perlu didebatkan. Kalau pembaca merasakan tulisan ini tidak pas, tentu itu hak kalian. Saya persilahkan!

Namun yang perlu diperhatikan jumlah hutang di era Jokowi sangatlah banyak. Tak percaya?cek di mbah Google..

Bagi saya partai Demokrat memiliki kesan tersendiri. Indonesia begitu damai. Tak ada cacian dan makian di sosial media. Tak ada debat kusir di pemerintahan SBY. Keputusan kebijakan lebih banyak membantu rakyat. Bukan menyengsarakan. Oleh itu saya tetap kan pilihan kepada capres Prabowo di pemilu presiden 2019.

Sedangkan untuk melancarkan dan membantu Prabowo soal legislasi, Demokrat saya pilih. Bagaimana dengan anda? Silahkan tentukan sendiri. Jangan jadi rakyat pesimis dengan tidak memilih (golput). Salam damai Indonesia ku!

 

Ikuti tulisan menarik Nadila Karina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler