x

Iklan

Daeng

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

“Kemasan Indah Kampanye Politik”

Saat ini negara Indonesia tengah mempersiapkan perhelatan akbar “Pemilu 2019”. Banyak cukong-cukong politik yang mencari kesempatan mengeksplor “jagoan”nya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta, Medio Januari 2019 di saat bangsa Indonesia mempersiapkan perhelatan akbar ada saja pola anak bangsa yang bisa merusak kehidupan berpolitik kita.

Khususnya di Indonesia, setiap tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah diperingati sebagai Maulid Nabi Muhammad SAW (lahirnya Nabi Muhammad SAW). Peristiwa penting ini hampir diperingati di seluruh wilayah Indonesia. Tidak terkecuali di ibu kota Jakarta, peringatan ini dilaksanakan secara meriah baik itu di Mesjid, perkantoran, RT/RW, kelurahan atau kecamatan sampai secara pribadi dilaksanakan di rumah masing-masing.

Tidak jarang peristiwa ini sudah disiapkan beberapa bulan sebelum hari “H” karena biasanya selain mendatangkan banyak orang juga akan menghabiskan dana yang tidak sedikit.

Saat ini negara Indonesia tengah mempersiapkan perhelatan akbar “Pemilu 2019”. Banyak cukong-cukong politik yang mencari kesempatan mengeksplor “jagoan”nya melalui kegiatan-kegiatan yang mendatangkan orang banyak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tujuannya adalah banyak orang menjadi simpati dengan kegiatan yang sedang berlangsung sehingga memudahkan pesan tersampaikan dengan utuh. Nah, dengan situasi ini banyak para cukong-cukong politik dengan mata terbelalak seolah-olah melihat peluang besar dihadapan mereka.Tidak peduli kegiatan yang sedang dilaksanakan adalah peringatan hari besar keagamaan, seperti halnya Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mereka akan manfaatkan momentum peringatan hari besar agama tersebut sebagai media kampanye politik untuk “menjual” jagoan mereka yang akan bertanding di Pemilu yang akan datang. Tidak salah, seorang aktivis Generasi muda Islam beberapa waktu lalu pernah mengatakan “Masa kampanye pemilihan Presiden, kegiatan agama adalah media yang paling rawan dipolitisi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu kegiatan yang sedang menjadi perhatian publik adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Pemuda Harjamukti (MPH) pada hari Jum’at mendatang. Permasalahannya adalah bukan pada peringatan yang dijadikan momentum tahunan itu. Tetapi pada kehadiran salah satu kandidat yang akan bertarung di Pilpres yang akan datang.

Sebagai pengamat politik yang banyak mengamati para pelaku politik, saya melihat ada kejanggalan pada momentum peringatan tersebut. Betapa tidak, peringatan Maulid seakan-akan menjadi kemasan indah yang berisikan kampanye politik oleh salah satu kubu yang akan bertarung dan tampaknya hal ini memang sudah disiapkan jauh hari sebelumnya.

Dalam kapasitas sebagai pengamat dan sekaligus masyarakat yang mencintai transparansi dalam berpolitik, baiknya saya meminta kepada para penyelengara dalam hal ini MPH atau siapa saja yang berniat untuk melakukan acara yang sama agar kembalikan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kepada konsep awal yang sebenarnya agar kita benar-benar menjadi manusia yang rahmatan lil alamin bukan manusia yang menjadi budak nafsu politik yang terkesan menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuannya (memenangkan salah satu kandidat).

Baiklah-baiklah dalam berpolitik, bukannya bangsa ini besar karena transparansi politik yang baik dan bermartabat?

Oleh: Ikhsan Noor (menulis karena terpanggil oleh situasi yang dihadapi)

Ikuti tulisan menarik Daeng lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler