Keputusan Presiden untuk membebaskan Abu Bakar Ba’asyir mengundang banyak kritikan dari Negara lain, salah satunya adalah dari Negara Australia Perdana Menteri Scott Morison, mewakili rakyatnya yang menjadi korban peledakan bom atas tindakan anggotanya ABB meminta pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan kembali agar bisa membatalkan keputusan pembebasan terpidana kasus terorisme ABB.

Pemerintah RI mempertimbangkan ABB yang menginjak usia senja dengan kondisi kesehatan yang semakin menurun. Pertimbangan lain dari Pemerintah Indonesia adalah sikap ABB yang sudah berubah untuk lebih toleransi pada umat agama selain Islam. Marilah kita dukung keputusan Pemerintah demi nilai nilai kemanusiaan agar kehidupan yang damai lebih mudah kita capai.

Dengan adanya penulisan atau Tafsiran dan analisis liar bermunculan soal pembebasan Abu Bakar Ba’asyir.  Kepala Negara menegaskan bahwa dirinya tidak akan bertindak dengan menyalahi prosedur hukum dalam proses yang dilakukan soal Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, beliau bukan pemimpin yang semudah itu berkompromi dan melangkahi hukum apalagi menyangkut keberadaan NKRI dan Pancasila.

Bisa dimaklumi spekulasi sudah menyebar seolah-olah Pemerintah sudah resmi menetapkan pembebasan bagi Abu Bakar Ba’asyir, pertanyaannya adalah apakah salah mempertimbangkan aspek kemanusiaan untuk terpidana Abu Bakar Ba’asyir ini dari seorang Presiden? Jelas, tidak-kan !!! "Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sudah sepuh dan kesehatannya sering terganggu.

Bayangkan kalau kita sebagai anak melihat orang tua kita sakit-sakitan seperti itu. Itulah yang dinamakan kemanusiaan," Pak Jokowi adalah seorang pemimpin yang pasti punya kepedulian, namun disisi lain sangat keras dalam bidang penegakan hukum dan aturan di Negeri ini.

by Johan Patipi

Ikuti tulisan menarik Daeng lainnya di sini.