x

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ombudsman RI Soroti Temuan Beras Membusuk

Ombudsman RI Soroti Temuan Beras Membusuk 6 ribu ton

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KETUA OMBUDSMAN, Amzulian Rifai turut prihatin atas temuan 6 ribu ton beras yang membusuk di gudang Bulog di Sumatera Selatan. Menurutnya sejatinya peristiwa tersebut tidak perlu terjadi bila pemerintah kabupaten, kota dan pihak Provinsi serta seluruh pemangku kepentingan turut serta melakukan pengawasan. Kejadian membusuknya beras menurutnya bukan tidak mungkin juga terjadi di daerah lain di Indonesia. "Bukan hanya di OKU Timur akan tetapi sudah seharusnya Pemerintah daerah ikut mengawasi," kata Amzulian, Kamis, 7 Februari 2019.  

Sebelumnya Ketua Komisi III DPRD Ogan Komering Ulu (OKU) Yopi Syahrudin bersama sejumlah anggota lainnya mendatangi gudang Trukis Rahayu milik Bulog SubDivre OKU, di Kabupaten OKU Timur, Senin lalu. Kedatangan para anggota DPRD OKU untuk membuka informasi dari masyarakat. Menurutnya dari penelusuran, pihaknya menemukan adanya beras yang membusuk di gudang. "Kenapa stok beras sejak 2015 dibiarkan membusuk seperti ini," katanya. 

Sementara itu M. Adrian, kepala perwakilan ombudsman Sumsel menambahkan pihaknya akan mengkaji temuan tersebut. Dalam catatannya, peristiwa rusaknya beras di dalam gudang bulog  bukan hanya terjadi di wilayah OKU. Melainkan ada kasus serupa yang terjadi di beberapa tempat dengan jumlah mencapai 1 juta ton beras. Dari dugaan awal, rusaknya bahan pokok ini terjadi lantaran terjadinya perubahan regulasi dimana sebelum tahun 2016, masyarakat miskin mendapatkan beras langsung bukan uang. "Dari survei ombudsman se Indonesia ada sekitar 1 juta beras yang tidak bisa disalurkan," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu wakil gubernur Sumsel, Mawardi Yahya mengatakan ia akan mengirim stafnya untuk mengecek informasi tersebut. Menurutnya sejauh ini dia baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media massa sehingga belum bisa menentukan langkah konkrit. Namun  bila telah mendapati laporan resmi maka pihaknya akan menyikapinya secara bijak. "Kami akan lakukan pengecekan terlebih dahulu atas informasi itu," katanya. (pharliza@gmail.com)

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler