x

Iklan

Syafrudin Budiman SiP

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kita Memiliki Tanggung Jawab Moral Politik Menangkan Jokowi

Moeldoko Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) mengatakan semua relawan, simpatisan dan partai pengusung memiliki tanggung jawab moral dan politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jakarta – Moeldoko Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) mengatakan semua relawan, simpatisan dan partai pengusung memiliki tanggung jawab moral dan tanggung jawab politik. Katanya, tanggung jawab moral kita adalah mengingatkan anak-anak kita, mengingatkan saudara-saudara kita dan mengingatkan tentangga-tetangga kita. Pesannya, jangan lupa tanggal 17 April adalah hari istimewa untuk bangsa Indonesia, karena hari itu adalah hari pesta demokrasi.
“Untuk tanggung jawab politik, anda semua bagian dari 01. Anda punya tanggung jawab politik memenangkan o1 Jokowi-Amin,” teriak Moeldoko dihadapan peserta Apel Akbar Posko Relawan 01 di halaman depan Rumah Aspirasi Rakyat 01 Jokowi-Amin Jl. Proklamasi 46 Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/03/2019).
Menurutnya, dirinya sangat menghargai dan sangat menghormati ibu-ibu semuanya srikandi-srikandi hebat. Katanya, para ibu-ibu sudah cantik hebat lagi.
“Top ini baru jagoan. Bapaknya juga begitu, tapi ibunya lebih jagoan. jadi harus bekerja secara optimal,” puji Moeldoko yang saat ini menjabat Kepala Staf Kepresidenan ini.
Moeldoko di atas panggung ditemani Andrew Parengkuan Kornas Posko Relawan 01, Anton R. Santoso Ketua OC Apel Akbar Posko Relawan 01, Raden Surojo Komandan Nasional Posko Relawan 01, Maria Eva Ketua Umum Artis Jokowi (Art Jo), Ardiansyah Saragih Ketua Umum Sahabat Muslim Jokowi-Amin (SM JAMIN) dan beberapa pentolan relawan lainnya. Ia juga mengingatkan bahwa, satu suara menentukan masa depan Indonesia.
“Setuju. Berarti satu suara yang nomer satu dan yang jempol,” ujar Moeldoko sambil mengajungkan jari jempol dihadapan pesera yang hadir.
Moeldoko juga merasa sangat bangga dan menaruh rasa hormat tinggi kepada semuanya rekan-rekan yang dengan sabar dan militan berkumpul hadir dalam upaya apel siaga. Katanya, hal itu kalau tentara apel kesiapsiagaan itu udah nomer satu,
“Apel akbar kesiapsiagaan adalah nomer satu. Ini saya berdiri di depannya jagoannya para jagoan,” puji Moeldoko.
Kata Moeldoko, ada hal-hal perlu saya sampaikan untuk di konter, dibalas dengan cara-cara yang baik, dilawan dengan cara-cara baik. Terutama isu-isu yang tidak benar.
“Masak isunya begini, entar kalau pak Jokowi menang pendidikan agama akan dihilangkan, nanti kalau pak Jokowi menang adzan tidak ada lagi, nanti kalau pak Jokowi menang LGBT akan disahkan. Ini adalah isu-isu sentoloyo, karena itu kalian harus dilawan itu, jangan didiamakan,” tegas Moeldoko.
Menurutnya, kalau didiamkan ini akan merusak bangsa ini, itu fitnah yang keji. Bagaimana mungkin pak Jokowi itu didampingi kyai besar, namanya KH Makruf Amin yang menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia.
“Masak adzan mau dihilangkan, ini kebalik-balik,” ucap Moeldoko.
Dirinya juga mengajak semua relawan, hoax ini tolong ini dilawan melalui media sosial. Bahwa, kata Moeldoko penyataan-pernyataan ini tidak bertanggungjawab, penyataan ini tidak benar dan seterusnya.
“Mau melakukan itu, jangan diam. Silent mayority sudah saatnya tidak boleh diam. Kita hari ini memasuki pertarungan ideologis, anda rela pancasila mau diganti. Lawan,” ajak Moeldoko dengan lantang.
Menurutnya, ideologi nasional kita pancasila, ideologi negara kita pancasila, tidak ada ideologi lain, apalagi khilafah tidak boleh. Katanya, hal ini adalah yang fundamental bagi negara kesatuan republik Indonesia. Perjuangan kita bukan hanya sekedar perjuangan untuk memenangkan pak Jokowi, akan tetapi perjuangan untuk melestarikan negara kesatuan republik Indonesia.
“Pesan-pesan saya ini supaya bisa dijalankan. Kemenangan tidak bisa diperoleh dengan cara-cara santai, harus diperoleh dengan perjuangan yang keras. Kerja kerja dan kerja. Untuk itu nanti tidak banyak kumpul-kumpul lagi, langsung turun ke lapangan,” terang Moeldoko memberikan semangat kepada ribuan orang yang hadir.
Moeldoko mengatakan langkah-langkah yang harus dilakukan kita saat ini memasuki perang total. Maksudnya, semua kekuatan dan semua upaya-upaya dijalankan harus dijalankan secara optimum.
“Tidak ada orang yang menang dengan cara-cara yang ragu-ragu. Tidak orang yang menang dengan cara-cara yang lemas, tidak ada orang yang mendapatkan nomer satu tanpa kerja keras,” kata Moedoko
Moeldoko ditemani relawan Artis Jokowi menyanyi bersama relawan dengan judul ‘Jokowi Wae’. Semua peserta yang hadir ikut bernyanyi dan bergoyang bersama Moeldoko yang mengenakan kaos hitam bertulikan 01 Oke.
“Jokowi wae mas, Jokowi wae. Jokowi wae mas, Jokowi wae. Jokowi wae, ojok liane, Jokowi wae,” kata Moeldoko diikuti semua peserta Apel Akbar Posko Relawan 01 yang hadir.
Orasi-Orasi Politik Kebangsaan 
Setelah Moeldoko tampil, tampak naik ke panggung melakukan orasi adalah Beni Ramdani Direktur Tim Kampanye Daerah DKI Jakarta. Dalam orasinya Beni mengajak semua para peserta Apel Akbar Posko Relawan 01 untuk turun ke lapangan dengan mengetuk pintu-pintu masyarakat.
Menurutnya, perjuangan sesungguhnya adalah dimasa mendekati masa tenang dan ini sudah tinggal beberapa hari lagi. Semua para relawan harus maju dan jangan ada kata mundur kalau ingin pak Jokowi menang lagi.
“Kita harus lawan isu-isu politik yang menggunakan agama untuk menjatuhkan Jokowi. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan terulang kembali, sebab mereka akan menggunakan cara-cara lama,” tukas Beni.
Kata Beni, dalam hal ini Posko Relawan 01 sebagai garda terdepan untuk membentengi isu-isu di bawah dan terdepan melakukan sosialisasi keberhasilan pak Jokowi selama menjabat presiden.
Sementara itu Prasetyo Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) DKI Jakarta yang juga berorasi diatas panggung mengajak para relawan Posko Relawan 01 jangan pernah takut kalau terjadi apa-apa. Katanya, sekarang bukan saatnya untuk mengalah, kalau kelompok lain menyerang kita serang, kalau kelompok lain hantam kita akan hantam, kalau kelompok lain maju kita harus lebih maju.
“Dalam segala hal kita harus terdepan, jangan sampai kita dipermainkan dengan isu-isu murahan yang ingin menjatuhkan Jokowi. Jangan pernah takut saya bertanggung jawab kalau ada apa-apa,” tegasnya.
Kata Prasetyo, pertarungan kali ini bukan hanya memenangkan Jokowi semata, akan tetapi ini adalah pertarungan melawan kelompok-kelompok radikal yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Dimana, mereka selalu berpolitik dengan pandangan mereka sendiri tanpa melihat bagaimana bangsa ini didirikan.
“Kelompok ini lebih banyak di kubu sebelah dan ditampung disana. Kita harus lebih waspada dan jangan ragu maju terus pantang mundur,” pungkasnya.
Selain itu hadir Haidar Alwi Ketua Umum Relawan Nusantara Jokowi Dua Periode (RNJ2P) yang dikenal sebagai tokoh masyarakat Anti Intoleransi. Sebagai Dewan Pengarah Posko Relawan 01 dirinya mengatakan, saat ini kelompok-kelompok radikal berbau agama dan Intoleransi menjadi lawan kita.
Kata Haidar, pak Jokowi adalah orang presiden pertama yang berani membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Karena itu keberanian pak Jokowi ini harus didukung demi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa.
“HTI memiliki agenda mengganti Pancasila dan UUD 1945 dengan sistem khilafah dan kelompok ini semakin menguat sejak dibubarkan oleh Jokowi. Karena itu kita lebih waspada dan mawas diri, sejak dibubarkan anggotanya tersebar dimana-mana.
Penanggung Jawab ARJ ini juga mengatakan, kemenangan Jokowi-Amin bukan hanya menjadi harapan kita saja sebagai simpatisan dan pendukung Jokowi-Amin. Katanya, kemenangan Jokowi-Amin menjadi harapan semua umat Islam di dunia.
“Kelompok HTI berdiri sejak 1983 di Indonesia dan baru dibubarkan pada 2018 ini. Sementara di negara lain sudah dibubarkan di banyak negara-negara Islam lainnya. Akan tetapi di Indonesia baru pak Jokowi saja yang berani membubarkan HTI,” ujar Haidar.
Menurut Haidar, HTI hadir berkedok Islam, mereka sangat paham agama, tekun beribadah dan rajin mengaji. Tetapi tujuan mereka adalah kekuasaan dan ingin mengganti Pancasila karena dinilai kafir karena tidak sepaham dengan kelompoknya,” pungkasnya. (red).

Ikuti tulisan menarik Syafrudin Budiman SiP lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu