x

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

700an Ribu Hektar Gambut Terbakar, Saatnya Kita Berbuat

Hampir sejuta hektar gambut terbakar. jangan kita terdiam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SIAPAPUN bisa ikut serta dalam upaya restorasi gambut baik di Sumatera, Kalimantan maupun di Papua. Karena sekecil apapun usaha yang kita lakukan tentu akan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekosistem gambut. Di Sumatera Selatan sebenarnya cukup banyak kearifan lokal yang bisa terus dipertahankan dalam menjaga gambut tetap lestari. Masyarakat yang bermukim di sekitar Lebak Gamalan, Pedamaran misalnya memanfaatkan purun yang tumbuh bebas di lahan gambut untuk bahan baku tikar, tas purun. Ini merupakan salah satu contoh kecil yang laik dicontoh.

Sebagaimana diketahui, sekitar lebih dari 700 ribu hektar gambut terbakar habis dalam empat tahun terakhir ini. Angka tersebut bisa saja bertambah banyak  mengingat  Sumatera Selatan akan memasuki musim kemarau. Namun demikian sejumlah pemangku kepentingan optimistis bisa menekan jumlah kawasan terbakar dengan melakukan upaya cegah dan penanggulangan secara dini.

Koordinator Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Sumsel, Nadjib Asmani mengatakan kebakaran terbesar terjadi di tahun 2015 dengan cakupan area terbakar hingga 737.000 hektar. Tahun berikutnya atau persisnya di penghujung tahun 2016, kawasan yang mengalami kebakaran turun drastis yaitu hanya 978 hektar. Hal itu terjadi karena cuaca yang tidak terlalu ekstrim dan ditambahlagi adanya upaya maksimal dari berbagai pihak untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan. Namun sayangnya jumlah kebakaran kembali meningkat di tahun 2017 yang jumlahnya 9.286 dan 37.361 di tahun 2018. “Akan kami tingkatkan kewaspadaan karena tidak lama lagi masuk musim kemarau,” kata Nadjib Asmani, Senin, 8 April 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sumatera Selatan memiliki ekosistem gambut yang paling luas nomor dua di Pulau Sumatera, setelah provinsi Riau. Jumlah tersebut diharapkan bisa dikembalikan lewat masa restorasi hingga beberapa tahun 2020 dan sesudahnya. Sumsel diketahui memiliki luasan  lahan gambut sekitar 1.2 juta hektar dengan sebaran terluas ada di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba) serta di Kabupaten Muaraenim dan PALI, Musirawas dan Musirawas Utara (Muratara).

Menurut Nadjib selain melakukan upacaya pencegahan secara dini, pihaknya sedang berupaya melakukan restorasi gambut. Target restorasi gambut di Provinsi Sumatera Selatan sampai Tahun 2020 dengan total 594.231 hektar. Luasan target tersebut  mencakup 7 Kabupaten yakni OKI, MUBA, Banyuasin, Muaraenim, MURA dan PALI.  Adapun pembagian luasan area yang termasuk dalam restorasi meliputi kabupaten OKI dengan total 380.391 hektar dan Kabupaten MUBA dengan total luas 96.896 hektar, atau dengan total di kedua kabupaten tersebut mencapai 477.282 hektar. 

Sementara itu Kepala Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Palembang Tabroni menjelaskan pihaknya memiliki kawasan percontohan restorasi gambut di desa Sepucuk, Kayuagung, Ogan Komering Ilir. Saat ini dikawasan tersebut telah ditanam berbagai jenis tanaman. Sedangkan untuk menjaga kawasan tersebut dari jilatan api disaat musim kemarau, pihaknya bersama sejumlah pemangku kepentingan menggiatkan patroli rutin serta meningkatkan kewaspadaan bersama warga sekitar hutan dan juga lahan gambut. Hasilnya sejauh ini langkah tersbut dinilai efektif menjaga kawasan dari kerusakkan. “Mengedukasi masyarakat agar tidak membakar dan juga tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat,” katanya. (pharliza@gmail.com)

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler