x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pemilu Sukses Jika Kita Rukun Kembali

Pemilihan umum baru dapat dikatakan sukses apabila warga negara rukun kembali setelah melewati ketegangan karena perbedaan pilihan politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Rakyat sudah menentukan pilihannya Rabu, 17 April, dari pagi hingga siang, di Indonesia dan hari sebelumnya di luar negeri. Penghitungan perolehan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) masih berlangsung. Lembaga-lembaga survei berlomba menyajikan hasil hitung cepat versi masing-masing, sedangkan hitung resmi versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru beberapa pekan sampai kepada kesimpulannya.

Kubu capres yang unggul versi hitung cepat mungkin merasa bahwa pesta kemenangan sudah bisa dimulai begitu penghitungan versi lembaga survei mencapai 100%, sedangkan capres yang tertinggal akan bersikap menunggu hasil resmi versi KPU. Ini lumrah saja jika dilihat dari psikologi kedua kubu capres. Namun, betapapun tetap mesti diingat bahwa versi resmi dari KPU-lah yang akan berlaku, karena itu pesta kemenangan sebaiknya ditunda dulu. Menunggu hasil resmi dari KPU merupakan tindakan yang bijak agar ketenangan masyarakat dapat terjaga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang penting dan mendesak untuk dipikirkan sekarang ialah mempersiapkan ikhtiar merajut kembali kerukunan antar anak bangsa. Kita tidak bisa pungkiri bahwa proses menuju hari pemungutan suara diwarnai oleh perselisihan. Luka-luka tak terhindari dikarenakan masing-masing pihak merasa benar dan sekaligus merasa menjadi korban perlakuan yang tidak layak dari yang lain. Kalah dan menang dalam kompetisi apapun merupakan keniscayaan, tapi dalam politik memang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan di antara warga. Inilah yang perlu segera ditangani.

Pemilihan umum ini baru dapat dikatakan sukses apabila warga negara rukun kembali setelah melewati hari-hari yang sulit penuh ketegangan karena perbedaan pilihan politik. Meningkatnya jumlah pemilik hak pilih yang datang ke TPS bukanlah indikator yang substansial dari keberhasilan sebuah pemilu. Peningkatan jumlah pemilih memang menggembirakan sebagai tanda meningkatnya partisipasi warga, namun peningkatan ini mesti dilihat sebagai modal awal bagi pematangan demokrasi kita.

Proses-proses politik yang jujur dan adil itulah yang jauh lebih penting dan bermakna bagi kelangsungan demokrasi kita jangka panjang. Penyelenggaraan pemilihan secara jujur dan adil mempermudah perajutan kembali kerukunan antarwarga, sebab pihak-pihak yang berkompetisi dalam pemilihan akan mudah menerima hasil-hasil pemilihan dengan dada yang lapang. Menang secara jujur dan kalah sebagai ksatria. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler