Produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan syariat Islam, yaitu produk yang tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi, serta tidak menggunakan alkohol sebagai bahan yang sengaja ditambahkan. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menilai animo masyarakat menggunakan produk halal terus mengalami peningkatan. Meski demikian, Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim menyatakan UMKM yang mengantongi sertifikat halal masih minim karena biaya sertifikasi halal dinilai terlalu tinggi oleh para pengusaha mikro.

Hal ini menjadi perhatian khusus bagi mahasiswa ITB sebagai konsumen produk UMKM khususnya di daerah Bandung. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kualitatif mengenai minat mahasiswa ITB terhadap produk halal dengan harapan setelah mengetahui minat konsumen, para pelaku UMKM dapat lebih terbuka wawasannya akan pentingnya sertifikasi halal.

Berdasarkan data yang kami peroleh, sebanyak 56% responden menjawab sertifikasi halal pada suatu produk adalah hal yang sangat penting. Sebanyak 73% responden mempertimbangkan keberadaan sertifikat halal saat memilih produk. Di samping itu, 60% responden menjawab akan beralih ke merek produk lain saat tidak ada sertifikat halal pada produk yang biasa mereka beli. Mahasiswa ITB pun beranggapan bahwa sertifikasi halal bagi UMKM sama pentingnya dengan produsen besar, dibuktikan dengan 85% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Dengan demikian, sangatlah penting bagi UMKM terutama pedagang makanan di sekitar kampus ITB yang belum memiliki sertifikasi halal untuk segera mengajukan sertifikasi halal. Hal tersebut perlu dilakukan karena mayoritas pelanggannya, yaitu mahasiswa ITB merasa sertifikat halal bagi UMKM sama penting dengan sertifikat halal bagi perusahaan besar, bahkan dapat mempengaruhi pemilihan dan loyalitas mereka terhadap suatu produk.

Selain itu, saran dari para penulis untuk para pemangku kebijakan yaitu proses pembuatan sertifikasi halal hendaknya semakin dimudahkan serta biaya pembuatan sertifikasi halal diperhitungkan kembali karena banyak UMKM yang belum mempunyai pendapatan yang tetap dan cukup besar.

Artikel ini ditulis berdasarkan makalah tugas akhir mata kuliah KU4078 Studium Generale kelompok 08.03.

Penulis:

Almarini Paulis

Camelia

Chetellya Putri Sihombing

Laurensia Ivana Agatha

Monica Febiola Br Rajagukguk

Syifa Dina Az-zahra

Ikuti tulisan menarik Camelia lainnya di sini.