x

Iklan

Dasa Novianto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Mei 2019

Senin, 20 Mei 2019 12:03 WIB

Sepak Bola: Olahraga yang Menyatukan!

Sepak bola seharusnya menjadi suatu wadah untuk menciptakan persatuan, apalagi sepakbola terkenal menjadi perekat dan pemersatu, tanpa memandang latar belakang dan perbedaan apapun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertandingan pembuka Shopee Liga 1 2019 antara PSS Sleman vs Arema FC dilaksanakan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (15/5/2019) kemarin. Pertandingan tersebut berkesudahan skor 3-1 untuk keunggulan PSS Sleman. Pertandingan tersebut diwarnai kericuhan antara kedua suporter yang mengakibatkan pertandingan harus ditunda selama 55 menit.

Kericuhan tersebut dimulai oleh aksi provokasi dan saling lempar antara kedua belah suporter. Kericuhan tersebut tidak seharusnya terjadi, mengingat sepakbola merupakan olahraga yang dapat mempersatukan bangsa ini dalam karena dengan sepakbola masyarakat Indonesia mampu menemukan identitas dan kebanggaan.

Tetapi, kebanggaan yang ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia dalam sepakbola terlalu berlebihan. Terlalu fanatik dalam mendukung suatu klub sepakbola dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kasus penganiayaan berujung pembunuhan terhadap suporter Persib Bandung yang bernama Rangga pada tahun 2012 dan Haringga Sirla pada tahun 2018 merupakan hal negatif dari fanatisme yang berlebihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berawal dari saling ejek antar suporter, hingga akhirnya melakukan aksi anarkis akibat klub yang didukung mengalami kekalahan dari klub lawan, hal-hal seperti itu yang harus dihentikan oleh para suporter dan perlu adanya perubahan dalam diri suporter sepakbola dalam mendukung suatu klub sepakbola. Karena kalau suporter tidak mau berubah akan ada akibat yang berlajut, akibat tersebut yaitu terjadinya perpecahan di dalam masyarakat yang sebagian besar menggemari sepakbola. Perpecahan dapat terjadi akibat dendam yang timbul akibat kericuhan antar suporter.

Dendam yang sudah timbul sulit untuk dihilangkan, karena sebagian besar kericuhan antar suporter yang terjadi menimbulkan dendam yang berkepanjangan. Oleh karena itu, dalam mendukung suatu klub sepakbola tidak boleh terlalu fanatik, karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Mendukung suatu klub sepakbola tidak usah terlalu fanatik, tetapi sewajarnya saja.

Sepak bola seharusnya menjadi suatu wadah untuk menciptakan persatuan, apalagi sepakbola terkenal menjadi perekat dan pemersatu, tanpa memandang latar belakang dan perbedaan apapun. Sebagai contoh, ketika Pantai Gading lolos ke Piala Dunia 2010, sang kapten Didier Drogba berbicara di televisi nasional sekitar 10 menit. Drogba meminta perang antarsuku yang sudah berlangsung puluhan tahun di negaranya diakhiri.

Sebagai wujud kebanggaan nasional atas perjuangan Drogba cs, para pihak yang bertikai berhenti berperang. Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa sepakbola mempunyai daya magis tersendiri dalam mewujudkan persatuan.

Sepak bola bisa menjadi alat untuk mewujudkan perdamaian dalam dua pihak yang bertikai, bukan sebaliknya menjadi penyebab dua pihak menjadi bertikai. Tetapi, untuk mewujudkan sepakbola menjadi alat persatuan khususnya di Indonesia, perlu adanya rasa saling menghormati antara para suporter, perlu menjunjung tinggi sportivitas antar para suporter. Dengan adanya rasa saling menghormati dan sportivitas antar suporter, maka untuk mewujudkan persatuan oleh sepakbola bukanlah hal yang mustahil.

By: Dasa Novianto

Ikuti tulisan menarik Dasa Novianto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

5 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB