x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 11 Juli 2019 20:04 WIB

Mahasiswa S3 MP Unpak Perkuat Tradisi Akademis untuk Antisipasi

Adalah tekad mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak memperkuat tradisi akademis. Sebagai antisipasi terhadap kelangkaan sumber daya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kuliah dari pagi hingga senja itu tidak mudah. Bukan hanya lelah tapi juga mudah buyar. Maka harus ada cara sendiri untuk tetap semangat. Saat kuliah hingga senja. Kondisi itulah yang dijalani mahasiswa Program Doktor – S3 Manajemen Pendidikan kelas 18KS2 Pascasarjana Unpak hari ini. Sejak pagi menimba mata kuliah “Ekonomi Pendidikan” dari Dr. Widodo Sunaryo lalu berlanjut hingga sore mata kuliah “Metodologi Penelitian II” dari Dr. Hj. Rita Setyawati, suka tidak suka, harus tetap fokus kuliah. Karena perjuangan memang harus lebih besar daripada sekadar tekad. Serius tapi rileks, begitulah suasana di dalam kelas. Apalagi setiap mahasiswa ditemani segelas “Susu Mbok Darmi”.

Jauh lebih penting dari kuliah hingga senja hari. Adalah tekad membangun suasana kebersamaan, dalam balutan akademis tiap kali kuliah. Tujuannya sederhana, agar tetap semangat dan mampu menyelesaikan studi tepat waktu di tahun 2021. Sekalipun dihadapkan pada tugas menumpuk; mulai dari tugas individu, membuat paper, presentasi hingga memfinalkan judul disertasi.  Sekitar 23 mahasiswa kelas 18KS2-Unindra Program Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak terus memacu motivasi untuk kuliah. Dalam bingkai “kebersamaan akademis”. Karena kuliah bukanlah untuk mengalahkan orang lain, melainkan untuk memperbaiki diri.

Tradisi akademis, tentu bukan melulu soal kepintaran dan kecerdasan. Tradisi akademis pun butuh suasana dan lingkungan yang kondusif. Termasuk para mahasiswa, khususnya program Doktor – S3 pascasarjana di manapun kampusnya. Belajar dan merevitalisasi tradisi akademis berbasis kebersamaan. Itulah spirit yang sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang. Sebuah  sikap dan perilaku belajar yang menegaskan bahwa kita tidak sendiri. Tapi kita ada karena bersama-sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebersamaan akademis bukanlah tanpa alasan. Karena tanpa kebersamaan, tidak mungkin timbul sikap peduli antar satu dengan lainnya. Sikap saling membantu, akrab, dan memelihara tekad untuk selesai studi tepat waktu. Seperti hadirnya ekonomi pendidikan adalah untuk menjawab masalah “scarcity” alias kelangkaan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Maka dengan dukungan, kemampuan berpikir dan kualitatif metodologi. Maka calon dokctor harus mampu memberi kontribusi keilmuan dan profesionalisme kepada organisasi dan masyarakat.

Di tengah arus individualistis seperti sekarang, membangun kebersamaan akademis menjadi kian penting. Rene Descartes menyebutkan bahwa dalam diri manusia selalu ada dualisme antara rescogitans (jiwa bernalar) dan res-extensa (jasmani yang menguat). Bila tidak dikendalikan, maka salah satunya akan menjadi dominan dan “membunuh” lainnya. Ketika itu terjadi, maka di situlah keangkuhan akademis muncul atau kesombongan fisik mengemuka. Maka cara sederhana untuk antisipasinya adalah memperbesar ruang “kebersamaan akademis” sebagai bekal ketuntasan belajar.

Kebersamaan akademis bukan hanya spirit. Tapi simbol bahwa mahasiswa jangan sampai ogah-ogahan dalam kuliah. Tapi bersikap spartan untuk belajar sambil membangun kebersamaan. Karena “tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada kemudahan tanpa doa. Bahkan tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan… Tabik #S3MPUnpak #2018KS2Unindra #PascaUnpak

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB