cinta tak diceritakan,
bagai angin ia bergerak,
dalam diam ia bercerita.
tanpa melihat yang rapuh,
dengan telapak tangan menengadah,
perlahan tercium mekarnya.
angan dengan sukarnya menebak,
menyenangkan dalam tawa,
atau berbalik arah jadi tangis.
ia hanya sedang mencari,
untuk mengikat sesungguhnya sebuah nama,
yang membangun neraka di surga sekalipun.
ia hadir dalam ketulusan,
bahkan sakit ia menetap,
menguji akar-akar kokoh untuk berkorban.
///
Atambua, 13 Agustus 2019
Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.