Angan-Angan Kosong (Suatu Ilusi Dunia)

Sabtu, 31 Agustus 2019 10:57 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagaimana usaha Iblis dkk menyesatkan manusia di era modern

“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (QS. Al Hijr : 39 – 40)

Sudah menajadi kodrat Iblis untuk menyesatkan manusia, salah satunya melalui angan-angan kosong (fantasi). Berlalu beribu-ribu abad (wallahu’alam) sejak Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga, bapak-ibu kita dikeluarkan dari sana tiada lain kerena angan-angan kosong atas kemakmuran hidup abadi hingga terperdaya memakan buah khuldi yang dilarang Allah SWT. Dan tak tahukah kita sebenarnya sifat ini juga diturunkan kepada kita, keturunan Adam.

Sudah menjadi kodratnya, manusia menghendaki kebahagiaan abadi sebagai tujuan hidupnya. Namun sayangnya semenjak manusia diturunkan ke dunia, hasrat itu ‘mustahil’ terpuaskan oleh dunia. Sifat bawaan ini masih melekat pada setiap diri manusia semenjak diturunkan di Bumi. Dari sinilah tipu daya Iblis dkk bermain denga ‘membangkitkan fantasi surga dunia’, sehingga sebagian manusia memandang indah apa yang dibisikan kepadanya dan menjadi ‘manusia serakah’.

Pernahkah terlintas dalam benak kita, kebahagiaan, sehingga kita memandang kecantikan, keturunan, kedudukan, jabatan, harta benda sebagai sesuatu yang membuat kita ‘bahagia’? Dalam kehidupan modern ini, hal semacam ini lazim ditemui. Segala macam informasi dan hiburan dari berbagai media sosial dan portal berita lebih banyak mengulas kesuksesan para milyuner daripada para ulama (orang yg pnya ilmu dan hikmah). Dari sini terlihat jelas bagaimana masyarakat mendefinisikan arti ‘kesuksesan’ dan ‘kebahagiaan’. Inilah ‘angan-angan kosong’ yang sebenar-benarnya.

Rekonstruksi ‘wacana kesuksesan milyuner’ ini menghasilkan pola pikir, sikap, kebiasaan hingga kebudayaan masyarakat modern, sehingga terealisasilah individu-materialisme. Dan begitulah tipu daya Iblis dkk menyesatkan manusia.

Dan tak peduli bagaimana manusia berusaha mengejar ‘kesuksesan dunia’, pada akhirnya manusia takkan pernah ‘puas’ bahagia, seakanakan memuaskan dahaga dengan meminum air laut. Sehingga tiba ajal menjemput manusia lalai dalam keadaan ‘haus’ atas dunia.

Bagikan Artikel Ini
img-content
danar dono

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Konflik Terbesar Sepanjang Sejarah Umat Manusia

Rabu, 11 September 2019 07:51 WIB
img-content

Apakah Anda Bersedih Hati?

Senin, 9 September 2019 13:16 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler