Ribut soal audisi bulutangkis yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum belum usai. Menyusul protes yan dilancarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, PB Djarum berencana menyetop ajang serupa pada 2020.
KPAI dan Yayasan Lentera Anak Indonesia sebetulnya tidak meminta audisi pencarian bakat atlet badminton itu dihentikan. Mereka hanya meminta perusahaan rokok terbesar di Indonesia itu mengganti logo mereka. “Mereka meminta audisi tersebut tidak melibatkan logo merek rokok," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, dalam keterangan resminya, 9 September lalu.
Sikap keras KPAI sebetulnya gampang dipahami. Kebiasaan merokok pada kalangan anak-anak selama ini bukannya menurun, melainkan malah meningkat. Kampanye anti rokok yan dilakukan pemerintah an lembaga swadaya masyarakat berhadapan dengan iklan dan promosi produsen rokok yang amat gencar.
Angka yang Mencemaskan
Rupanya ada peningkatan prevalensi merokok yang cukup besar pada kelompok anak-anak dan remaja. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 yang digelar Kementerian Kesehatan menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2% pada 2013 menjadi 9,1% pada tahun lalu.
Prevalensi Perokok Muda 2018
Kajian Badan Litbangkes 2015 juga menunjukkan menunjukkan adanya angka kecenderungan merokok yang cukup tinggi di kalangan anak-anak.
Angka Perokok Pemula 2015
Penyebab Kematian
Sesuai Kajian Badan Litbangkes Tahun 2015, Indonesia menyumbang lebih dari 230.000 kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya. Globocan 2018 menyatakan, dari total kematian akibat kanker di Indonesia, Kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan merokok.
''Seorang perokok mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit kanker paru dan penyaki lainnya,'' ujar ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek , Juli lalu.
Pemerintah selama ini berupaya melakukan upaya pengendalian iklan dengan pembatasan iklan rokok di Internet. Promosi rokok di media sosial cukup marak dan mempengaruhi anak-anak untuk menjadi perokok pemula.
Di tengah upaya tersebut, pemerintah seharusnya juga bersikap lebih tegas terhadap konflik KPAI an Djarum. Memajukan bulutangkis penting, tapi melindungi anak-anak dari rokok juga penting. Harus ada jalan tengah. ****
Ikuti tulisan menarik sutar temanggung lainnya di sini.