x

Pelajar mengenakan topeng saat menggelar aksi kampanye #TolakJadiTarget di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu, 25 Februari 2017. Aksi ni bertujuan untuk menolak perusahaan rokok yang dengan sengaja meletakkan iklan di sekitar Sekolah. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Iklan

sutar temanggung

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 September 2019

Kamis, 12 September 2019 15:13 WIB

Sisi Lain KPAI versus Djarum: Tren Anak-anak Perokok yang Mencemaskan!

Kebiasaan merokok pada kalangan anak-anak selama ini bukannya menurun, melainkan malah meningkat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Ribut soal audisi  bulutangkis yang diselenggarakan  oleh Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum  belum usai.  Menyusul protes yan dilancarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia,   PB Djarum berencana menyetop ajang serupa pada 2020.

KPAI dan Yayasan Lentera Anak Indonesia sebetulnya tidak meminta audisi pencarian bakat atlet badminton itu  dihentikan. Mereka hanya meminta perusahaan rokok terbesar di Indonesia itu mengganti logo mereka. “Mereka meminta audisi tersebut tidak melibatkan logo merek rokok," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, dalam keterangan resminya, 9 September lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sikap keras KPAI sebetulnya gampang dipahami.  Kebiasaan merokok  pada kalangan anak-anak selama ini bukannya menurun,  melainkan malah  meningkat.  Kampanye anti rokok yan dilakukan pemerintah an lembaga swadaya masyarakat berhadapan dengan iklan dan promosi produsen rokok yang amat gencar.

Angka yang Mencemaskan
Rupanya ada  peningkatan prevalensi merokok  yang  cukup  besar pada kelompok anak-anak dan remaja.  Hasil  Riset Kesehatan Dasar 2018 yang digelar  Kementerian Kesehatan menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2%  pada 2013 menjadi  9,1% pada tahun lalu.

 

Prevalensi Perokok Muda 2018

Kajian Badan Litbangkes 2015 juga  menunjukkan menunjukkan adanya angka kecenderungan merokok yang cukup tinggi di kalangan anak-anak.

 

Angka Perokok Pemula 2015

 

Penyebab Kematian
Sesuai Kajian Badan Litbangkes Tahun 2015,  Indonesia menyumbang lebih dari 230.000 kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya. Globocan 2018 menyatakan, dari total kematian akibat kanker di Indonesia, Kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan merokok.

''Seorang perokok mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit kanker paru dan penyaki lainnya,'' ujar ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek ,  Juli lalu.

Pemerintah selama ini  berupaya melakukan upaya pengendalian iklan dengan pembatasan iklan rokok di Internet. Promosi rokok di media sosial cukup marak dan mempengaruhi anak-anak untuk menjadi perokok pemula.

Di tengah upaya  tersebut,  pemerintah seharusnya juga bersikap lebih tegas  terhadap konflik KPAI an Djarum.  Memajukan bulutangkis penting, tapi melindungi anak-anak dari rokok juga penting.  Harus ada jalan tengah.  ****

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik sutar temanggung lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler