x

Iklan

Gadis Desa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Jumat, 13 September 2019 15:38 WIB

Esjewe yang Seperti Knalpot Motor

Serba salah apapun di pikiran orang-orang yang mengklaim 'Social Justice Warrior'. Di jagat maya beken dengan istilah esjewe. Apapun yang dilakukan negara untuk  menuju kebaikan tetap tidak benar oleh esjewe.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Serba salah apapun di pikiran orang-orang yang mengklaim 'Social Justice Warrior'. Di jagat maya beken dengan istilah esjewe. Apapun yang dilakukan negara untuk  menuju kebaikan tetap tidak benar oleh esjewe.

Seorang penggiat atau aktivis hak asasi masyarakat (HAM) menganggap bahwa pertemuan dan dialog antara Presiden Jokowi dengan 61 orang tokoh masyarakat dan cendekiawan asal Papua tidak tepat. Si esjewe itu menilai bahwa ke-61 tokoh masyarakat Papua tersebut tidak representatif publik.

Malahan, si esjewe itu seolah amat yakin kalau pertemuan Presiden Jokowi dan 61 tokoh masyarakat serta cendekiawan Papua bakal tetap tidak mampu meredakan gejolak Papua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rasanya: mulut sang esjewe seperti 'knalpot motor' saja. Asal berbunyi. Entah suara bising knalpot motor itu nyaman, dapat diterima warga atau tidak mengepulkan asap kotor. Yang penting nyaring.

Hello, kalau bicara representatif maka semua masyarakat Papua adalah yang paling berhak. Lantas apakah seluruh masyarakat Papua harus diundang ke Istana Negara? Apakah representatif yang dimaksud sang esjewe adalah Papua merdeka?

Begini logikanya, kalau ada tetangga di lingkungan rumah kita saling bertengkar, apakah semua warga se-RW harus dihadirkan untuk menyelesaikan masalah? Kan tidak. Bahkan cukup hanya memanggil Ketua RT atau tokoh masyarakat disegani guna mediator menyelesaikan pertengkaran dua warga.

Lagian, tolonglah "cangkem" Anda yang bergelar esjewe saat bersuara disesuaikan dengan pemikiran cerdas. Lihat siapa saja unsur tokoh masyarakat dan cendekiawan Papua yang berdialog dengan Presiden Jokowi. Di situ ada pemuka gereja, mahasiswa, aktivis ormas kepemudaan, perwakilan perempuan, kepala adat, pekerja, akademisi dan lainnya.

Jadi yang hadir dialog bersama Presiden itu adalah kalangan yang ada dalam kehidupan aktivitas masyarakat Papua. Representatif itu supaya dipahami adalah perwakilan kelompok yang ada di sebuah organisasi, masyarakat, lembaga, profesi kerja, provinsi dan lainnya lagi. Bukan semua diundang.

Toh, penyelesaian masalah Papua juga bukan mandeg di sini saja dengan adanya pertemuan. Masih ada kelanjutannya lagi secara bertahap. Dan semua unsur pemerintah sedang bekerja demi kebaikan Papua. Sampai di sini, kalian yang esjewe sudah paham kan?

Ikuti tulisan menarik Gadis Desa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler