x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Selasa, 17 September 2019 15:18 WIB

Di Mata Orang-orang Lebay, Kebakaran Hutan Diomongin, Bukan Disiramin  

Lagi musim kebakaran hutan. Prihatin dan semoga segera tertangani. Tapi di mata orang-orang lebay, kebakaran hutan apinya malah diomongin bukan disiramin. Aneh orang lebay, kebakaran hutan saja sampai "digoreng".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jujur, agak malas menulis soal beginian. Takut dibilang lebay. Itu lho soal “Kebakaran Hutan" yang lagi diributin.

Kebakaran hutan itu fakta. Harusnya kalo peduli, ya, ditolongin. Pergi ke sana, siram dan matiin apinya. Beres. Jangan digoreng-goreng. Kalo gak bisa bantu, doain yang baik biar aparat di sana bisa segera selesaikan itu musibah. Semua juga prihatin, siapapun peduli. Emang ada, orang atau negara yang niat bakar hutannya sendiri?

Soal kebakaran hutan, buat saya itu sederhana. Siapa yang bakar? Kalo tahu terbakar, waktu sedikit kenapa gak dimatiin? Bila harus ditindak, siapa orangnya? Terus kalo udah begini, siapa yang mau disalahin?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jujur lagi, karena saya gak mampu ke sana. Ya sudah, cukup saya doakan saja. Tapi kalo mau bantu, ya berangkat ke sana. Matiin api itu biar tidak kebakaran lagi. Perang lawan api, jangan perang menyalahkan orang lain.

Jadi makin malas menulis beginian. Berkedok kepedulian, tapi tidak mampu selesaikan masalah. Kepengen api cepat mati, perasaan prihatin. Tapi cara dan omongannya justru menambah kisruh. Dilebih-lebihkan. Itu namanya Lebay.

Persis, seperti orang denger lagu pop, tapi jogetnya heboh kayak dangdut. Sebut saja, orang-orang lebay. Cuma tidak bisa jajan, bilangnya paling miskin sedunia. Cuma keserempet sepeda, bilangnya keserempet motor.

Pantes sekarang ini, banyak anak kecil kalo ngomong kayak orang dewasa. Dan sebaliknya, banyak orang dewasa kalo celoteh kayak anak kecil. Ya begitulah, lebay.

Lebay itu artinya melebih-lebihkan; dibesar-besarkan. Lebay, itu bukan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kalo di “kitab gaul”, lebay itu berarti “terlalu berlebihan”, melebih-lebihkan sesuatu dengan tidak sewajarnya. Istilah “lebay” ini muncul sekitar tahun 2006-an. Dan gak tahu kenapa? Sekarang ini kok ya, malah makin banyak aja orang-orang lebay; orang-orang yang berlebihan.

Bukan lebay tapi peduli.

Dalam bahasa Indonesia, Peduli itu artinya mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan. Orang tidak "peduli" itu saat kita asyik memperkaya diri tapi orang lain yang menderita. Jadi, kalo peduli kebakaran hutan, cukup kasih perhatian lalu doakan yang baik. Kalo mampu, berbuat dan terjun langsung. Itu baru peduli. Kalo tidak mampu ya sudah. Tidak perlu dilebih-lebihkan.

Maaf aja, sebagai orang kampung. Saya mah mendingan mengajak anak-anak rajin baca. Ajarin ibu-ibu yang buta aksara. Atau ngaji bareng anak-anak yatim. Saya kerjakan yang bisa saya lakukan. Tapi urusan lain yang gak bisa, biar saya percayakan ke pihak yang berwewenang dan mampu mengerjakannya. Biar gak lebay.

Jadi tidak usah lebay. Silakan berpendapat. Tapi juga jangan lebay. Karena orang lebay itu biasanya “menganggap diriya benar sendiri”, sementara orang lain bawaannya salah melulu. Sungguh, orang lebay itu sulit menerima pendapat orang lain; apalagi “mengakui keberadaan orang lain yang gak disukainya, yang jadi lawannya”.

Asal tahu saja. Kenapa jangan lebay? KARENA ORANG LEBAY ITU LEBIH BANYAK HIDUP DALAM MIMPINYA. DAN MENOLAK KERAS APA YANG GAK DISUKAINYA.

Sudahlah tidak usah lebay.

Mimpi itu gampang, yang susah itu merealisasikamnya. Apalagi ngomong, gampang banget. Berbuat itu yang sulit. Emang gampang bikin persatuan itu hilang. Tapi yang susah itu, “mempertahankan apapun yang sudah bangsa ini raih”. Karena jika lengah, apapun yang sudah tergenggam pasti bisa terlepas juga.

Jadi tidak usah lebay. Biasa-biasa sajalah. Asal udah ikhtiar dan doa, itu sudah cukup. Tidak usah pengen menang sendiri. Karena semua yang ada pada kita, pada saatnya akan berakhir. Dan berhenti seketika bila waktunya tiba. Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi; sehelai benang pun tak bisa dimiliki. Lalu, apalagi yang mau di-lebay-kan?

Kadang, orang-orang lebay itu aneh. Bungkus-nya kata-kata baik dan kepedulian. Tapi isinya bahkan niatnya jelek. Kurang mau berlapang dada. Dan agak tidak realistis. Tapi bilangnya, pengen hidup hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Tidak perlu lebay; gak usah dilebih-lebihkan. Lakukan saja yang baik dan terbaik. Jadilah bagian dari solusi. Bukan memperbesar masalah. Ikhtiar yang baik, doa yang baik. Selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja buat umat-Nya.

Tidak usah terlalu lebay; biasa saja.

Masa denger “lagu pop” tapi jogetnya kayak “lagu dangdut”. Hanya di mata orang-orang lebay, kebakaran hutan apinya makin gede bukan malah padam. Api diomongin bukan disiramin…  Tabikk #Lebay #OrangLebay

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler