x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Jumat, 20 September 2019 07:26 WIB

Kenapa Budaya Literasi Masyarakat Indonesia Rendah?

Maraknya hoaks dan ujaran kebencian jadi bukti budaya literasi masyarakat Indonesia rendah. Ada 8 prinsip membangun budaya literasi masyarakat yang tidka berjalan. Apa dan bagaimana?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Budaya literasi atau kemampuan literasi, sering disebut banyak orang. Namun, apakah seseorang menyadari. Bahwa dirinya sudah literat atau belum? Budaya literasi harusnya bertumpu pada kesadaran untuk belajar. Seseorang yang “sadar diri” untuk mau menambah pengetahuan dan keterampilan, selalu berpikir kritis dalam memecahkan masalah, dan mampu berkomunikasi secara efektif. Sehingga paham dan mampu untuk mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Literasi prinsipnya adalah paham dan mampu sehingga terhindar dari pikiran dan perilaku yang tidak bijak.

 

Maraknya hoaks, ujaran kebencian, bahkan fitnah menjadi bukti masyarakat yang tidak literat; masyarakat yang tidak punya budaya literasi. Karena pada masyarakat yang literat, ada nilai yang tertanam untuk selalu cek dan ricek dari setiap informasi. Dan yang terpenting, menentukan suatu informasi bermanfaat atau tidak. Bila tidak manfaat, untuk apa disebarkan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Jadi, budaya literasi sejatinya bukan hanya sekadar mampu membaca dan menulis. Tapi budaya literasi pasti melibatkan pengetahuan di segala bidang, pengetahuan genre dan kultural secara kognitif, di samping kemampuan berbahasa secara lisan dan tulisan.

 

Karena itu, bila dipahami, budaya literasi bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat akan berbagai informasi bermanfaat (bukan yang tidak manfaat). Pemahaman yang memampukan seseorang dalam mengambil kesimpulan dengan akurat. Sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan karakter dan budi pekerti yang baik. Hingga akhirnya, lahir budaya untuk bertindak dalam meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang. Agar lebih bermanfaat dalam hidupnya.

 

Maka untuk membangun budaya literasi di masyarakat, baik di organisasi atau di lingkungan, setidaknya ada 8 (delapan) prinsip budaya literasi yang menjadi acuan:

  1. Kegiatan literasi harus dimulai dari kesadaran untuk belajar; sadar diri.
  2. Kegiatan literasi harus sesuai dengan konteks dan organisasi belajar masing-masing. Formal atau informal; anak-anak, remaja atau dewasa. Kegiatan literasi harus disesuaikan, bukan disamaratakan.
  3. Kegiatan literasi harus berimbang, sesuai dengan jenjang usia, pendidikan, profesi, bahkan konteks yang menjadi bahasan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
  4. Kegiatan literasi harus terintegrasi. Artinya, literasi jangan berdiri sendiri. Harus dikaitkan dengan berbagai ranah kehidupan, di samping harus melibatkan semua pihak yang ada di dalam organisasi.
  5. Kegiatan literasi dapat dijalankan kapanpun. Literasi sederhana bisa dimulai dari membaca dan menulis, dan kegiatan itu bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Berdiskusi pun menjadi bagian dari budaya literasi.
  6. Kegiatan literasi berujung pada kebaikan budaya lisan. Berkomunikasi secara lisan menjadi titik penting adab atau budaya literasi di masyarakat. Berbahasa lisan tidak cukup baik dan benar, namun harus santun dan bijak. Itulah cerminan budaya literasi.
  7. Kegiatan literasi harus menyentuh semua kurikulum kehidupan. Mulai dari pengetahuan, sikap, dan perilaku sesuai dengan level organisasinya masing-masing.
  8. Kegiatan literasi harus berbasis keberagaman. Kemauan untuk menghargai perbedaan dan menghormati pendapat orang lain adalah basis budaya literasi. Sehingga literasi bukan mempersempit cara berpikir tentang multikultural, melainkan memperluas cakrawala berpikir untuk kemaslahatan yang lebih besar.

 

Bila ke-8 prinsip dalam membangun budaya literasi dijalankan dengan seksama, maka bukan tidak mungkin terwujud masyarakat literat di bumi Indonesia. Sebuah masyarakat yang paham dan mampu menyesuaikan diri dengan dinamika peradaban, termasuk di tengah gempuran era digital atau revolusi industri 4.0. Budaya literasi adalah budaya universal yang harus ada dalam kehidupan setiap orang. Literasi dasar seperti membaca dan menulis, literasi media, literasi teknologi, literasi sains, literasi humaniora, literasi finansial, literasi poltik, bahkan literasi pemerintahan. Semuanya bertumpu pada budaya paham dan mampu untuk memampukan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

 

Itulah arti penting budaya literasi di masyarakat. Maka, semua pihak harus terlibat aktif dalam gerakan membudayakan literasi di semua ranah kehidupan. Untuk keadaan masa depan yang lebih baik. Karena intinya, setiap pikiran dan tindakan seseorang adalah tanda level literasi pribadinya … tabik #BudayaLiterasi #PegiatLiterasi #GerakanLiterasi

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB