x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 25 September 2019 00:46 WIB

Sidang Umum PBB 2019

Sidang Umum PBB adalah pertemuan tingkat tinggi, namun tidak memiliki pengaruh signifikan terkait bagaimana dunia dikelola. Sebab, pada akhirnya, kerjasama internasional lebih mengacu pada hubungan bilateral.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada bulan September setiap tahun, mata para politisi dunia dan pengamat politik global mengarah ke New York, ketika para pemimpin dunia menghadiri dan berpidato dalam forum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SU PBB), atau UNGA (United Nation General Assembly) di Gedung PBB.

Yang menarik dari forum SU PBB adalah kehadiran para pemimpin tertinggi dunia, yang masing-masing diberikan waktu sekitar 10 sampai 15 menit untuk berpidato, menyampaikan sikap negaranya terhadap berbagai perkembangan global di berbagai bidang.

Tapi pidato para pemimpin dunia di Sidang Umum PBB lebih bersifat pandangan umum tentang kebijakan global negaranya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan begitu, SU PBB hanya bisa dijadikan sebagai acuan yang bersifat sangat umum tentang arah kebijakan sebuah negara, dan tidak bisa dijadikan acuan kunci untuk memperkirakan kebijakan sebuah negara dalam kasu tertentu pada level global.

Bahkan Amerika Serikat sekalipun tak mampu dan bahkan mungkin tidak ingin memanfaatkan Sidang Umum PBB sebagai forum untuk membeberkan kebijakan globalnya, baik terhadap negara tertentu, ataupun kebijakannya yang bersifat regional.

Dengan kata lain, pandangan seorang pemimpin suatu negara terkait suatu persoalan di forum SU PBB, boleh jadi sangat berbeda jauh ketika pandangan itu diimplementasikan dan dieksekusi dalam dunia nyata.

Syarifuddin Abdullah | 24 September 2019/ 25 Muharram 1441H

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler