x

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin berpose bersama sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju, periose 2019-2024, di Verdana Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. Foto: Tempo/Subekti

Iklan

Kristianus Jimy Pratama

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 Juni 2019

Rabu, 23 Oktober 2019 13:50 WIB

5 Makna Tersembunyi Momen Pengumuman Kabinet Indonesia Maju

Ada beberapa hal tidak biasa yang terjadi selama pengumuman formasi Kabinet Indonesia Maju

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia KH. Maruf Amin resmi mengumumkan formasi Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019 tepat pukul 08.30. Namun ada beberapa hal tidak biasa yang terjadi selama pengumuman tersebut. Berikut beberapa hal yang sarat dengan makna namun tersembunyi selama pengumuman formasi Kabinet Indonesia Maju.

1. Perubahan Nama Kabinet

Nama Kabinet Presiden Joko Widodo resmi beralih dari Kabinet Indonesia Kerja menjadi Kabinet Indonesia Maju. Perubahan redaksi nama kabinet tersebut menegaskan bahwa terdapat perubahan orientasi pemerintahan Joko Widodo yang semula berorientasi pada proses menjadi berorientasi pada hasil. Hal ini selaras dengan isi pidato perdana Presiden Joko Widodo yang tegas mengemukakan bahwa Presiden Joko Widodo akan mencopot Menteri yang tidak bekerja secara maksimal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, pemaknaan diksi kata "Kerja" pada penamaan kabinet sebelumnya seringkali dicitrakan sebagai sebuah retorika semata oleh beberapa kalangan.

2. Batik

Hal tak biasa ketika batik digunakan oleh Presiden Joko Widodo di acara formal seperti pengumuman formasi Kabinet Indonesia Maju. Simbolisasi penggunaan baju kemeja putih memang lekat identik dengan koalisi pemerintahan Joko Widodo. Namun semenjak bergabungnya kekuatan oposisi dengan ditandai penunjukkan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra menjadi Menteri Pertahanan dan Eddy Prabowo yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, penggunaan batik identik dengan peleburan kekuatan tersebut, yakni antara koalisi dan oposisi menjadi satu untuk kepentingan nasional.

3. Posisi Duduk

Pengumuman formasi kabinet Indonesia Maju dilakukan dengan posisi duduk dan disertai formasi Presiden dan Wakil Presiden yang duduk pada sebuah kursi disertai Menteri Koordinator dan para Menteri dan Pejabat Setingkat Menteri di bawahnya. Hal ini menegaskan bahwa posisi duduk seringkali mencerminkan ekspresi kepatuhan kepada pimpinan secara struktural. Selain itu sekaligus menegaskan poin pidato perdana Presiden Joko Widodo yang tegas mengemukakan bahwa tidak ada Visi Menteri melainkan hanya Visi Presiden.

4. Beranda Istana

Beranda dalam sebuah rumah menunjukkan sebuah tempat pertemuan paling umum antara para pemilik rumah dan pihak yang berada di luar pemilik rumah. Dimana pengumuman formasi Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan di Beranda Istana memiliki dua sisi pemaknaan. Yang pertama adalah sikap hangat yang ditunjukkan oleh Pemerintahan Joko Widodo kepada rakyat secara simbolis. Namun dapat pula dimaknai sebaliknya sebagai bentuk formal dan berjarak elit dari rakyat. Hal tersebut ditandai dengan akhir formasi yang tetap berada di tangga istana. Hal ini berbeda dengan pengumuman formasi Kabinet Indonesia Kerja yang lebih membumi.

5. Politik Representatif

Komposisi menteri dan pejabat setingkat menteri yang didominasi kalangan profesional dinilai sebagai bentuk digdaya pemerintahan Joko Widodo untuk mencoba keluar dari sandera partai politik. Namun, komposisi Menteri yang berasal dari partai politik cenderung menyerupai besaran suara partai di lembaga legislatif. Hal ini justru memperlihatkan bahwa komposisi ini menunjukkan kabinet rasa parlemen mulai terasa.

Selain itu pengurangan keterwakilan perempuan dalam kabinet seakan memberikan persetujuan bahwa terdapat kemunduran yang terjadi pada Pemerintahan Joko Widodo. Namun terdapat representatif geografis yang baik ditandai dengan bergabungnya Bahlil Lahadalia yang mewakili Indonesia Timur dan I Gusti Ayu Bintang Darmavati yang mewakili Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara serta Purnawirawan Jenderal TNI Fachrul Razi yang berasal dari Aceh.

Ikuti tulisan menarik Kristianus Jimy Pratama lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler