x

Iklan

Aurelia Natasya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Juli 2019

Minggu, 3 November 2019 12:43 WIB

Konser Amal YMAI Bawa Misi Menghidupkan Himne Rohani Sekaligus Dukung Pendidikan Anak di Papua


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Yayasan Musik Amadeus Indonesia (YMAI) sukses menggelar konser amal untuk Papua dengan misi menghidupkan himne rohani. Konser amal ini merupakan yang keempat kalinya digelar YMAI bersama Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP), bertempat di Aula Simfonia Jakarta, 26 Oktober 2019.

Konser berjudul “He Lives”, mempersembahkan 15 lagu himne yang mengagungkan Tuhan, melibatkan 55 orang pemusik Amadeus Symphony Orchestra, serta didukung 260 orang paduan suara dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Jakarta Choir, dan paduan suara dari 57 gereja dari berbagai denominasi.

Konser disaksikan 1.100 penonton, diantaranya tampak hadir duta besar Jepang H.E. Akira Chiba dan Madam Yuko, H.E. Volodymyr Pakhil dan Madam, Founder Lippo Group Mochtar Riady dan istri, serta Founder Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) James T. Riady dan ibu Aileen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konser yang dimainkan dengan megah mampu mengajak penonton ikut mengagungkan Tuhan. Sebagaimana disampaikan Grace Soedargo pendiri, pimpinan dan direktur YMAI dan Amadeus Symphony Orchestra, usai konser mengatakan bahwa tema konser ‘He Lives’ bertujuan mengingatkan penonton bahwa Tuhan itu hidup, sehingga umatNya, harus memuji Tuhan.

Tarian Papua dan Photo Booth oleh Mahasiswa I Teacher College UPH

“Saya ingin membuat gerakan jemaat bernyanyi. Melalui iringan lagu-lagu himne yang sudah kami siapkan ini diharapkan jemaat dari seluruh gereja-gereja dapat ikut menyanyi memuji Tuhan,” ungkap Grace.

Menurut Grace himne memiliki melodi yang sederhana, hal ini memungkinkan semua orang bernyanyi memuji Tuhan. Selain itu, teks yang terdapat dalam himne merupakan firman Tuhan yang memiliki kuasa untuk menguatkan, menghibur dan menumbuhkan iman. “Saya juga berharap suatu saat dapat mengajarkan anak-anak di Papua melalui membuka sekolah musik."

Setiap tahunnya konser ini mengangkat tema yang menjadi pesan dari rangkaian lagu-lagu pujian yang dibawakan. Konser amal himne pertama “A Mighty Fortress is Our God” pada 19 November 2016, “Joy to the World” pada 9 Desember 2017, dan “Revive Us Again” pada 27 Oktober 2018, dan “He Lives” pada 26 Oktober 2019. Konser berisi lima belas (15) lagu himne ini telah direkam dalam CD yang terdiri dari CD iringan orkestra (minus one) dan dengan paduan suara.

YMAI bertekad untuk mendistribusikan CD himne ke seluruh Indonesia agar gereja, sekolah hingga rumah sakit dapat mendengarkan himne dan bernyayi memuji Tuhan. Dengan demikian dapat menjangkau lebih luas ke berbagai daerah.

Selain menjadi bagian dalam gerakan nyanyian jemaat, konser amal ini juga bertujuan untuk menghimpun donasi bagi pendidikan anak-anak di pedalaman Papua. Seluruh hasil penjualan tiket dari konser ini akan disumbangkan untuk pembangunan sebuah gedung sekolah di Korupun, pedalaman Papua, melalui Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP).

Info YPHP di Buku Acara He Lives

Bentuk penggalangan dana yang dilakukan dalam kegiatan konser ini, diantaranya, penjualan merchandise kaos Papua. Dengan pembelian 1 kaos, pengunjung akan menyumbang senilai 1 kaos pula untuk anak di pedalaman Papua. Lalu ada tas tangan, buku, CD konser, pre-order CD “He Lives” dan pemesanan cake panettone, kue khas Italia yang dibuat dengan ragi alami dan bahan berkualitas. Seluruh hasil penjualan disumbangkan untuk pendidikan anak-anak di pedalaman Papua. Pengunjung juga bisa memanfaatkan photo booth dengan latar belakang honai (tempat tinggal suku pedalaman Papua).

Pada kerja sama tiga tahun lalu, November 2016, di konser A Mighty Fortress is Our God, YPHP mengembangkan tiga sekolah (Mamit, Daboto, Karubaga). Tahun 2017 telah bertambah menjadi enam sekolah (Nalca, Korupun, Danowage). Tahun 2019 menjadi delapan sekolah dengan dua sekolah baru di Tumdungbon dan Monkdoma dengan total siswa 780 orang dan 50 orang guru. Pendidikan mulai dari jenjang TK sampai kelas 7, kelas non-formal dan kelas belajar Bahasa Indonesia untuk orang dewasa.

Nursaridewi Lugito, Direktur Social Outreach YPHP, menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui dukungan memberikan beasiswa pendidikan selama minimal satu tahun bagi anak-anak di pedalaman Papua. Besarnya adalah Rp 6.000.000,-/ tahun/ anak yang dapat dibayarkan per tahun, atau per bulan melalui

Selain itu perusahaan dapat bekerja sama melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membangun kelas, perpustakaan, klinik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, solar panel untuk pengadaan listrik, V-SAT untuk jaringan internet dan program pertanian dan peternakan untuk meningkatkan gizi anak-anak dan masyarakat setempat. Informasi mengenai Lentera Bagi Bangsa dan berdonasi untuk pendidikan anak di Papua dapat diakses melalui website www.lenterabagibangsa.org atau dengan menghubungi Yayasan Pendidikan Harapan Papua di 62811 894 7500.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Anita Purwanti di 0811 894 1500 info@yphpapua.org

www.yphpapua.org

Ikuti tulisan menarik Aurelia Natasya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB