x

Iklan

Aurelia Natasya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Juli 2019

Selasa, 5 November 2019 10:34 WIB

UPH Asah Kreativitas Siswa SMA Lewat Kompetisi Inovasi Pangan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kreativitas sering kali dianggap identik dengan beberapa industri saja. Sebut saja industri film, pemasaran, arsitek, dan sejumlah industri lainnya yang berhubungan dengan seni. Padahal di zaman milenial ini, kreativitas merupakan modal bagi setiap individu yang harus diasah sejak dini terlepas dari industri yang digelutinya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Nyatanya, kreativitas sudah merambah dalam industri pangan.

Proses Pembuatan Makanan Dalam Kompetisi Inovasi Bersyarat - Teknologi Pangan UPH

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan (UPH) ingin ikut andil dalam mengasah kreativitas sejak dini, khususnya dalam industri pangan melalui kompetisi Inovasi Bersyarat yang diikuti oleh 10 SMA dengan 16 produk inovasi pangan. Uniknya, kompetisi ini mensyaratkan penggunaan bahan dasar utama yang cukup jarang diolah menjadi makanan sehari-hari, seperti labu kuning dan pisang kepok putih.

“Alasan kami memilih kedua bahan tersebut karena, kedua bahan ini umum dan mudah ditemukan, tetapi masih jarang ada orang yang mengolahnya menjadi produk pangan. Jadi, bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta”, ungkap Dimas, Ketua acara Food Explore 12.

Proses Penilaian Para Peserta Kompetisi Bersyarat Oleh Para Juri - Teknologi Pangan UPH

Kompetisi yang digelar pada 31 Oktober 2019, di Kampus UPH Lippo Village ini berlangsung meriah dan ramai. Antusias dari para pengunjung pun dapat dirasakan ketika mereka menikmati dan mencicipi produk inovasi pangan yang dibuat oleh peserta. Ada 16 inovasi pangan yang dihasilkan para siswa SMA, 3 diantaranya minuman, 1 ice cream dan 12 jenis makanan.

Umumnya produk inovasi makanan yang dihasilkan cukup unik dan enak, namun ada satu yang paling menarik perhatian pengunjung, yang dibuat oleh SMA Regina Pacis Bogor. Produk pangan yang dibuat dinamakan Ramen Katsu, terbuat  dari labu kuning untuk ramen dan roti yang dilapisi labu kuning untuk katsu.

Angie dari SMA Regina Pacis menuturkan mereka memilih membuat ramen katsu yang ditransformasikan menjadi dessert. Bahan utama yang digunakan adalah labu kuning untuk ramennya, dan sari dari labu kuning tersebut untuk membuat kuah. "Katsunya kami ganti dengan roti yang dilapisi dengan tepung panir. Tidak sampai disitu saja, kami menggunakan teknik molecular gastronomy untuk membuat makanan ini”, tutur dia.

Menurut Lea, tim dari SMA Regina Pacis, dia mulai tertarik dengan bidang inovasi pangan saat mengikuti kompetisi ini. Selain dapat mengasah kreativitas, menurutnya, kompetisi ini dapat menjadi solusi menghadapi krisis pangan yang mungkin saja terjadi.

Produk inovasi pangan yang dibuat oleh SMAN 6 Jakarta pun tidak kalah menarik, yaitu ice cream berbahan dasar labu kuning. Tidak hanya membuat kejutan dengan rasanya yang memanjakan lidah, tetapi mereka juga peduli dengan kandungan gizi di dalamnya.

Ahmad Zaelani, anggota tim dari SMAN 6 Jakarta mengatakan sebelum menciptakan ice cream ini, mereka melakukan riset terlebih dahulu tentang kondisi gizi anak-anak di Indonesia. Ternyata, kata dia, keadaannya sangat disayangkan karena masih banyak anak-anak yang kekurangan gizi. Oleh karena itu mereka membuat inovasi ice cream dari labu kuning ini. "Ice cream merupakan makanan yang disukai anak-anak, selain itu kami membuatnya dari labu kuning, sehingga kandungan gizinya juga terjamin”, ujar Ahmad Zaelan.

Adapun penilaian kompetisi ini terdiri dari proposal, presentasi, produk, dan dekorasi booth.  Setiap tim wajib menyediakan produk yang telah dibuat untuk disuguhkan kepada para pengunjung yang hadir. Selain ditawarkan untuk dicicipi pengunjung, peserta juga harus memberikan penjelasan tentang cara pembuatan dan manfaat dari pangan yang dibuat. Nantinya, para pengunjung bisa memilih produk pilihan mereka untuk selanjutnya menjadi acuan juri dalam menentukan pemenang.

Kompetisi ini merupakan bagian dari acara Food Explore 12 yang di dalamnya juga terdapat berbagai kompetisi lainnya seperti National Foodpreneur Competition dan Speech Competition.

Berikut ini merupakan pemenang kompetisi Inovasi Bersyarat:

  1. Binus School Serpong – Bakpao Labu
  2. SMAK 6 Penabur Asixfood 2 – Siomay Labu Kuning
  3. SMA Tarakanita Gading Serpong Tim 1 – Boumkin
  4. SMA Pahoa – Cumos Bite (Best Video)
  5. SMA Tunas Bangsa – Pumpkin Fritters Churos (Best Product)

Ikuti tulisan menarik Aurelia Natasya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu