x

Iklan

Muhammad Itsbatun Najih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 5 November 2019 11:41 WIB

Meningkatkan Kemampuan Literasi di Era Informasi

Buku mengurai teori dan praktik literasi. Ada perluasan makna dan beragam laku berliterasi. Dengan kata lain, literasi bukan lagi sebatas kemampuan baca-tulis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemampuan literasi merupakan pijakan untuk melahirkan sumber daya manusia unggul di berbagai bidang kehidupan. Tak pelak, literasi pada hari ini, dikaitkan dengan literasi digital, literasi finansial, literasi teknologi, dan lain sebagainya. Hanya memang, literasi, bila merujuk muasal makna, selalu berkelindan seputar membaca dan menulis. Seiring laju era, literasi meluaskan artiannya; lantaran urusan sekadar bisa baca-tulis, nyatanya kurang memiliki dampak luas.

Sekadar bisa membaca menulis terkata belum cukup. Hari-hari ini, informasi berseliweran bak air bah. Kemudahan mendapat berita dan informasi di ranah digital, misalnya, tak jarang disikapi dengan asal membenarkan. Tak ada verifikasi, analisis, dan skeptis untuk menguji kebenarannya. Corak berliterasi semacam itu berkonsekuensi memiskinkan nalar dan memunculkan kegaduhan publik bila berita mengandung hoaks.

Kecakapan memilih berita, membacanya seksama, analisisnya untuk menentukan kefaedahan, dan mengklarifikasi benar-tidaknya, merupakan tamsil praktik literasi ideal hari ini. Upaya menumbuhkan kemampuan literasi semacam itu, tawaran buku ini, tak lain sebagai cara efektif dengan membaca buku, mengakrabi perpustakaan. Berbuku senyatanya menyunggi kedalaman informasi dan menuntut pembaca mengernyitkan dahi. Hal ini berbeda jauh kualitas dibanding aktivitas “membaca” di media sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Prof. Sarwiji Suwandi selaku penulis buku, langkah efektif mengembangkan kecakapan literasi seyogianya dimulai dari sekolah. Peserta didik, terutama di kalangan sekolah dasar, merujuk survei penulis, menonton televisi masih unggul jauh ketimbang membaca. Pun, bila lingkungan rumah tidak mendukung aktivitas baca. Karena itu, sekolah merupakan lingkungan tepat berliterasi efektif.

Ikhtiar melahirkan generasi literat semestinya mengandaikan datang dari pendidik yang literat pula. Guru, selain dituntut gemar baca, pun diekspektasikan lincah menulis. Kemumpunian menulis menjadi tolok ukur kompetensinya pada hari ini. Menulis artikel di media massa sampai menulis buku berkonten pengajaran, misal, sudah terkata indikator tumbuh-kembang budaya literasi sektor pendidikan.

Tesis menarik soal literasi kekinian di buku ini, Prof. Sarwiji menambahkannya dengan benar-benar menyorongkan urgensi penggunaan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, kecakapan berliterasi mesti ditopang kemumpunian berbahasa Indonesia. Praktik berbahasa yang baik dan benar merupakan jembatan menuju masyarakat literat.

Dus, budaya membaca merupakan perwujudan bangsa berkarakter-unggul. Karena itu, praktik literasi kekinian menibakan seorang literat mestilah berkarakter pula dengan memantangkan membeli/membaca buku bajakan.

Data buku:
Judul: Pendidikan Literasi
Penulis: Prof. Sarwiji Suwandi
Penerbit: Rosda, Bandung
Cetakan: Juli, 2019
Tebal: 208 halaman
ISBN: 978-602-446-349-6

 

Ikuti tulisan menarik Muhammad Itsbatun Najih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler