x

Situs BPS Konawe

Iklan

Dian Novitasari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Oktober 2019

Minggu, 10 November 2019 08:04 WIB

Pak Jokowi, Bukan Cuma Desa Siluman, Kini Ada Data BPS Siluman?

Desa yang cuma dihuni oleh 6 orang jiwa itu bernama Nesowi Utama yang tampaknya merupakan Desa Persiapan. Kami tidak tahu persis apakah desa ini mendapat dana desa atau tidak. Biarlah hal ini diusut oleh kepolisian dan tim Kementerian Dalam Negeri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aneh tapi nyata,  kini penulis tidak bisa lagi mengakses  data publikasi situs di Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe, Sulawesi.   Beberapa hari lalu, kami masih bisa mengunduh data  di https://konawekab.bps.go.id,  tapi sejak  Sabtu, 9 November hingga Minggu pagi, 10 November  situs itu sempat tak bisa diakses sama sekali. Bak siluman, tiba-tiba situs itu menghilang.

Nah, pada 10 November siang, barulah situs itu hidup lag, tapi  data mengenai publikasi   statistik kecamatan  masih tidak bisa diakses. Di situ muncul "pemintaan maaf dan penjelasan bahwa  ada integrasi sistem internal, sehingga  beberapa layanan, terutama publikasi, terganggu."

Kami tidak tahu, apakah   hal itu berkaitan dengan tulisan kami, sebelumnya, Jokowi Bicara Desa Siluman, Ini Faktanya:  Dihuni 6 Orang Tapi Punya 4 Rt dan 2 Rw.   Tulisan ini memang didasarkan data dari situs tersebut, tepatnya data statistik Kecamatan  Latoma, Konawe yang diterbitkan pada 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BPS Kec. LATOMA

Desa yang cuma dihuni oleh 6 orang jiwa itu bernama  Nesowi Utama yang tampaknya merupakan Desa Persiapan.  Kami tidak tahu persis apakah, desa ini mendapat  dana desa atau tidak.  Biarlah hal ini diusut oleh kepolisian dan tim Kementerian Dalam Negeri.

Misteri  BPS Konawe
Kami masih penasaran saja mengenai data-data yang disajikan oleh BPS Konawe.   Data itu amat menarik karena jumlah desa di sana mencapai 16  plus 1 kelurahan dan satu unit pemukiman transmigrasi. Jadi total ada 18 desa/kelurahan.  Nah, dari semua itu,  ada tujuh desa yang memiliki penduduk di bawah 100 jiwa, termasuk desa persiapan  Nesowi Utama tadi.

 

Jumlah desa/kelurahan versi BPS Pusat dan BPS Konawe

Masalahnya, data  BPS Konawe itu berbeda lagi dengan data BPS Pusat yang dituangkan dalam Peraturan   BPS No 3 Tahun 2019. Dalam  peraturan itu, jumlah  desa/kelurahan Kecamatan Latoma, Konawe,  hanya 16 buah.  Desa Persiapan Nesowi Utama dan  UPT  Watutinawu tidak dimasukkan oleh BPS Pusat.

Akurasi BPS Konawe juga meragukan.  Misalnya, ada 10 desa yang didata mendapat dana desa masing-masing sekitar  600 juta hingga 800 juta.  Tapi jumlah totalnya ditulis hanya Rp 1,9 miliar.

Perbedaan data BPS dan Kemendagri

Ini memang masalah lama.  Data desa/kelurahan  yang dikeluarkan BPS biasanya berbeda dengan data yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Boleh jadi pendekatannya berbeda. Kemendagri berdasarkan pendekatan yuridis,  adapun BPS bisa saja menggunakan pendekatan sosial.

Data desa di Latoma versi BPS dan Kemendagri

Perbedaan itu muncul juga dalam skala mikro, yakni Kecamatan  Latoma, Kabupaten Kanowe, Sulawesi Tenggara. Sesuai dengan  Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 137 Tahun 2017,  jumlah desa di Latoma sebanyak 12 dan  Kelurahan sebanyak 1.  Jadi totalnya ada  13.  Ini berbeda dengan BPS Pusat yang mencatat desa/kelurahan di Latoma sebanyak 16 buah.

Kalau mengacu pada Permendagri, maka  ada dua  desa yang berpenduduk di bawah 100 jiwa di Latoma, yakni  Desa Napooha   hanya dihuni oleh  36 warga dan  Desa Angonga: 82  jiwa.  Bisa saja kedua desa  ini dibentuk sebelum UU No. 6/2014 tentang Desa.

Adapun desa yang dibentuk belakangan harus mengacu syarat pada UU tersebut.  Untuk Sulawesi   Tenggara, desa itu harus berpenghungi  paling  sedikit 2.000  jiwa  atau 400  kepala keluarga.

Bisa dibayangkan, betapa lama desa-desa persiapan yang akan sudah masuk dalam data BPS  bisa disahkan menjadi desa resmi yang diakui Kemendagri. Soalnya banyak desa yang masih berpenduduk dibawah 100 ribu.

Andaikata ada data desa dan kelurahan yang valid,  disepakati BPS dan Kemendagri, sebetulnya akan lebih baik. Apalagi jika ter-update setiap saat. Syukur  jika dipadukan lagi dengan data Kementerian Keuangan tentang penyaluran dana desa. Aneh jika jumlah desa/kelurahan  saja, kita  punya banyak versi.

Transparansi data akan memudahkan publik ikut mengawasi sehingga tak perlu ribut soal desa  fiktif atau siluman seperti yang terjadi sekarang. ***

Catatan: artikel ini diupdate pada  10/11/2019 sekitar pukul 1.10  dengan mengganti foto atas dan update bahwa situs BPS Konawe sudah aktif.

 

 

Ikuti tulisan menarik Dian Novitasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler