x

Ilustrasi kacang hijau. Sxc.hu/Gary Tamin

Iklan

Novia Putri Lestari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 November 2019

Senin, 11 November 2019 08:05 WIB

Peran Penting Kacang Hijau Tanggulangi Gizi Buruk pada Anak

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia yang memiliki peran penting untuk mencegah gizi buruk pada anak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kacang hijau adalah salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia. Siapa sangka kacang hijau memiliki peran yang penting dalam mengatasi gizi buruk. Seperti yang telah terjadi, kasus gizi buruk masih menjadi permasalahan yang tiada akhir di Indonesia. Status gizi pada anak merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan. Mengingat anak-anak adalah generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Kebutuhan dan kecukupan gizi sewaktu kecil akan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan anak hingga kelak dewasa. 

Pada tahun 2018, satu dari lima balita di Indonesia mengalami kekurangan gizi atau berat badan rendah (underweight). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, gizi buruk pada balita di Indonesia mencapai 3,9 % dan gizi kurang pada balita di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 13,8 %. Sehingga jumlah keseluruhan menjadi 17,7 % dari total balita. Angka tersebut masih berada di atas ambang batas sebesar 10 % yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, kemungkinan terburuk dari kekurangan gizi yang kronis ialah anak  akan mengalami stunting (tubuh kerdil). Pada tahun 2018, Riskesdas mencatat bahwa 11,5 % dari total balita memiliki tinggi badan sangat pendek dan 19,3% memiliki tinggi badan pendek. Sehingga pravelensi stunting pada balita di Indonesia mencapai angka 30,8 %. Angka tersebut jauh di atas ambang batas yang ditentukan oleh WHO yaitu sebesar 20%. Artinya 3 dari 10 balita di Indonesia mengalami stunting.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah status gizi buruk pada balita maupun pada anak. Kandungan gizi yang terdapat pada kacang hijau dapat mencegah terjadinya gizi buruk, karena kacang hijau memiliki kandungan serat, lemak, dan sumber protein nabati yang tinggi. Sekitar 73 % lemak yang terkandung di dalamnya adalah asam lemak tak jenuh dan sisanya merupakan asam lemak jenuh. Kacang yang biasa diolah menjadi bubur ini, kaya akan vitamin dan mineral.

Sayangnya produksi kacang hijau di Indonesia mengalami penurunan dari empat tahun terakhir. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kacang hijau pada tahun 2015 sebesar 271.463 ton, lalu menurun menjadi 252.985 ton pada tahun 2016. Sedangkan berturut-turut produksi kacang hijau pada tahun 2017 dan tahun 2018 adalah sebesar 241.334 ton dan 234.781 ton. Pertumbuhan tahun 2018 terhadap tahun 2017 adalah sebesar -2,74 %.

Namun hal yang mengejutkan, kacang hijau merupakan komoditas tanaman pangan yang volume ekspornya tertinggi kedua setelah jagung. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, Total Volume Ekspor 7 Komoditas Utama Tanaman Pangan 2014 – Juni 2019, kacang hijau menyumbang volume ekspor sebanyak 173.306 ton (19,82 %), dengan nilai ekspor sebesar US$ 171,6 juta atau Rp 2,4 triliun, setelah komoditas jagung sebanyak 562.598 ton (64,34 %) dengan nilai ekspor sebesar US$ 149,7 juta atau sekitar Rp 2,09 triliun.

Tidak hanya produksi, luas panen kacang hijau di Indonesia juga mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Menurut data dari BPS, pada tahun 2016 luas panen kacang hijau di Indonesia mencapai 223.948 Ha, kemudian turun menjadi 206.469 Ha pada tahun 2017, dan tahun 2018 turun lagi menjadi 197.508 Ha. Pertumbuhan tahun 2018 terhadap tahun 2017 adalah sebesar -4,34 %. Provinsi di Indonesia yang memiliki luas panen tiga terbesar adalah Jawa Tengah sebesar 90.411 Ha dengan produksi kacang hijau sebanyak 112.162 ton, kemudian Jawa Timur sebesar 39.247 Ha dengan produksi kacang hijau sebanyak 46.925 ton, dan disusul Nusa Tenggara Barat sebesar 23.293 Ha dengan produksi kacang hijau sebanyak 26.434 ton.

Meskipun kacang hijau memiliki banyak sekali manfaat bagi tubuh, namun konsumsi kacang hijau di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Data publikasi setjen pertanian yang bersumber dari data SUSENAS oleh BPS, menujukkan bahwa konsumsi kacang hijau per kapita hanya sebanyak 0,256 kg/tahun.

Mengingat betapa banyak kasus gizi buruk yang masih terjadi di Indonesia dan betapa pentingnya mencegah gizi buruk tersebut. Diharapkan pemerintah dapat mengupayakan untuk tidak hanya meningkatkan volume ekspor tetapi juga meningkatkan lagi produksi kacang hijau di seluruh provinsi Indonesia. Selain itu, sosialisasi tentang manfaat kacang hijau yang dapat mencegah gizi buruk juga perlu digencarkan.

 

Ikuti tulisan menarik Novia Putri Lestari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu