Langkah Surya Paloh yang menghadirkan Gubernur DKI Anies Baswedan dalam pembukaan kongres Partai Nasional Demokrat (NasDem) amat menarik. Ketua Umum NasDem itu seperti memberikan panggung bagi Anies. Ada yang suka, ada pula yang tidak.
Salah satu yang mengkritiknya adalah bekas pendiri Partai NasDem, Patrice Rio Capella. Ia menyebut Partai Nasdem sudah bergeser dari semangat restorasi Indonesia dan menjadi restoran politik, tempat masak-memasak, menggoreng kepentingan politik.
Dia mempertanyakan mengapa pembukaan kongres itu tak dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, malah dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Ingat, Anies hanya terlibat dalam pendirian ormas NasDem, bukan Partai Nasdem," ujar Rio Capella, di Jakarta, 10 November 2019.
Kalau kita amati, sebetulnya, manuver Surya Paloh mendekati tokoh populer atau kepala daerah, bukan hal yang baru. Langkah seperti ini sudah sering dilakukan, hal yang diduga juga menyebabkan hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jadi renggang.
Strategi membesarkan partai
Partai NasDem cukup fenomenal. Didirikan pada 2011, partai ini langsung mendapat suara yang cukup tinggi, 6,72 persen, pada pemilu 2014. Nah, pada pemilu lalu, suaranya dalam pemilu legislatif, melejit lagi dengan meraih 9,05 persen. NasDem menyalip tiga partai sekaligus: PKS, PAN, dan Demokrat.
Salah satu kunci sukses itu yakni keberhasilannya merekrut para kader politik yang sudah matang dan cukup berpengaruh di daerah. Nah, strategi inilah sering menimbulkan gesekan dengan partai lain, termasuk PDIP.
Kebetulan pada periode 2014-2019, NasDem memiliki kader yang menjadi Jaksa Agung. Umumnya kepala daerah lebih mudah dirangkul partai ini. Boleh jadi, mereka merasa lebih “aman” jika bernaung di bawah NasDem.
NasDem juga pintar memanfaatkan tokoh populer seperti Jokowi sebagai ikon partainya pada pemilu legislatif lalu. Dalam mendukung calon-calon kepala daerah pun, partai ini tampak lebih gesit, misalnya dalam kasus pilkda Jawa Timur dan Jawa Barat. Nasdem lebih beruntung dibanding PDIP karena memenangkan calon yang didukungnya.
Surya Paloh bahkan berhasil merekrut Gubernur Papau Barat Dominggus Mandacan menjadi pengurus NasDem pada tahun lalu. Bersama PDIP dan sejumlah partau lain, NasDem memang ikut menyokong Dominggus pada pilkada 2017. Namun, sebelumnya Dominggus sebenarnya dikenal sebagai politikus PDIP.
Catatan CSIS
Centre for Strategic and International Studies menyatakan Partai NasDem menjadi satu-satunya partai politik yang menjadi target migrasi politikus yang bertarung dalam pemilihan legislatif 2019. CSIS mencatat setidaknya 31 politikus memutuskan berlabuh ke partai rintisan Surya Paloh ini.
Partai NasDem juga mengklaim saat ini memiliki 195 kepala daerah di kabupaten atau kota yang merupakan kader partainya. Sesuai catatan Koran Tempo, berikut sejumlah tokoh dan politikus yang bermigrasi ke NasDem pada tahun lalu:
1.Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli (semula Golkar)
2.Bupati Maluku Tenggara Barat Petrus Fatlolon( sebelumnya Partai Hanura)
3.Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut (sebelumnya Partai Demokrat)
4.Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara (sebelumnya PAN )
5.Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo (sebelumnya PAN)
***
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.