x

Sumber Foto: firstdiscoverers.co.uk

Iklan

randi cahyanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 November 2019

Selasa, 12 November 2019 23:43 WIB

6 Tips agar Anak Menjadi Penurut

Ingin anak anda menjadi seorang penurut? kamu bisa menerapakan 6 tips berikut ini

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap orang tua ingin mempunyai anak yang penurut dan mudah diatur. Menurut kitanesia, anak yang manis dan penurut juga lebih disukai lingkungan keluarga dan sekitar. Akan tetapi terkadang kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Ada anak yang selalu membantah kepada orang tua, ada yang tidak mendengarkan nasihat orang tua dan ada juga yang membangkang secara ekstrim contohnya melarikan diri dari rumah atau hal semacamnya.


Berikut 6 tips agar anak menjadi penurut yang patut dicoba oleh orang tua untuk menjadikan anak anda penurut dan mendengar nasihat kita :

 

  1. Ciptakan Suasana Kondusif di Dalam Rumah
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suasana rumah yang tenang, ceria, semua penghuni rumah kompak dan rukun akan mempengaruhi perilaku anak. Diawali dengan kompak dan rukunnya ayah dan bunda maka anak akan melihat suasana yang membuat hatinya tenang. Tidak ada kecemasan dalam diri mereka. Akan tetapi tatkala ayah dan bunda selalu dalam suasana “perang dingin”, masih mempertahankan keegoisan masing-masing dengan memperlihatkan sikap saling cuek, saling membentak atau bertengkar di hadapan anak, maka anak akan merasa cemas, kecewa dan sedih.

Hal ini pasti mempengaruhi keadaan  psikologis mereka. Mereka akan terbawa hawa negatif dari kemarahan kedua orang tua mereka yaitu berupa rasa marah, suka membentak, egois dan lain-lain. Dari sinilah bisa muncul bibit pemberontakan pada diri anak.

Jadi apa yang harus dilakukan orang tua? perkecil ego masing-masing, harus lebih banyak bersabar. Apabila terjadi perselisihan maka sembunyikanlah dari hadapan anak, agar mereka senang melihat ayah dan bunda selalu rukun dan kompak.

Carilah tempat dan waktu untuk mendiskusikan masalah ketika anak sedang tidak ada.

 

  1. Ajak Komunikasi dari Hati ke Hati

Di masa sekarang ini banyak orang tua yang tidak terlalu peduli pada apa yang dirasakan anak. Terlebih untuk beberapa wirausawan Indonesia, mereka lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan material anak. Bekerja dari pagi sampai malam. Berangkat subuh pulang petang dengan alasan mencari nafkah untuk anak. Orang tua lupa selain kebutuhan material ada pula kebutuhan lain yang harus juga dipenuhi sebagai kewajiban kepada anak. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan batin. Anak butuh orang tua sebagai tempat yang bisa diandalkan dalam berbagai hal.

Dalam hal ini jalinlah komunikasi dengan anak dari hati ke hati. Perhatikan suasana hatinya, perhatikan pula tingkah lakunya. Tanyakan bagaimana hari yang dijalani, misal :

“Gimana di sekolah tadi? Ada tugas ngga? Kira-kira ada yang sulit dipelajari ngga kak?”

Apabila anak sedang mengalami masalah maka berikanlah support atau semangat yakinkan kalau anda akan menjadi orang tua yang bisa diandalkan.

“jangan khawatir kak, kita akan cari solusi yang terbaik. Ayah dan bunda selalu berusaha yang  terbaik untukmu”.

“Ayo kak semangat! Ayah dan bunda yakin kamu bisa melewatinya”.

Dengan demikian anak akan merasakan dukungan dari orang tua dan merasa percaya diri untuk menghadapi masalah baik mereka berada di dalam atau di luar rumah.

 

  1. Bersikap Jujur

Ini sangat penting. Orang tua harus bisa mendapatkan kepercayaan dari anak. Sebisa mungkin bersikaplah jujur pada anak, maka anak akan menghormati anda. Pilah pilihlah hal yang harus disembunyikan dari anak, hal yang tidak perlu anak ketahui dimana hal tersebut  memang bukan untuk diketahui seorang anak.

Bersikap tidak jujur, suka beralasan atau ngeles akan membuat anak merasa tidak dihargai dan sulit untuk membangun kepercayaan pada orang tua mereka sendiri.

Contoh : “Nak, ayah dan bunda mau pergi ke acara kantor dulu ya. Kamu baik-baik ya di rumah sama nenek”.

Anda memang benar-benar pergi ke acara kantor bukan ke mall.

 

  1. Penuhi Janji-janji

Pernah tidak anak marah karena anda tidak menepati janji? Jadi tepatilah janji yang anda buat sesuai kesepakatan. Jangan pernah dengan sengaja untuk tidak menepatinya, kalaupun anda lupa maka jelaskanlah dengan sabar agar anak mengerti. Mengakui kesalahan lebih baik daripada mencari-cari alasan. Jangan memberi janji apabila anda tahu anda tidak akan bisa menepatinya.

Contoh sikap mengingkari janji, anda akan memberi hadiah pada anak anda kalau mereka mendapatkan nilai A, akan tetapi ketika karena sesuatu hal anda lupa, maka yang sebaiknya anda katakan kepada anak,

“Maafkan Ayah ya Kak. Ayah lupa membeli hadiah untukmu. Bagaimana kalau diganti dengan jalan-jalan ke tempat wisata besok Minggu?”

 

  1. Bersikap Tegas Tapi Penuh Kelembutan

Bagaimana sih bersikap tegas tapi lembut? Apa mungkin?

Gaya kempimpinan tegas dengan merapkan Reward dan Punishment pada anak mungkin bisa menjadi alternatif. Apabila anak melakukan sesuatu yang salah maka berikan hukuman yang sekiranya akan membuat anak jera untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Sikap tegas harus dimiliki setiap orang tua karena orang tua adalah “Sang Boss”. Jangan sampai anak meremehkan anda karena anda tidak bisa tegas. Hal ini tentu untuk kepentingan si anak di kemudian hari.

Anak yang orang tuanya tegas dan berwibawa tentu perilakunya akan berbeda dengan anak yang selalu dimanja dan tidak pernah ditegur apabila salah. Tegas bukan berarti jahat. Tegas bukan berarti membentak, berteriak ataupun bertindak kasar. Dengan kata-kata yang lembut dan intonasi suara yang rendah pun tegas bisa diperlihatkan.

Contoh : “Nak, memukul teman adalah tindakan yang buruk. Untuk sementara kamu tidak boleh main ke luar rumah selama seminggu. Ayah harap kamu tidak mengulanginya lagi”.

Berikan penghargaan atau hadiah kepada anak ketika mereka melakukan sesuatu yang terpuji atau pun ketika memperoleh nilai yang bagus. Belikan hadiah kecil atau berikan pujian yang memotivasi, hal itu akan membuat mereka bahagia dan dapat memupuk kepercayaan diri.

Contoh : “Kami bangga padamu nak, tingkatkan terus prestasimu ya. Jangan takut gagal”.

 

  1. Doa yang Tak Pernah Putus

Doa itu seperti sebuah proposal wirausaha, namun kita mengirimkannya kepada Allah. Dengan kata lain, doa orang tua untuk anaknya dijamin Allah pasti dikabulkan. Berikanlah anak doa yang baik-baik. Mintalah kepada Allah agar senantiasa menjaga anak-anak kita dimana pun mereka berada.

Apabila anak kita menjadi seseorang yang tidak kita inginkan, tidak mau menurut pada kita sedangkan segala cara sudah kita lakukan akan tetapi mereka tidak berubah, maka percayalah bahwa Allah bisa membolak-balikkan hati anak kita melalui doa-doa kita.

Demikianlah 6 tips untuk menjadikan anak penurut, semoga dapat membantu para orang tua untuk lebih memahami anak. Perjalanan mendidik anak tidaklah mudah, harus disertai dengan kesabaran dan kekuatan doa. Ubahlah diri anda demi anak-anak anda. Demi masa depan mereka yang lebih baik.

Ikuti tulisan menarik randi cahyanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler