x

sumber : https://www.google.com/search?q=perkebunan+kelapa+sawit+riau&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRQhrGIL2_1xGSUVpoqbOHipCDJUw:1573708479852&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiArq_3-OjlAhVf8HMBHZnaC8wQ_AUIEigB&biw=1280&bih=610#imgrc=5Mq9UuZzbuvQAM:

Iklan

Yogi Juniarto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 November 2019

Kamis, 14 November 2019 16:06 WIB

Perkembangan Komoditas Kelapa Sawit Provinsi Riau dan Besar Kontribusinya Terhadap Ekspor Indonesia Tahun 2015


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas primadona yang diusahakan oleh masyarakat maupun badan usaha di Provinsi Riau. Hal tersebut bukan tanpa alasan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau luas lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau sangat mendominasi hingga melebihi setengah dari luas keseluruhan lahan perkebunan yang ada di Riau, yakni seluas 2,26 s/d 2,42 juta ha (66 s/d 68%) sepanjang tahun 2011-2015. Dan selama periode 2000-2015, lahan perkebunan kelapa sawit terus bertambah rata-rata 5,51% tiap tahunnya.

Dan bukan hanya itu, hasil produksi dari kelapa sawit  yakni Crude Palm Oil (CPO) juga merupakan komoditas yang sangat diminati di pasar. Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan untuk kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan industri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar 90% digunakan untuk bahan pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kakao dan untuk kebutuhan industri roti, cokelat, es krim, biskuit, dan makanan ringan. Dengan banyaknya manfaat yang dimiliki oleh CPO, menjadikan kelapa sawit menjadi komoditas yang sangat diminati dipasar sehingga harga dari CPO juga terbilang cukup tinggi. Harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange yaitu sebesar RM 2.600/ton.

Berdasarkan data BPS Provinsi Riau, hasil produksi dari perkebunan kelapa sawit selama tahun 2011-2015 adalah sebanyak 37,56 juta ton atau sekitar 87,24% dari total hasil produksi perkebunan di Provinsi Riau, dengan pertumbuhan rerata 11,12% per tahun selama kurun waktu 15 tahun terakhir. Hal tersebut membuktikan sangat besarnya andil kelapa sawit baik dalam perkebunan maupun perekonomian Provinsi Riau.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan publikasi BPS yang berjudul Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2015, total ekspor minyak kelapa sawit enam tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan berkisar antara 0,08 sampai dengan 16,06 persen per tahun. Pada tahun 2010 total volume ekspor mencapai 17,86 juta ton dengan total nilai sebesar US$ 15,20 milyar, meningkat menjadi 28,29 juta ton pada tahun 2015 dengan total nilai sebesar US$ 16,95 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan ekspor minyak sawit Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Dan Provinsi Riau memiliki total produksi kelapa sawit pada tahun 2015 sebesar 7,84 juta ton. Karena pasti tidak semua hasil produksi di ekspor, maka anggap saja sekitar 4 juta ton di ekspor. Dengan kata lain, Provinsi Riau menyumbang sekitar sebesar 14,14% dari total ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2015.

Sudah tidak diragukan lagi bahwa perkebunan kelapa sawit merupakan “tulang punggung” bagi perekonomian Provinsi Riau dari sisi nonmigas. Karna seperti yang kita tau juga bahwa Provinsi Riau merupakan salah satu spesialisasi sumber daya migas di Indonesia. Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2011-2015, perkembangan komoditas kelapa sawit di Riau sangat pesat, baik dari luas lahan maupun hasil produksinya. Selain berkembang, perkebunan kelapa sawit merupakan perkebunan terbesar di Provinsi Riau.

Oleh karena itu, kita harus dapat memaksimalkan sumber daya yang sangat menjanjikan ini dan tidak melakukan perusakan lahan seperti yang sedang marak terjadi saat ini yaitu pembakaran lahan. Hal tersebut bisa saja dapat menyebabkan penurunan luas lahan serta produksi dari kelapa sawit itu sendiri dimasa yang akan dating. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat dan juga andil pemerintah untuk menjaga dan memaksimalkan perkebunan kelapa sawit baik di Riau maupun di seluruh daerah di Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Yogi Juniarto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler