Tidak hanya sekali, Prabowo Subianto berjanji memulangkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab jika terpilih menjadi presiden. Janji itu antara lain ia sampaikan saat berkampanye di Cibinong, Bogor.
"Insya Allah, aku akan jemput Habib Rizieq," kata Prabowo, 29 Maret 2019. Ucapan Prabowo ini lantas disambut sorakkan pendukungnya. Prabowo juga telah menandatangani pakta integritas Ijtima Ulama 2, yang salah satu poinnya adalah memulangkan Rizieq.
Janji yang sama itu juga pernah disampaikan oleh Prabowo ketika dia menghadiri perayaan hari ulang tahun ke-1 Front Santri Indonesia pada 22 Oktober 2018, di Bogor, Jawa Barat.
Masalahnya, apakah janji itu masih berlaku karena Prabowo kalah? Benarkah, soal pemulangan Rizieq merupakan bagian dari deal saat Prabowo rujuk dengan Jokowi?
Keinginan kubu Prabowo soal Rizieq
Ketika Prabowo masih berencana rujuk dengan Jokowi pada Juli lalu, Juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan sikapnya soal itu. Ia berpendapat pemulangan Rizieq Shihab semestinya menjadi bagian dari rekonsiliasi politik tersebut.
"Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada Habib Rizieq kembali ke Indonesia," kata Dahnil melalui akun Twitternya, @Dahnilanzar pada Kamis, 4 Juli 2019. Dahnil mempersilakan cuitannya dikutip.
Menurut Dahnil, narasi rekonsiliasi politik harus disertai dengan berhentinya kriminalisasi terhadap para pendukung Prabowo - Sandiaga Uno di pemilihan presiden 2019. Dia berpendapat narasi yang menstigma kelompok pendukung Prabowo sebagai radikal juga harus diakhiri.
Hanya, kubu Jokowi saat itu terkesan menolak syarat itu. Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko,misalnya, mengatakan narasi rekonsiliasi itu harus demi kepentingan bangsa.
Rekonsiliasi, kata Moeldoko, jangan didasari demi kepentingan satu kelompok seperti membebaskan para pendukung yang terjerat masalah hukum atau memulangkan Rizieq Shihab. "Kita harus berpikir lebih panjang, kita tidak boleh terjebak dalam pemikiran pragmatis," kata moeldoko, 5 Juli 2019.
Presiden Jokowi (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di dalam gerbong kereta MRT di Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019. Keduanya sempat menikmati santap siang bersama di sebuah pusat perbelanjaan. ANTARA/Wahyu Putro A
Sikap Pemerintah pasca rekonsiliasi
Akhirnya Prabowo benar-benar bertemu dengan Jokowi pada 13 Juli 2019 . Keduanya naik MRT dari Stasiun Lebak Bulus dan keluar dari Stasiun MRT Senayan.
Setelah rekonsiliasi itu, nasib Rizieq Shihab tetap tidak jelas. Bahkan setelah Prabowo masuk kabinet pun urusan pemulangan Rizieq tidak menjadi agenda pemerintah. Hal itu terlihat antara lain dari pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Moeldoko bahkan menanggapi santai tantangan untuk memulangkan Rizieq yang disampaikan Persatuan Alumni (PA) 212 kepada Presiden Joko Widodo. "Memangnya (pemulangan Rizieq) urusan presiden, ya?" kata Moeldoko sambil tertawa, 25 Oktober 2018.
Beberapa pekan kemudian, Moeldoko pun menolak usulan politikus Partai Amanat Nasional Abraham Lunggana alias Lulung yang mengusulkan pemerintah melakukan rekonsiliasi dengan Rizieq Shihab. "Apanya yang direkonsiliasikan, wong enggak ada apa-apa kok direkonsiliasi. Enggak ada masalah," kata Moeldoko, 14 November 2019.
Upaya Prabowo
Setelah terjadi polemik Rizieq Shihab dan Menteri Mahfud Md soal pencekalan Rizieq, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun ikut bicara. Ia mengatakan bakal mempelajari klaim pencekalan dari Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. "Saya pelajari dulu, ya," katanya , 12 November 2019.
Selain itu, kata Prabowo, ia akan coba membawa masalah Rizieq ini saat bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam Abid Althagafi di kantornya. "Mudah-mudahan. Nanti kami lihat," ucap dia.
Yang menarik, setelah pertemuan Prabowo dengan Esam Abid terjadi, juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa pertemuan itu tak-membahas soal pencekalan Rizieq. "Secara spesifik, karena tadi temanya tentu pertahanan, kunjungan kehormatan, pihak Arab Saudi belum membahas secara khusus terkait dengan itu," katanya.
Meski begitu, kata Dahnil, Prabowo akan berbicara dengan Presiden Joko Widodo mengenai hal tersebut. Meski begitu, Prabowo akan terlebih dulu melihat porsinya dalam menyelesaikan kasus ini. Sebab, kata Dahnil, Prabowo ingin memastikan apakah tugas terkait kepulangan Rizieq Shihab ini berada di bawah tanggungjawab Kementerian Pertahanan.
Kejelasan sikap pemerintah
Boleh jadi, sikap pemerintah Jokowi akan menjadi jelas dalam beberapa hari ke depan. Hal itu akan terlihat dari hasil upaya Prabowo. Masyakarat juga bisa melihat apakah terjadi perubahan sikap Menteri Mahfud atau Moeldoko mengenai hal itu.
***
Baca juga:
Rizieq Shihab vs Mahfud Md: Inilah Urusan Tersembunyi di Balik Isu Pencekalan
Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.