x

Iklan

ana pangestika

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 November 2019

Senin, 18 November 2019 17:33 WIB

UKM di Bantul Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bantul, merupakan salah satu kabupaten di Yogyakarta yang masyarakatnya banyak bekerja di sektor industri manufaktur. Industri manufaktur yang dimaksud adalah industri pengolahan yang bahan bakunya berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya. Di Indonesia, industri memiliki peranan yang cukup penting di perekonomian. Saat ini, sedang trending terkait industri 4.0 atau istilah kerennya biasanya dinamakan digitalisasi. Namun pada kenyataannya, Indonesia belum cukup mampu mengikuti revolusi industri 4.0 karena masih banyak sektor yang menggunakan peralatan sederhana, misalnya di sektor agraris, dan industri kecil.

Dalam publikasi Badan Pusat Statistika tahun 2019, Pertumbuhan ekonomi nasional tidak dapat dipisahkan dari kontribusi Industri Pengolahan. Lapangan usaha ini menjadi primadona dan penggerak perekonomian Indonesia di samping untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk industri ini juga memiliki pangsa pasar internasional yang baik. Hal ini dibuktikan dengan Industri Pengolahan yang selalu menjadi kontributor terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia, sejak tahun 1991. Hal itu juga berlaku di Bantul, Yogyakarta pada tahun 2019 ini.

Dikutip dari publikasi “Yogyakarta dalam angka”, penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor industri sebanyak 537.638 orang atau 37,6% penduduk di Bantul bekerja di sektor industri. Angka tersebut termasuk yang paling tinggi diantara kabupaten lain yang ada di Yogyakarta. Hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi, karena upah/gaji di Bantul dalam sektor industri merupakan no 2, yaitu sebesar Rp 1.451.192 ,dengan yang paling tinggi adalah di sektor jasa, yaitu sebesar Rp 1.639.996  (data BPS, 2019). Wajar saja banyak penduduk memilih sektor industri, alasan lainnya mereka bisa membuat lapangan usaha sendiri dengan omset yang lebih besar dan mampu mempekerjakan orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari 37,6% masyarakat Bantul bekerja di sektor industry, 13% nya sebagai pengrajin kelas mikro dan kecil. Di Bantul, terdapat 120.000 UKM yang bergerak di sektor industri. Sektor industri yang banyak dan populer di Bantul salah satunya tentang kerajinan. Banyak pengrajin yang sudah mampu menghasilkan barang yang berkualitas sehingga layak untuk diekspor. Tidak hanya diekspor, kerajinan tersebut juga sudah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia. Contohnya gerabah, tempurung kelapa, batik, keramik, rotan, gypsum, kayu, fiber, dll. Di Bantul, jenis-jenis kerajinan tersebut biasanya sudah per daerah, jadi sudah mengelompok. Misal batik terdapat di Desa Wukirsari-Imogiri, Desa Wijirejo-Pandak, Desa Trimulyo-Jetis, Desa Sumbermulyo-Bambanglipuro, Desa Gilangharjo-Pandak, Desa Karangtengah-Imogiri, dan Desa Baturetno-Banguntapan. Untuk gerabah terdapat di Dusun Kasongan- Desa Bangunjiwo- Kasihan, Dusun Nglorong dan Jetis, Desa Panjangrejo, Pundong. Tidak hanya tentang ekspor dan jual beli, mereka juga memberikan jasa pelatihan bagi masyarakat yang ingin belajar, hal itu berguna untuk masyarakat yang ingin membuat usaha sendiri dan menciptakan lapangan usaha baru sehingga para pengrajin mampu bersaing untuk selalu meningkatkan kualitasnya.

Untuk terus meningkatkan pertumbuhan di sektor industri, dinas terkait sering melakukan ­workshop agar sumber daya manusianya semakin berkualitas dan diharapkan dapat terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bantul. Selain memberikan workshop, Pemerintah Kabupaten Bantul juga memudahkan peminjaman modal untuk usaha UKM dan meringankan bunganya. Bukan hanya Dinas Koperasi, UKM, dan Industri saja, namun dinas pariwisata pun ikut menunjang para pengrajin dan UKM lainnya, biasanya akan ada pameran untuk tiap kecamatan, dan diisi oleh kerajinan yang ada di kecamatan tersebut. Hal itu pasti mendorong para pengrajin untuk semakin giat memajukan usahanya dan membuat masyarakat lainnya bergejolak untuk ikut serta membantu pertumbuhan ekonomi di Bantul.

Melihat besarnya masyarakat yang terjun di sektor industri, pasti akan berdampak terhadap pendapatan daerah. Dan terbukti dengan data BPS, bahwa sektor industri menyumbang 12,99% PDRB di Yogyakarta dan distribusi kontribusi pendapatan di Indonesia sebesar 19,86%.

Hal tersebut didukung dengan pajak yang dibayarkan perusahaan dan pekerjanya. Mungkin banyak yang belum tahu mengenai hal ini, namun industri yang masih kecil dan mikro pun ternyata sudah memberikan dampak pendapatan untuk daerah. Dari berbagai pihak pun sudah mendukung industri ini, jadi diharapkan dikemudian hari bisa menjadi perusahaan yang besar dan memperbanyak UKM.

 

Penulis : Ana Pangestika

Mahasiswa D4 Politeknik Statistika STIS

Ikuti tulisan menarik ana pangestika lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB