x

Kabinet Indonesia Maju

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 21 November 2019 10:44 WIB

Kabinet Indonesia Maju yang Gemar Mengancam

Entah apa yang dirasakan para menteri di Kabinet Indonesia Maju, sebab pada suka mwngancam

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Di tengah berbagai program pemerintahan Kabinet Indonesia Maju, banyak kosa kata yang cukup menyedot perhatian rakyat. Di antaranya ungkapan "Presidin akan Menggigit". Lalu ungkapan "Memang Anda Siapa", dan ada juga ungkapan "Keluar Saja."

Ungkapan-ungkapan tersebut, bila telusuri maknanya lebih mendalam, jelas menjadi bentuk ungkapan pongah dan kesombongan. Seolah yang mengungkap hal tersebut adalah penguasa mutlak negeri ini.

Padahal Presiden di pilih dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sementara menteri di pilih oleh Presiden atas rekomndasi bagi-bagi kursi dari partai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana rakyat akan tenang dan nyaman, bila kini Presiden dan para pembantunya (menteri) sudah bersikap arogan dan seolah bangsa dan negara ini milik mereka yang dapat sesuka hati mereka kelola.

Lebih parah, bila kita melihat akting para aktor dari elite partai yang hilir-mudik sering diundang dan tampil di layar kaca dalam tajuk acara diskusi/debat. Semuanya bak jagoan yang sudah tak punya urat malu.

Pemirsa di rumah saja menontonya malu melihat gaya bahasa tubuh dan tutur bicara mereka yang selalu merasa paling benar dan hebat sendiri.

Atas berbagai kejadian ini, sebagai contoh, Ekonom Senior Indef, Faisal Basri malah mempertanyakan tugas Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang selama ini mengurus keseluruhan tugas kabinet menteri bak calo saja.

Salah satunya urusan investasi, padahal, tugas-tugas tersebut sudah menjadi tanggung jawab kabinet menteri yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Faisal, investasi merupakan ranah Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Sebenarnya di nomenklatur itu urusannya Menko Perekonomian, kenapa di Maritim? Apakah hanya maritim yang didorong investasinya? Nggak juga kan? Kalau ingin meningkatkan peran Pak Luhut, angkat saja jadi Perdana Menteri sekalian," kata Faisal ditemui di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Raden Djoeanda Kartawidjaja adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir pada masa era Kepresidenan Soekarno. Sosok Djoeanda selama menjadi perdana menteri mengemban tugas yang serupa dilakukan oleh Luhut.

"Seperti dulu Juanda, jelas. Jadi, dia cawe-cawe seluruh kementerian, semua dia urus. Sekarang (Luhut B Pandjaitan) sampai uang dari Hong Kong masuk ke Indonesia dia urus juga. Ini calo apa menteri? Semua diurus," ujar  Faisal.

Setali tiga uang, menteri agama (Menag) yang telah membikin gusar dan kontroversi, atas sikap dan pernyataannya sebelumnya. Kini Fachrul Razi juga ikut melintas di luar bidangnya dan meminta pegawai BUMN yang membenci pemerintah segera mengundurkan diri.  Fachrul mengatakan masih banyak orang yang ingin mengabdikan diri untuk bangsa lewat BUMN.

Persoalan penolakan pekerja BUMN atas adanya usulan seseorang akan diberikan jabatan di BUMN memang terus mengalir, dan isunya sudah berkembang menjadi persoalan sensitif. Sebab bukan lagi dilihat sebagai persoalan bekerja dan bekerja secara profesional, namun sudah ada masuk intrik politik dan tetap ada unsur bagi-bagi kursi dan rezeki.

Namun, sekali lagi, bukannya meredakan dan membikin nyaman suasana, Menag malah sok tahu. "Saya di BUMN saya bilang kalau BUMN ini ada yang membenci pemerintah, keluar dari BUMN. BUMN tidak butuh Anda. Anda digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat mewakili pemerintah, bukan menjelek-jelekkan pemerintah. Kalau Anda menjelekkan pemerintah, keluar dari BUMN. Ada ribuan, ratusan ribu, jutaan orang yang ingin masuk ke sini," kata Fachrul di acara Sarasehan Bintalad TA 2019, di Mabes AD Binas Pembinaan Mental, Jalan Kesatrian VI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/11/2019).

Coba, apa urusannya Menag seperti itu? Apakah benar itu juga masuk wewenang menag? Ayolah Kabinet Indonesia Maju, bekerja dan bekerjalah dengan tetap memberikan suasana rakyat tenang dan nyaman. Jangan terus menekan dan mengorbankan rakyat, Jangan terus mengancam-ngancam.

Rakyat butuh pemerintahan yang bersih, tidak mendudukan sosok yang membikin pro dan kontra, pun menggaransi rakyat hidup nyaman, sejahtera, dan damai.

Ini setiap hari, yang ada wacana bagi kursi, ancaman, dan unjuk gigi para menteri yang melintas batas wewenang. Juga unjuk kesombongan elite partai di layar kaca. Namun, rakyat terus menjadi korban.

Ada iuran BPJS naik, listrik naik, tol naik, juga ada ide jalan berbayar, seolah semua dilakukan secara instan. Jadi terlihat sebenarnya siapa yang bodoh dan tak cerdas!

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler