x

Iklan

Aldhiyansyah Noerman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Desember 2019

Jumat, 6 Desember 2019 07:00 WIB

Jejak Pencemaran Sungai Bengawan Solo

Pesan tersendiri kepada seluruh khalayak umum bahwa saat ini Bengawan Solo mengundang perhatian khusus ketika sudah banyak kerusakan lingkungan yang terjadi. Tepat setahun yang lalu pada tanggal 15 Juli 2018 sampai 12 Agustus 2018 sekelompok Mahasiswa Pencinta Alam kampus Universitas Negeri Surabaya mengadakan penyusuran sungai Bengawan Solo. Titik awal pengarungan dimulai di Bendungan Serbaguna Wonogiri, Jawa Tengah dan berakhir di muara Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur. Sepanjang pengarungan, tim melakukan pemantauan kualitas air dan menemukan titik pencemaran di sepanjang sungai Bengawan Solo.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa yang mengalir sepanjang hampir 550 Km berasal dari Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri dan bermuara di Ujungpangkah, Gresik. Bengawan Solo terbentang dari arah barat daya di pantai selatan provinsi Jawa Tengah ke arah timur laut di pantai utara Jawa Timur, dan berbatasan dengan wilayah sungai Progo-Opak Oyo di sebelah barat, sungai Jratun seluna di sebelah barat laut, laut jawa di sebelah utara, sungai Brantas di sebelah timur dan lautan Indonesia di sebelah selatan. Sungai Bengawan Solo melewati 9 Kabupaten/Kotamadya di Jawa Tengah dan 11  kabupaten di Jawa Timur.

Baru-baru ini kita sering mendengar kabar bahwa Bengawan Solo sedang darurat pencemaran limbah, berdasarkan temuan beberapa pihak, warna air sungai sekilas berwarna hitam dan ketika diambil airnya lebih detail berwarna merah tua. Dugaan sementara, limbah tersebut berasal dari beberapa industri di kawasan Jawa Tengah. Merespon hal tersebut, pemerintah provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur sedang berkolaborasi guna menyelidiki pencemaran sungai terpanjang di Jawa tersebut.

Perubahan warna air menjadi merah tua dan berbau tidaklah terjadi hanya di tahun 2019 ini, namun 5 tahun belakangan warga di sekitar bantaran sudah mengeluhkan adanya pencemaran air sungai yang menjadi sumber air baku 2 provinsi ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tepat setahun yang lalu pada tanggal 15 Juli 2018 sampai 12 Agustus 2018 sekelompok Mahasiswa Pencinta Alam kampus Universitas Negeri Surabaya mengadakan penyusuran sungai Bengawan Solo. Titik awal pengarungan dimulai di Bendungan Serbaguna Wonogiri, Jawa Tengah dan berakhir di muara Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur. Sepanjang pengarungan, tim melakukan pemantauan kualitas air dan menemukan titik pencemaran di sepanjang sungai Bengawan Solo. Berikut adalah tabel titik pencemaran di sepanjang sungai Bengawan Solo.

 

No

Kota/Kabupaten

Ciri Pencemaran

Dugaan Pencemaran

(Berdasarkan Keterangan Warga Bantaran)

1

Sukoharjo-Surakarta, Jawa Tengah

Pencemaran bahan pewarna kain, limbah rumah tangga, bau fermentasi, warna air keruh

Limbah industri tekstil kain pantai, industri ciu, limbah warga bantaran sungai. Home Industry

2

Karanganyar-Sragen, Jawa Tengah

Warna air hitam pekat, bau menyengat, terasa gatal di kulit, ikan-ikan munggut

Limbah industri sepanjang daerah Palur, Karangnyar hingga kawasan Sragen.

3

Ngawi, Jawa Timur

Warna air hitam pekat, bau menyengat, terasa gatal di kulit, ikan-ikan munggut

Aliran limbah dari kawasan Jateng

4

Bojonegoro, Jawa Timur

Terlihat tumpahan minyak, air didominasi warna coklat kehijauan, berwarna keruh

Tumpahan oli pelumas mesin penambang pasir.

 

Tim mulai menemukan pencemaran sungai sejak daerah Sukoharjo, Jawa Tengah hingga daerah Ngawi, Jawa Timur. Pencemaran sungai didominasi oleh limbah rumah tangga hingga limbah industri rumahan dan pabrik sepanjang Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, dugaan limbah industri juga ditemukan di kawasan Palur, Karanganyar, Jawa Tengah. Diduga limbah industri tekstil dan limbah bahan kimia ini mengalir Sejak wilayah Sragen hingga Ngawi yang menyebabkan warna air sungai hitam pekat disertai bau menyengat apabila menyentuh kulit maka akan terasa gatal, selain itu tim juga kerapkali menemui ikan-ikan di sungai munggut akibat dari pencemaran limbah industri. Pencemaran limbah tersebut ditemukan persis di bawah Jembatan Solo Jaten, Jawa Tengah.

Titik Pencemaran

Sumber: Ekspedisi Bengawan Solo Hulu-Hilir Himapala Unesa 2018

Adapun terdapat ciri khas limbah tersebut, yakni limbah mulai mengalir 3 kali dalam seminggu, tepatnya pada hari Senin, Rabu, dan Jum’at. Berdasarkan keterangan warga penambang pasir tradisional di kawasan Plupuh, Sragen, Jawa Tengah, air Bengawan Solo terasa perih di mata di hari-hari tersebut sehingga mereka harus rela tidak menambang pasir terlebih dahulu ketika limbah-limbah tersebut mulai mengalir.

Memasuki kawasan Bojonegoro, Jawa Timur, warna air kembali coklat warna normal air sungai sejak pertemuan antara anak sungai Bengawan Solo di daerah Cepu-Padangan namun ditemukan adanya tumpahan minyak di aliran sungai yang diperkirakan berasal dari tumpahan oli dari penambang pasir yang mendominasi sejak daerah Margomulyo hingga kawasan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur.

Pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Anak Sungai Bengawan Madiun

 

 

 

 

 

 

 

Selain itu, pemantauan kualitas air juga dilakukan dengan menggunakan indikator biota sungai, hasilnya, sungai Bengawan Solo tercemar berat di sepanjang Tengah dan hilir, dan tercemar sedang di stasiun kontroling terletak di Hulu sungai Bengawan Solo.

Setahun berlalu data-data tersebut dikumpulkan, total 28 hari tim Ekspedisi Bengawan Solo Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Negeri Surabaya mengarungi sungai terpanjang di pulau jawa. Total pengarungan ini menempuh 482 Km dan membuat 34 titik stasiun pemantauan kualitas air.

Penghujung tahun 2019 ini, pemerintah provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur serius mengatasi pencemaran sungai Bengawan Solo, bahkan sudah terdapat 15 perusahaan besar yang sudah dipanggil oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pemanggilan tersebut guna memberikan ultimatum kepada perusahaan agar memperbaiki sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dalam kurun waktu 12 bulan.

Daerah Aliran Sungai memberi pengaruh besar terhadap warga sekitar bantaran sungai Bengawan Solo, melalui analisa tim terbukti di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo masih menjadi sumber air induk untuk irigasi persawahan dan masih menjadi sumber air alami untuk warga di sekitaran Margomulyo, Bojonegoro. pesan tersendiri kepada seluruh khalayak umum bahwa saat ini Bengawan Solo mengundang perhatian khusus ketika sudah banyak kerusakan lingkungan yang terjadi.

 

Sumber: Ekspedisi Bengawan Solo Hulu-Hilir Himapala Unesa 2018

Ikuti tulisan menarik Aldhiyansyah Noerman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB