Sektor pertanian merupakan salah satu sektor motorik dalam pertumbuhan dan pembangunan perekonomian Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan peran dan kontribusinya yang tercermin dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor ini menyumbang 13,14% terhdap PDB, terbesar kedua setelah industri pengolahan. Sektor ini juga berperan dalam menyumbang cadangan devisa negara. Sektor pertanian digaungkan menjadi sektor andalan dalam pembangunan yang berkelanjutan bagi bangsa Indonesia.
Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam sektor pertanian adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan disebut sebagai salah satu unggulan dari sektor pertanian. Subsektor ini memberikan kontribusi yang paling tinggi, mampu meneyerap tenaga kerja dan penyedia bahan baku untuk sektor industry. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik persentase share subsektor perkebunan terhadap PDB, meningkat dari tahun 2016 sebesar 3,46% menjadi 3,47% atau sekitar 371 Triliun Rupiah.
Salah satu komoditi yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB adalah kopi. Produksi kopi ternyata mampu memanfaatkan peluang untuk memasuki pasar internasional dan menunjukkan eksistensinya di dunia Internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan Indonesia adalah salah satu negara eksportir kopi terbesar keempat di pasar dunia. Indonesia menjadi pemasok kopi untuk negara-negara seperti, USA, Jerman, Malaysia, Italia, dan Rusia.
Kopi juga memiliki pasarnya sendiri di dalam negeri. Akhir-akhir ini, kopi sangat erat dikaitkan dengan senja dengan segala tragedinya. Hingga bermunculan istilah anak indie, si penikmat kopi di kala senja dengan rindu yang dicurahkan kepada semesta lengkap dengan playlist lagunya. Masing-masing orang tentu bebas memiliki pengertiannya mengenai hubungan kopi dan si senja ini. Masing-masing juga bebas berfilosofi mengenai cerita dibalik kopi panasmu dan senja. Barangkali ketika duduk di depan halaman dengan kopi kesukaanmu akan membawa kenangan yang menghidupimu kembali.
Tren kopi di kalangan generasi millennial tentu meningkatkan konsumsi di dalam negeri. Mulai dari si penikmat tulen hingga si suka foto ala instagramable pecinta kopi. Tak sedikit anak muda membuka start-up dengan pasar kopi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kedai kopi yang bermunculan. Munculnya berbagai macam merk kopi, mulai dari tradisional hingga modern.
Untuk menelisik lebih jauh lagi mengenai dimana lumbung kopi berada. Provinsi dengan produksi kelapa sawit terbesar di Indonesia adalah Sumatera Selatan, disusul oleh Lampung, kemudian Aceh dan Jawa Timur. Produksi kopi berfluktuatif dari tahun ke tahun dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.39%. Komoditi ini memiliki banyak jenis-jenis kopi. Salah satu jenis kopi yang diusahakan dan mendominasi produksi kopi hingga tahun 2018 adalah kopi Robusta sebesar 81.18% dan arabika sebesar 18.82%. Meskipun memiliki persentase yang cenderung lebih kecil dari kopi Robusta, kopi Arabika memilik prioduktivitas yang cenderung lebih tinggi.
Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produsen kopi Arabika berasan terbesar setelah Aceh dengan share sebesar 30.50% terhadap total produksi kopi Arabika nasional. Kabupaten penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara adalah kabupaten Tapanuli Utara, disusul kabupaten Simlaungun, kabupaten Dairi, kabupaten Hunbnag Hasundutan, dan kabupaten Karo. Komoditi ini berperan menjadi penggerak perekonomian di Sumatera Utara yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kopi Arabika Sumatera Utara terkenal dan memiliki peminat di pasar internasional. Kopi Sumatera Utara ini terkenal akan wanginya yang khas, cita-rasa yang berat, dan kompleks diantara kopi-kopi yang ada di dunia. Hal tersebut menjadi daya tarik untuk mampu bersaing di pasar internasional.
Ikuti tulisan menarik Monika Stevany Manurung lainnya di sini.
