x

Empati

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 13 Desember 2019 15:40 WIB

Mahalnya Empati, Terkadang Bakat dan Bawaan

Menjadi orang yang berempati

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Mengutamakan ego, kepentingan diri sendiri, dan individualis adalah tanda tak empati.

(Supartono JW.13122019)

Mau tahu apakah seseorang memiliki empati atau tidak? Tengoklah cara sesorang tersebut saat sedang bersanding atau bergabung dengan lingkungan sosial, baik di dalam keluarga, lingkungan tempat tinggalnya, tempat kerjanya, hingga tempat-tempat sosial dan olahraga lainnya. Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Jadi, orang yang memiliki empati, maka tidak akan cuek pada lingkungan sekitar dan peduli dengan apa saja yang terjadi, serta turut menjadi bagian di dalamnya dalam suka dan duka.

Di tengah kemajuan peradaban dan zaman, ternyata sikap empati ini semakin tergerus. Semakin sedikit orang yang peduli kepada orang lain. Semakin banyak yang hanya fokus pada dirinya sendiri dan hidup secara individual .

Rasa empati semakin menjadi barang mahal dan langka. Sulit menemukan manusia-manusia yang begitu terlahir langsung terlihat bakat empatinya.

Semakin jarang, ditemukan sosok manusia sebagai makhluk sosial yang peduli pada sesama. Sulit rasanya menemukan orang-orang  yang peka pada dinamika kehidupan sosial disekitarnya.

Sehingga setiap lingkungan sosial, kini menjadi lingkungan tak sosial, karena kata makhluk sosial yang melekat pada manusia, telah berubah menjadi sekedar tempelan kata-kata saja.

Kini sangat mudah kita temukan, orang-orang yang tetap tak mau membuka hati pada keadaan sekitar. Maunya orang lain membuka hati untuknya saja.

Sangat mudah pula, sekarang kita temukan orang-orang yang tidak memahami emosi orang lain, perasaan orang lain. Namun, sebaliknya orang lain diminta memahami emosi dan perasaannya.

Berikutnya, juga sangat jamak kita mendengar bahwa begitu banyak orang-orang yang tidak mau peduli pada lingkungan sekitar. Mereka asyik dengan kehidupan sendiri, untuk dirinya sendiri.

Sulit juga sekarang kita temukan orang-orang yang mau menjadi pendengar yang baik. Semuanya mau menjadi pembicara. Demi kepentingan sendiri dan hidup individualnya, susah kita jumpai orang-orang yang mau memahami kondisi orang lain.

Begitupun di lingkungan masyarakat, menjadi barang mahal rasanya? menjumpai orang-orang yang mau membantu sesama

Untuk menjadi orang yang berempati, memang tidak ada pendidikan khususnya, juga tidak ada rapor dan ijazahnya. Menjadi orang berempati, biasanya juga selain bawaan seseorang sejak lahir, bakat alam, juga dapat dilatih di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, tempat keagamaan dll.


Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler