x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Jumat, 13 Desember 2019 15:48 WIB

Jangan Remehkan Siapapun; Bak Ikan Besar di Kolam Kecil

Jangan remehkan siapapun. Karena kita tidak lebih baik dari yang diremehkan. Ibarat "ikan besar di kolam kecil".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bak “ikan besar di kolam kecil", itu hanya simbol buat mereka yang "merasa paling kuat, padahal ia sangat kecil”. Apalagi bila dilepas di kolam samudera yang begitu luas. Merasa besar walau hanya di dunia maya. Mengaku jago walau hanya di kandang. Lalu begitu mudah, meremehkan orang lain. Persis bak “ikan besar di kolam kecil”.

Anehnya, di zaman now, makin banyak saja orang yang berperilaku seperti itu. Belum apa-apa sudah merasa berkuasa. Belum apa-apa mengkerdilkan orang lain. Manusia arogan. Dan besar hanya di pikiran. Tapi kecil di eksekusi. Ibarat “ikan besar di kolam kecil”. Rencana segudang tapi gak satupun terealisasi.

Jangan meremehkan orang lain, itulah akhlak yang penting di era sekarang. Karena biasanya, orang yang meremehkan orang lain. Hanya bisa mengintip aktivitas orang lain. Jadi, dia sendiri tetap jalan di tempat. Sementar si orang lain terus melangkah dan berkarya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meremehkan orang lain, itu hanya perbuatan orang-orang yang berdiam diri. Tidak melakukan apapun. Namun pikirannya negatif, seperti korek api.

Kita sering lupa. Satu pohon itu bisa dipakai untuk membuat jutaan batang korek api. Tapi satu batang korek api juga dapat membakar jutaan pohon. Maka wajar, satu pikiran negatif juga terlalu mudah untuk membakar jutaan pikiran positif yang kita punya.

Semua manusia di belahan dunia manapun sepakat. Korek api itu punya kepala tapi gak punya otak. Maka tiap kali ada gesekan kecil, sang korek api mudah terbakar, lalu membakar. Orang-orang yang terburu-buru memvonis, menghujat, dan meremehkan orang lain. Persis, seperti “ikan besar di kolam kecil”. Merasa mampu padahal tidak mampu.

Kita dan manusia lain kan punya kepala, punya otak, juga punya akal sehat. Terus kalo cuma karena gesekan kecil, karena beda pendapat bahkan beda pilihan, kKenapa harus terbakar? Kenapa harus marah dan mencaci maki? Sulit menerima realitas, atau karena mimpi-mimpi kita yang sulit tercapai?

Jangan meremehkan orang lain. Kadang, burung itu hidup karena makan semut. Tapi sebalinya, saat burung mati, maka semut yang makan burung. Maka, jangan remehkan siapapun.

Ketahuilah, waktu itu terus berputar. Zaman pun terus bergerak. Bahkan siklus kehidupan tiap orang akan terus berputar. Dari ada hingga tiada, dari tiada menjadi ada. Itulah hokum alam. Tidak ada yang statis, apalagi berhenti. Semua berputar sesuai takdir-Nya, sesuai kehendak-Nya.

Jadi, jangan remehkan siapapun. Jangan merendahkan siapapun dalam hidup. Bukan karena siapa mereka, tapi karena siapa diri kita?

Kita memang boleh berkuasa, atau merasa berkuasa. Tapi waktu sungguh waktu lebih berkuasa daripada kita. Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting jauh melebihi harta. Waktu kita tua, kita baru tahu bahwa muda itu sangat penting karena masih banyak yang belum dikerjakan.

Dan, setelah di ambang ajal, kita pun baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia. Hidup itu gak lama Sob. Jadi gak usah remehkan siapapun. Gak usah banyak mengeluh apalagi menghujat. Untuk apa mengurusi orang lain bila lebih baik mengurusi diri sendiri. Bukankah “dunia elo ya dunia elo, dunia gue ya dunia gue..."

Jangan remehkan siapapun. Itu hanya pesan moral. Bahwa sudah saatnya, siapapun, membuat hidup lebih berharga. Saling menghargai, saling menghormati. Bila perlu saling membantu dan memberi, saling mendukung satu sama lainnya.

Hidup memang tidak sederhana. Tapi menjalani hidup bisa dilakukan dengan sederhana.

Maka jangan meremehkan siapapun. Karena sama sekali tidak ada orang hebat dengan cara meremehkan orang lain. Dan belum tentu orang yang diremehkan lebih buruk dari yang meremehkan.

"Jadilah yang terhebat, tapi jangan pernah meremehkan yang terlemah sekalipun". Salam ciamikk !! #TGS #LiterasiKehidupan

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler