“Jadi sebenarnya saya itu enggak terlalu penting kali sama bapak (Jamaluddin) tapi seolah-olah dibuat penting. ada orang lain yang mengompori keadaan ini. Kalau saya berurusan sama bapak saya ada nomor hp nya," kata Maimunah kepada Tribun Medan.
Saksi kunci ini sudah diperiksa polisi. Maimunah juga berharap bisa mendapatkan perlindungan hukum baik dari kepolisian maupun Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban karena belakangan ini masih adanya pihak-pihak yang mencoba mengintimidasinya.
Memperkuat temuan lain
Kesaksian Maimuah itu memperkuat temuan lain bahwa sesuai hasil otopsi, korban 20 jam sebelum otopsi sudah meninggal. Karena otopsi dilakukan sekitar jam 20.00 malam, Artinya jika dihitung mundur 20 jam itu, dia meninggal sekitar jam 3 atau 4 subuh.
Temuan itu masih sejalan dengan pernyataan Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto sebelumnya. Ia menyatakan kemungkinan pelakunya "orang dekat" dan pelaku mengenal korban.
Kesaksian isteri yang janggal
Sebelumnya, Zuraida Hanum, isteri korban, mengatakan bahwa pada pagi hari saat kejadiaan berangkat sekitar pukul 05.00 WIB. Jamaluddin pamit hendak menjemput rekannya di bandara. Hanya kesaksian ini tidak sejalan dengan waktu perkiraan korban dibunuh sesuai hasil otopsi.
Pengakuan isteri juga berbeda dengan temuan CCTV tetangga korban, yang merekam mobil korban keluar dari rumahnya sekitar pukul 04.00 WIB. Adapun CCTV di rumah Jamaluddin dalam kondisi mati.
Seperti diberitakan oleh Tribun-Medan.com, Pejabat Humas PN Medan, Erintuah Damanik, mengatakan: "Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV (di rumah Jamaluddin) tidak dicolokkan, padahal sebenarnya berfungsi. Jadi disengaja."
Kasus pembunuhan hakim Jamaluddin
Dalam rekaman CCTV tetangga itu, arah mobil Jamaluddin itu berbeda dengan arah biasannya jika beragkat ke kantor atau bandara. "Kalau mobil itu keluar biasanya ke kanan. Tapi kalau hari itu ke kiri bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat ada sepeda motor yang mengikuti," kata Erintuah .
Temuan itu juga sesuai dengan kesaksian warga desa di lokasi mayat Jamaluddin ditemukan. Ada kesaksian bahwa mobil korban sudah terlihat mondar-mandir di sana sekitar pukul 05.00. Jarak antara rumah Jamaluddin hingga ke desa tersebut sekitar 30 kilometer.
Kesaksian warga itu disampaikan oleh Kapolsek Kutalimbaru Ajun Komisaris Bitler Sitanggang kepada KompasTV yang ditayangkan pada 30 November. Saat itu Kapolsek juga bersama warga. Bahkan terdengar juga kesaksian warga menyatakan hal yang sama. ***
Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.