Teka-teki pembunuhan hakim Jamaluddin belum terjawab kendati sudah banyak sekali petunjuk. Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan bahwa pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan itu dilakukan secara terencana.
"Sudah pasti ini pembunuhan terencana," kata Irjen Agus Andrianto, Sabtu, 14 Desember 2019, seperti diberitakan oleh Antaranews. Menurut dia, polisi masih menganalisis keterangan saksi dan alat bukti.
"Yang lain-lain saya rasa tidak perlu kita ungkap karena itu merupakan kegiatan teknis kita. Semakin terencana suatu kejadian butuh waktu untuk mengungkapkannya," ujarnya.
Hakim Jamaluddin, 55 tahun, ditemukan tewas di dalam mobil yang terperosok di jurang kebun sawit, 29 November 2019. Lokasi penemuan mayat korban itu berada di Desa Suka Dame, Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Polisi setempat menerima laporan warga sekitar pukul 13.30. Tubuh korban tengkurap di sela kursi tengah dan depan di dalam mobil pribadinya.
Lepas dari pernyataan Kapolda, berikut ini sejumlah indikasi dari temuan dan kesaksian selama ini bahwa pembunuhan itu dilakukan secara terencana.
1.Kamera CCTV di rumah dimatikan
Seperti diberitakan oleh Tribun-Medan.com, Pejabat Humas PN Medan, Erintuah Damanik, mengatakan: "Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV (di rumah Jamaluddin) tidak dicolokkan, padahal sebenarnya berfungsi. Jadi disengaja."
Polisi mendeteksi kepergian Jamaluudin justru dari CCTV tetangga. Dari temuan ini, mobil Toyota Land Cruiser milik korban pada hari itu diduga sudah keluar dari rumah sekitar 04.00, bukan pukul 05.00 seperti kesaksian isterinya.
Arah mobil Jamaluddin itu berbeda dengan arah biasannya jika beragkat ke kantor atau bandara. "Kalau mobil itu keluar biasanya ke kanan. Tapi kalau hari itu ke kiri bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat ada sepeda motor yang mengikuti," kata Erintuah .
2.Korban berpakaian training
Korban ditemukan dengan pakaiann training. Kendati hal ini sesuai dengan penjelasan dari isterinya, Zuraida Hanum—ia mengatakan saat berangkat korban berpakaian seusai yang ditemukan-- hal ini justru janggal.
Biasannya PN Medan memang ada kegiatan olahraga pada hari Jumat. Namun saat itu tidak ada kegiatan olahraga. Apa mungkin Jamaluddin tidak lihat jadwal acara atau salah kostum?
Selanjutnya: Ketua PN Medan....
Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.