x

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, saat menghadiri Smesco Jabar Festival 2019 di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu, 28 September 2019.

Iklan

Fajar Pradana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Desember 2019

Senin, 16 Desember 2019 15:40 WIB

Perkembangan Creative Economic atas Dukungan Garuda Merah Putih

suatu negara perlu pertumbuhan ekonomi yang baik. Komponen pembentuk pertumbuhan tersebut dilihat dari PDB yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh perilaku konsumen terutama tingkat konsumsi rumah tangga disetiap wilayah Indonesia. Konsumsi rumah tangga menyumbang 56,52% dari pembentukan PDB Indonesia, pada kuartal III-2019 hanya tumbuh 5,01%. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,17% dan menjadi laju terlemah sejak kuartal I-2018. Akibat perekonomian yang tidak seimbang, Pemerintahan Presiden Jokowi mendukung adanya pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pada setiap daerah dari Sabang sampai Merauke diharapkan mampu mengembangkan potensi UMKM melalui pelatian dan dukungan fasilitas usaha. Selain itu, upaya lain untuk mendukung perekonomian dalam negeri diperlukan implemenasi ekonomi kreatif guna menggali potensi produk-produk dalam negeri untuk bersaing dengan produk impor yang datang dari luar. Ekonomi kreatif saat ini bisa dioptimalkan melalui persiapan SDM berkualitas, untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan perekonomian sebelumnya perlu setiap lingkungan teruatama peran orang tua untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sehingga generasi milenial saat ini mampu mendukung perekonomian indonesia melalui ekonomi kreatif

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keberadaan sumber pangan menjadi salah satu tujuan pencapaian kedaulatan pangan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi rumah tangga di negara Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pangannya sehingga mau tidak mau harus impor dari negara lain, seperti mesin peralatan listrik, plastik, serealisa, pupuk, bubur kayu, gula, filamen, dan garam.

Ketergantungan pada negara lain pada jangka pendek tidak ada dampak yang signifikan, namun jangka panjang apabila nilai tukar dollar naik, atau terjadi inflasi maka negara akan kesulitan dalam pemenuhan barang impor. Diketahui dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada April (15/04/19) bahwa impor Indonesia mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%. Hal ini perlu dipertahankan namun sebaliknya pada ekspor sebesar US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year on year. Secara makro, Ekspor hendaknya lebih tinggi pada Impor untuk pemenuhan devisa negara. Akibatnya, Produk Domestik Bruto (PDB) melambat dibandingkan dengan kuartal I dan II-2019 yang tumbuh 5,07% dan 5,05%. PDB kuartal III bahkan menjadi yang terendah sejak kuartal II 2017.

Dalam perkembangannya suatu negara perlu pertumbuhan ekonomi yang baik. Komponen pembentuk pertumbuhan tersebut dilihat dari PDB yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh perilaku konsumen terutama tingkat konsumsi rumah tangga disetiap wilayah Indonesia. Konsumsi rumah tangga menyumbang 56,52% dari pembentukan PDB Indonesia, pada kuartal III-2019 hanya tumbuh 5,01%.

Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,17% dan menjadi laju terlemah sejak kuartal I-2018. Akibat perekonomian yang tidak seimbang, pemerintahan presiden Jokowi mendukung adanya pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pada setiap daerah dari Sabang sampai Merauke diharapkan mampu mengembangkan potensi UMKM melalui pelatian dan dukungan fasilitas usaha.

Selain itu, upaya lain untuk mendukung perekonomian dalam negeri diperlukan implemenasi ekonomi kreatif guna menggali potensi produk-produk dalam negeri untuk bersaing dengan produk impor yang datang dari luar. Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi kreatif berupa konsep ekonomi yang berkembang pada aset kreatif dan berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Konsep creative economy lebih mengutamakan kreativitas, ide, dan pengetahuan manusia sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Ekonomi kreatif saat ini bukan hanya sekedar pengiklanan dan desaign produk namun, lebih ditekankan pada pemasaran dan kreatifitas pengembang usaha dalam menambahkan inovasi lebih pada produk/bidang yang ditekuninya. Berbagai potensi ada di UMKM di setiap wilayah, UMKM juga mampu mengurangi angka pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja.

Ikuti tulisan menarik Fajar Pradana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB