x

Asmaul Husna

Iklan

Wigati Amalia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 November 2019

Selasa, 17 Desember 2019 06:30 WIB

Mahasiswi Akuntansi Dibunuh Kekasih: Ajaib, Kematian Telah Dia Gambar di Lukisan Terakhirnya

Tragedi Asmaul Husna, 21 tahum, meninggalkan kepedihan yang luar biasa bagi ayah, ibu, dan saudaranya di Soppeng, Sulawesi Selatan. Mahasiswi UIN Alauddin Makassar ini dibunuh oleh kekasihnya sendiri, Ridhoyatul Khaer yang usianya sebaya dan berasal dari kampus yang sama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sempat cekcok
Kanit Reskrim Polsek Manggala, Iptu Syamsuddin menjelaskan, pelaku membunuh korban saat  berduaan saja di rumah. "Sebelumnya pelaku dan korban cekcok di dalam kamar," kaya Syamsuddin.

Kapolsek Manggala Kompol Hasniati  membenarkan   pula ihwal pertengkaran mulut antara pelaku dengan korban. Saat itu, korban yang mengaku telah hamil empat bulan meminta pertanggungjawaban kepada pelaku.

Ia ingin menelpon ayahnya, tapi dilarang oleh pelaku. Pertengkaran hebat  itu menyebabkan pelaku kalap kemudian membunuh  korban.

Meninggalkan lukisan
Seperti diberitakan oleh celebesmedia, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr Amiruddin mengatakan, korban merupakan mahasiswi berprestasi. Seminggu sebelum meninggal, korban sempat mengikuti lomba lukisan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. “Korban melukis seperti gambaran pada dirinya, di mana lukisan terdapat luka di bagian leher,” ujar Amriuddin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lukisan Asmaul Husna (celebesmedia.id)

Dalam lomba menggambar dalam rangka Milad Fakultas Febi yang ke 6 ini, Asmaul Husna juara dua dari 18 orang.

Lukisan  berukuran 24.5 cm x 37 cm   yang menggambarkan seorang perempuan dengan tangan terikat dan leher terjerat itu seolah mengisahkan dirinya.  Wanita itu juga meneteskan air mata. Ada juga seseorang  seperti menggunting leher perempuan itu.

Puisi  Korban
Asmaul Husna cukup ceria di mata teman-temannya. Tak pintar melukis, ia juga dikenal suka bikin puisi. Berikut puisi terakhir dia:

Anak Ibu sedang menahan tangis;
Katanya karma sedang berjalan menuju ke arahnya, katanya karma akan segera menjemputnya.

Anak ibu Ialu menangis;
Tangisannya pelan tak terdengar dibalik pintu toilet karena sedang menggigit bibir bawahnya agar suaranya tangisannya tak pecah hingga akan muncul desas desus tanya para penggibah.

Tangisnya tak terdengar karena disamarkan oleh suara air yang keluar dengan patuhnya dari mulut bapak keran di toilet.

Anak ibu Ialu diam;
Pikirannya penuh dengan kesalahan dan cara menempuh penebusan.

Haruskah anak ibu meninggalkan dunia dengan cara paling tragis atau hidup di dunia dengan cara paling tragis pula.

Anak ibu kemudian tertidur;
Terpejam dengan mata sembab, tubuh dingin dipeluk angin malam tak ada yang peduli.
Sebab ibu jauh di sana dan tak tahu apa-apa tentang anaknya ini.

 

***

Ikuti tulisan menarik Wigati Amalia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler