x

Ilustrasi Eksplorasi Produksi (EP) Pengeboran sumur migas PT Pertamian. Foto Dok. SKK Migas

Iklan

djohan chan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 November 2019

Kamis, 19 Desember 2019 10:29 WIB

Sumur Migas ke 6 Terbesar di Dunia Ditemukan di Musi Banyuasin

Ditengah isyu yang tidak sedap menerpa PT Pertamina (Persero) yang dianggap jalan ditempat. Tidak melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negri, terkecuali mengimpor dari Negara luar. Tiba tiba dikejutkan adanya temuan tambang minyak yang berkapasitas 2 TCF (Triliun Cubic Feet).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ditengah isu yang tidak sedap menerpa PT Pertamina (Persero) yang dianggap jalan di tempat, tiba tiba dikejutkan adanya temuan tambang minyak yang berkapasitas 2 TCF (Triliun Cubic Feet). Lokasi penemuan di di Desa Kaliberau, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel).

Lokasi sumur Bahan Bakar Minyak (BBMitu ditemukan Repsol bersama partnernya (Moeco dan Petronas) yang mengakselerasi kegiatan eksplorasi pengeboran migas tersebut. Lahan seluas 4,7 hektar yang terletak di di Desa Kaliberau ini semula milik Talisman. Namun pada tahun 2015, dibeli oleh Repsol, salah satu anggota Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina yang juga Satuan Kontraktor Kerja (SKK) Migas Blok Sakakemang.

Penemuan cadangan migas tersebut pertama kali diungkapkan oleh Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto. Prediksi 2 Triliun Cubic Feet (TCF) migas dari sumur tersebut, diperoleh dari hasil eksplorasi pengeboran, dengan kedalaman 2.430 meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, penemuan cadangan migas tersebut masih dalam evaluasi, dan di harapkan dapat menambah produksi migas Indonesia. Cadangan gas yang ditemukan oleh KKKS (K3S) Repsol diestimasikan mencapai 2 TCF (Triliun Cubic Feet).

Staf Kementeri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, ketika itu memberikan apresiasi kepada Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, atas usaha dan kerjasama mereka dengan K3S, sehingga menemukan cadangan minyak dan gas di Blok Sakakemang, sebesar 2 Triliun Cubic Feet (TCF).

“Temuan tambang migas itu, merupakan hasil terbesar ke-6 didunia, setelah 1. Zhongqiu China, 2. Dorado Australia, 3. Calypso Siprus, 4. Obskaya Severnaya Rusia, 5. SPS Brasil, semuanya kurang dari 1 CTF,” kata Arifin Tasrif.

Berdasarkan keterangan disebutkan bahwa  cadangan migas Indonesia, hanya akan bertahan hingga tahun 2023, dengan produksi sekitar 770 ribu barel per hari. Lalu akan merosot ke 500 ribu barel pada 2024, kemudian terus menyusut ke 330 ribu barel pada 2030, lalu terperosok di 220.000 ribu barel pada 2035.

Arifin Tasrif juga mengakui, temuan minyak dan gas di Sakakemang, jika 100 persen bisa di produksi, ia meyakini akan mampu menunjang kebutuhan BBM di Indonesia dalam kurun waktu selama 27 tahun kedepan. "Dengan tingkat produksi sebesar 1,139 juta barrel per hari," kata Arifin. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kegiatan eksplorasi di Wilayah Kerja (WK) Sakakemang dilakukan oleh konsorsium Repsol, Petronas dan Mitsui Oil Exploration. Tahap eksplorasi pembangunan fasilitas produksi memakan waktu hingga delapan tahun ke depan, usai tahap eksplorasi selesai.

Eksplorasi cadangan migas Kaliberau, tahap pertama dilakukan sejak tahun 2009, oleh kontraktor kerjasama (Talisman). Lahan seluas 4,7 hektar ini, pada tahun 2018 Dialihkan kepada Repsol. Peralihan kontrak ini dilakukan dengan diteliti terlebih dahulu dari beberapa aspek, resiko, teknologi hingga investasinya.

Setelah dianggap sesuai aturan dengan memperhatikan dampak lingkungan, ekosistem dan masyarakat di sekitarnya, Repsol melanjutkan kegiatan seismik sebelumnya yang dilakukan oleh Talisman. Dari catatan KKP, Repsol masuk kembali ke Indonesia pada tahun 2009/ 2010.

Kinierja Repsol terfokus pada pengeboran, eksplorasi migas pada wilayah Indonesia Timur. Setelah itu Repsol mengelola empat Wilayah Kerja (WK) eksplorasi (East Jabung, Sakakemang, South East Jambi, Andaman 3), dan di satu wilayah kerja produksi sebagai non-operator partner.

Sumber juga menjelaskan bahwa Direktur Hulu PT. Pertamina (Persero) Dharmawan H. Samsu, dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Wilayah Kerja Jambi Merang, pada tahun 2019 telah menginvestasikan dana sebesar US$20,46 juta, untuk mendukung program kerja K3S dalam pencarian cadangan migas dimasa mendatang.   

Secara kumulatif, tambahan investasi untuk KKP Jambi Merang, juga dilakukan hingga tahun 2024 sebesar US$239,3 juta, dan untuk kegiatan eksplorasi KKP sudah dialokasikan dana sebesar US$196,5 juta, guna meningkatkan penemuan cadangan sumur migas.(Djohan)

Ikuti tulisan menarik djohan chan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler