x

Iklan

Gadis Desa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Senin, 23 Desember 2019 20:55 WIB

Sentuhan Menteri Nadiem ke Pengajaran Usia Dini

Ketika Mendikbud Nadiem Makarim menyerukan skema Merdeka Belajar untuk pendidikan Indonesia, membuat publik tersontak. Tentu saja: ada pro-kontra.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketika Mendikbud Nadiem Makarim menyerukan skema Merdeka Belajar untuk pendidikan Indonesia, membuat publik tersontak.

Tentu saja: ada pro-kontra.

Konsepsi Merdeka Belajar. Menghadirkan Guru tanpa beban administratif atau tugas lainnya di luar pekerjaan utamanya dalam pengajaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Merdeka Belajar ingin membuka paradigma Guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam mendidik (belajar-mengajar). 

Punya strategi dinamis menentukan metode pengajaran sesuai keadaan lingkungan dan persepsinya.

Begitupun murid; konsep Merdeka Belajar ingin membentuk SDM yang tidak hanya penghafal pelajaran. Murid yang mampu punya cakrawala pemikiran mendalam.

Murid yang memahami sesuatu hal sebab kajian dan logika kritis.

Merdeka Belajar terkesan hanya untuk Guru dan murid di jenjang SD, SMP, SMA/SMK.

Lalu bagaimana yang berada di PAUD atau TK?

Sebetulnya jika dipahami arah Merdeka Belajar, itu menembus semua jenjang pendidikan. Tidak terbatas pada beberapa ruang lingkup saja.

Tinggal pola saja yang beradaptasi dengan keadaan aktivitas pengajaran dilakukan. Dalam hal ini: PAUD dan TK.

Saat murid-murid PAUD dan TK lebih butuh banyak waktu untuk mengenal sesuatu dan interaksi sosial (bermain), maka di situlah Guru dapat menyusun taktik inovasi.

Agar murid PAUD dan TK tidak sekadar hafal saja nama tumbuhan, tapi juga mengetahui manfaatnya.

Supaya murid PAUD dan TK tak hanya pandai mengeja nama hewan, tapi juga menyadari mana yang buas dan tidak.

Agar murid PAUD dan TK sewaktu bermain dengan teman-temannya bukan hanya mendapat keceriaan saja, namun juga mulai memaknai arti tolong-menolong.

Hakikatnya tetap melekat makna Merdeka Belajar ke subyeknya: Guru dan murid.

Semua hanya berubah jenjang pendidikan ketika proses pengajaran. Maka mengharmoniskan ide kreatif Guru untuk diimplementasikan ke lingkungan pendidikan patut jadi tolak ukur.

Bila dicerna mendalam, justru pengejawantahan Merdeka Belajar sejak usia PAUD dan TK akan lebih mengena pada tingkatan pendidikan selanjutnya.

Sebab: murid telah terbentuk cara pikir terhadap realitas yang dipahami sesuai usianya. Sehingga tidak akan terkejut lagi ketika Merdeka Belajar juga berlangsung di SD, SMP, SMA/SMK.

Jangan khawatir. Konsepsi Merdeka Belajar tidak tersekat tingkat pendidikan. Di strata PAUD dan TK pun tak terganjal penerapannya.*

Ikuti tulisan menarik Gadis Desa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler