Pandangan kalangan NU terhadap soal khilafah tergambar juga dari ceramah Said Aqil mengenai radikalisme yang telah diunggah di youtube pada 30 November 2018. Di situ ia juga menyindir keras pandangan UAS soal khilafah.
“….Islam itu selamat.. Islam menyelamatkan orang lain atau menyelamatkan bersama-sama. Maka, di Al Quran tidak ada ayat yang menegaskan ‘umat Islam’. Nggak ada itu. Ummatan Islamiyahtan… nggak ada itu. Yang ada ummatan washatan. Karena Islam menekankan kualitas, bukan legal formal. Bukan dibenderakan umat Islam itu, tapi kualitas. Fungsi, bukan hanya lebel, bendera….Nah tidak mungkin washatan kalau tidak cerdas… Kalau kaum moderat, itu pasti berpendidikan… pinter cerdas.
Kalau radikal itu nggak perlu cerdas. Tinggal..Allahu akbar… Takbir…. Gampangkan… Khilafah… …Nggak pernah mbangun sekolah, nggak pernah mbangun pesantren… madrasah… Nggak pernah mbangun masjid, musala.. Nggak ikut berjuang… Nggak ikut berkeringat… Apalagi berdarah-darah…melawan penjajah atau apa. Tahu-tahu…khilafah… Takbir…. Artinya, yang ngomong seperti orang yang tidak cerdas…..
KH Hasyim Asy’ari dipenjara oleh Jepang di Mojokerto. Keluar dari penjara, tangan kananya gak bisa digerakkan.. Kiai Zein Mustopa dari Tasikmalaya, dipenggal oleh Jepang karena nggak mau menyerahkan hasil panen. Kiai Rusdi di Malang dibrondong peluru.
….. Jadi kiai-kiai banyak korban. Eh tahu-tahu khilafah… Takbir… Abdul Somad juga….UAS itu… Khilafah tu… Ustad Abdul Somad itu… (bilang) ’Solusi satu-satunya…dari umat itu khilafah'… saya punya rekamannya tuh…..”
***
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.